Edukasi Seni untuk Anak-Anak bersama Mahasiswa Asing
Oleh Ninik Susadi Putri
Editor Ninik Susadi Putri
"Sebenarnya terdapat beberapa isu yang terdapat di AIESEC mulai dari health, environment, dan children," tutur Nadia Risky Putri (Teknik Lingkungan 2011) selaku kordinator program pertukaran ini. Dengan memfokuskan pada anak-anak, AIESEC ITB ingin mengedukasi anak-anak melalui musik dan seni. Salah satu kegiatan yang diadakan oleh AIESEC ITB adalah mengajak para mahasiswa asing mengunjungi panti asuhan untuk mengajarkan hal berkaitan dengan musik dan seni. Dikarenakan kendala bahasa, musik dan seni cenderung dijadikan sebagai media komunikasi kepada anak-anak. Peserta program pertukaran ini mengajarkan bagaimana membuat kerajinan, bermain musik, serta mengenalkan budaya dari tempat asal mereka.
Mahasiswa asing yang menjadi peserta berasal dari berbagai negara seperti Cina, Taiwan, dan Brazil. Selain mendatangi panti asuhan, mereka juga mengunjungi berbagai tempat seperti SLB dan rumah belajar anak jalanan. "Sebenarnya program ini lebih ke social work," tambah Nadia. Program ini juga bekerja sama dengan salah satu komunitas kreatif di Bandung. Komunitas yang bertempat di kawasan Dago Pojok ini bernama Komunitas Tabu. Komunitas Tabu mengembangkan sebuah kawasan yang mengeksplorasikan kreativitas manusia atau dapat dikatakan sebagai sebuah kampung seni. Disana mahasiswa asing bersama AIESEC ITB ikut membuat sebuah hasil karya yang ditampilkan dalam pameran di desa tersebut.
Sebagai penutupan rangkaian acara pada program pertukaran ini diadakan sebuah pentas yang mengkolaborasikan anak-anak dan mahasiswa asing dalam hal musik dan seni. Program pertukaran ini bertujuan untuk membangun jiwa sosial dan kepedulian mahasiswa sebagai salah satu pengembangan kepemimpinan bagi mahasiswa. Seorang pemimpin yang baik tentu harus memiliki jiwa sosial yang tinggi. Sebagai seorang mahasiswa juga tidak terlepas dari pengabdian kepada masyarakat sebagai misi perguruan tinggi.
Sumber foto: Dokumentasi panitia