ENDINAMOSIS 2023, Inspirasi Pemberdayaan Pedesaan Melalui Inovasi Limbah Pertanian

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung mengadakan International Conference on Rural Development and Community Empowerment ke-5 atau yang disebut pula ENDINAMOSIS 2023. Acara ini berlangsung di Multipurpose Hall, Gedung Center of Research and Community Services (CRCS) ITB dan Convention Hall, Gedung Center for Advanced Science (CAS) ITB pada Rabu-Kamis (11-12/10/2023). Kegiatan ini dijalankan di bawah Pusat Pemberdayaan Perdesaan ITB (P2D ITB) yang dipimpin oleh Dr. Tri Desmana Rachmilda S.T., M.T.

Chairman ENDINAMOSIS 2023, Dr. Taufikurrahman, Ph.D., menyatakan kegiatan ini merupakan hasil diseminasi dari berbagai proyek pemberdayaan desa yang telah dilakukan. “Kita ingin kolaborasi dari berbagai pihak, perguruan tinggi, Pertamina Foundation, dan kepala daerah," tuturnya.

Konferensi tersebut dihadiri oleh sekitar 200 peserta secara luring dan daring. Tak hanya mahasiswa, perwakilan dari pemerintah daerah pun turut menghadiri acara tersebut, Wakil Bupati Tasikmalaya, Perwakilan Pemda Kabupaten Kuningan, Dinas Pendidikan, Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung dan Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi, dan Tata Ruang Kota Bandung. Acara ini juga menampilkan para keynote speaker dan invited speaker dari berbagai negara, termasuk Malaysia, Thailand, Belanda, dan Polandia.

Para keynote speaker yang hadir adalah Prof. Ir. Ts. Dr. Mohamed Thariq dari Universiti Putra Malaysia, Prof. Dr. Sukree Lang Puteh dari Fatoni University Thailand, Prof. Dr. J. Theo M. Elzenga dari Groningen Institute for Evolutionary Life Science, Belanda, Dr. Inz. Julia Goscianska Lowinska dari Poznanski Instytut Technologiczny, Polandia, serta Prof. Dr. Delik Hudalah, S.T., M.T., M.Sc., dari Institut Teknologi Bandung.

Sementara itu, invited speaker yang hadir antara lain berasal dari Pertamina Foundation, perwakilan Desa Krandegan, perwakilan Desa Guranteng, Arike Tomson dari Groningen Water Resources Management, serta Greeneration Foundation.

Mengusung tema “Agricultural Waste Management through Product Innovation to Improve Land Quality and Community Economy“, para keynote speaker menyampaikan berbagai proyek pemberdayaan masyarakat dan pedesaan yang telah mereka lakukan.

Salah satu proyek yang dibahas adalah penggunaan kulit nanas sebagai bahan biomaterial pesawat. Proyek lain termasuk pembangunan hunian apung di Desa Haurngombong, Sumedang, serta pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) untuk membantu pemasaran hasil pertanian.

Pada sesi diskusi, perwakilan dari Desa Krandegan dan Desa Guranteng juga berbagi pengalaman mereka dalam proyek pemberdayaan pedesaan. Selain itu, Desa Haurngombong dan Desa Guranteng mengirimkan produk hasil petani dan UMKM desa tersebut untuk dikenalkan dan dijual kepada peserta konferensi. Dari Desa Guranteng produknya berupa kopi Java Robusta dan Java Arabica, sementara dari Desa Haurngombong berupa ubi oven, keripik ubi aneka rasa, kremes ubi, dan keripik pisang.

Dalam pembicaraan ini, Dr. Taufikurrahman mengingatkan mengenai pentingnya pengelolaan limbah pertanian dengan cara yang positif. "Jangan sebut waste, sebut saja raw material, karena kalau waste seperti sudah tidak terpakai tapi kalau raw material masih bisa digunakan untuk tujuan lain. Sesuai misi ITB, relevant locally, sehingga keberadaan kita dirasakan oleh masyarakat," ujarnya.

Selain itu, pada malam hari, dilakukan Round Table Discussion yang merupakan ajang diskusi mengenai kegiatan yang bisa dilakukan bersama-sama untuk menciptakan proyek atau produk inovatif.

Dalam diskusi ini, para peserta diskusi mencari solusi lintas disiplin untuk memanfaatkan pengetahuan mereka guna menciptakan produk atau proyek yang bermanfaat bagi masyarakat. Hasil Round Table Discussion yakni melaksanakan kegiatan pemberdayaan pedesaan bersama Pertamina Foundation serta dapat dihasilkan jurnal yang dapat bermanfaat.

"Ini memang lintas disiplin. Apa sih teknologi tepat guna yang bisa kita create dari masing-masing bidang," ucapnya.

Pada hari kedua konferensi, diadakan parallel session. Sesi ini mencakup presentasi proyek pemberdayaan masyarakat yang telah berhasil diimplementasikan. Para peserta parallel session terdiri dari 18 kelompok yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, diantaranya, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Halu Oleo, Universitas Jambi, Universitas Sebelas Maret, Institut Teknologi Telkom Purwokerto, dan Universitas Padjadjaran.

Pada tahun ini, P2D ITB berencana untuk membuat jurnal yang berisi tulisan hasil pemberdayaan pedesaan. Peserta parallel session yang terpilih akan memiliki kesempatan untuk menuliskan hasil pengabdian masyarakat mereka di jurnal tersebut.

Beliau berharap bahwa hasil-hasil yang diperoleh dari konferensi ini akan dapat menjadi sumber inspirasi bagi projek-projek kolaboratif di masa depan, termasuk kerjasama antar universitas, terutama dengan perguruan tinggi dari luar negeri.

“Ke depannya semoga semakin banyak bidang ilmu dan orang-orang yang bisa terlibat. Menurut saya yang penting bisa menghasilkan karya-karya yang bisa dirasakan oleh masyarakat. Jadi tidak hanya sampai di jurnal, tapi juga langsung dirasakan masyarakat," tuturnya.

Konferensi ENDINAMOSIS 2023 telah memberikan ruang bagi para ahli dan praktisi pemberdayaan pedesaan untuk berbagi ide dan pengalaman mereka dalam proyek yang berdampak langsung pada masyarakat pedesaan. Ini adalah langkah penting dalam mendukung pembangunan pedesaan yang berkelanjutan dan kemakmuran masyarakat.
ITB pun berkomitmen untuk terus mendukung inisiatif pemberdayaan pedesaan ini dalam upaya mencapai kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Reporter : Ardiansyah Satria Aradhana (Rekayasa Pertanian, 2020)