Earth Hour 2011, Momentum Bersama Tanamkan Perilaku Ramah Lingkungan
Oleh Hastri Royyani
Editor Hastri Royyani
Marlia menambahkan, "ITB sangat mendukung program Earth Hour karena dengan penghematan listrik akan membantu berkontribusi untuk mengurangi dampak perubahan iklim." Sedikit upaya tetapi jika dilakukan bersama tentu akan memberi hasil yang signifikan, ungkapnya.
Pemadaman lampu dimulai secara simbolis dengan pemukulan gong oleh Dekan SAPPK, Prof.Dr.Ir. Benedictus Kombaitan, M.Sc. Seketika penerangan lampu kemudian berganti nyala lilin berbentuk angka enam puluh yang bermakna hemat energi selama 60 menit. Boy berharap efesiensi energi melalui hemat listrik ini tidak hanya dalam momentum Earth Hour saja tetapi menjadi gaya hidup.
Setelah Satu Jam, Jadikan Gaya Hidup
Ketua Ganesha Hijau, Muhammad Fariz memaparkan, "Earth Hour ini salah satu kampanye perubahan iklim global melalui energi efisiensi." Sebuah kegiatan global yang diadakan oleh World Wildlife Fund (WWF) pada Sabtu terakhir bulan Maret setiap tahunnya. Program ini mengimbau setiap rumah dan instansi memadamkan lampu dan peralatan listrik yang tidak perlu selama satu jam, untuk meningkatkan kesadaran perlu tindakan terhadap perubahan iklim yang diawali sejak tahun 2007, jelas Fariz.
"Semoga Earth Hour ini bisa membantu meringankan beban listrik di ITB dan dunia," ungkap Fariz. Selain itu, jika program serupa Earth Hour dilaksanakan rutin sebagai pilihan gaya hidup, tentu akan memberi dampak positif hemat energi yang diharapkan bisa berkontribusi cegah perubahan iklim.
Seperti slogan Earth Hour kali ini, "Setelah 1 Jam, Jadikan Gaya Hidup", slogan ini menggantikan slogan Earth Hour tahun sebelumnya yakni, "Ubah Dunia Dalam Satu Jam". "Dengan slogan baru ini diharapkan Earth Hour tidak sekedar mengajak warga dunia untuk mematikan lampu dan peralatan elektronik lainnya selama satu jam pada momentum Earth Hour saja. Namun, juga bisa menanamkan perilaku ramah lingkungan sebagai gaya hidup sehari-hari," harap Fariz.