Edukasi dan Bantuan bagi Korban Gempa
Oleh Helga Evangelina - Mahasiswa Rekayasa Pertanian, 2021
Editor M. Naufal Hafizh
JATINANGOR, itb.ac.id — Gempa bumi yang mengguncang Sumedang pada Minggu (31/12/2023) menyebabkan ratusan rumah rusak dan menelan banyak korban jiwa. Dampak gempa ini terasa hingga Desa Cikawung, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, yang berjarak sekitar 50 km dari pusat gempa. Bencana ini menimbulkan kerugian fisik, material, dan menyisakan trauma bagi warga yang kehilangan harta benda dan anggota keluarga.
Sebagai bentuk kepedulian, Institut Teknologi Bandung (ITB) mengirimkan sembilan tim Tanggap Bencana yang bekerja secara paralel dalam berbagai bidang, seperti bidang penyediaan listrik dan air minum, penanganan sampah, layanan kesehatan dan trauma healing, serta pemulihan ekonomi.
Tim Tanggap Bencana ini dibentuk atas kerja sama Sekolah Farmasi (SF) bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITB, PT LAPI, Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Kesehatan (UPT Yankes) ITB, dosen dari Kelompok Keilmuan Estetika dan Ilmu-ilmu Seni Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB, serta Tim Psikolog dari Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) ITB. Tim ini dipimpin oleh apt. Tomi Hendrayana, S.Si., M.Si., terdiri atas 9 dosen, 5 tutor/asisten akademik, dan 10 mahasiswa.
Pada Sabtu (27/1/2024), bertempat di Gedung Kelurahan Desa Cikawung, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, Tim SF ITB melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang meliputi edukasi kebencanaan, pelayanan kesehatan, penanganan psikologi/trauma healing, dukungan psikososial bagi anak-anak korban gempa, serta bantuan logistik berupa paket sembako dan paket anak sekolah.
Kegiatan diawali dengan edukasi kebencanaan oleh Kang Rano Harjaya dari URC Pusdalops BPBD Provinsi Jawa Barat dengan target peserta edukasi sekitar 35 orang kader desa. Materi yang disampaikan mencakup pengertian dan penyebab bencana, tanda-tanda umum sebelum bencana, tindakan saat bencana seperti "drop–cover and hold on" dengan menggunakan barang sekitar sebagai pelindung, serta kegiatan mitigasi pasca bencana. Edukasi ini disertai simulasi yang memperhatikan kondisi khusus seperti ibu hamil dan ibu yang menggendong bayi. Harapannya, kader desa dapat menyebarkan pengetahuan ini kepada masyarakat luas untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana.
Kemudian, Tim SF ITB bekerja sama dengan UPT Yankes ITB memberikan layanan pemeriksaan kesehatan gratis kepada sekitar 150 warga desa Cikawung. Pemeriksaan dilakukan oleh 2 dokter umum, 3 perawat, 6 apoteker, dan 10 mahasiswa yang melakukan pengukuran kolesterol, gula darah, dan asam urat. Masyarakat, terutama lansia, mendapat penanganan untuk berbagai keluhan seperti pusing, pegal-pegal, gatal, sulit bernapas, sukar berjalan, sakit di sekitar sendi, hipertensi dan/atau dislipidemia.
Setelah pemeriksaan kesehatan, warga diarahkan ke layanan psikologi yang diadakan di gedung lapangan badminton. Dipandu oleh psikolog dari Direktorat Kemahasiswaan ITB, kegiatan ini bertujuan membantu warga mengatasi trauma yang diakibatkan oleh gempa bumi. Respons positif dari warga yang mengikuti layanan ini menunjukkan bahwa mereka merasa lebih lega dan terbantu dalam mengurangi ketakutan yang mereka alami.
Untuk anak-anak TK dan SD, dilakukan dukungan psikososial berupa aktivitas dalam ruangan seperti menggambar, mewarnai, bernyanyi, serta kegiatan luar ruangan seperti olahraga ringan dan permainan edukatif. Aktivitas ini dipandu oleh dosen dari Kelompok Keahlian Keolahragaan Sekolah Farmasi ITB dan beberapa mahasiswa. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu anak-anak melepaskan trauma dan meningkatkan keberanian mereka.
Tim SF ITB juga bekerja sama dengan Divisi Waserda–Koperasi ITB untuk menyediakan bantuan logistik berupa paket sembako untuk masyarakat yang menerima layanan kesehatan dan paket anak sekolah untuk anak-anak yang mengikuti dukungan psikososial. Hal ini menjadi langkah nyata dalam membantu meringankan beban dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat terdampak gempa, serta memberikan dukungan kepada anak-anak untuk tetap dapat melanjutkan pendidikan mereka di tengah situasi yang sulit.
Langkah tanggap ITB ini mencerminkan komitmen institusi dalam memberikan dukungan kepada masyarakat terdampak bencana. Dengan kerja sama lintas disiplin ilmu dan partisipasi aktif dari berbagai pihak, upaya ini diharapkan dapat membantu memulihkan kondisi serta meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana yang mungkin terjadi di masa mendatang.
Reporter: Helga Evangelina (Rekayasa Pertanian, 2021)