Evaluasi Capaian Sektor Transportasi Udara 2015-2024 oleh Prof. Tatacipta Dirgantara: Kemajuan dan Tantangan dalam Pembangunan Transportasi Udara Indonesia

Oleh Indira Akmalia Hendri - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id - Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (FTMD ITB) menggelar Expert Talk dengan tema "Capaian Sektor Transportasi Udara 2015-2024" yang berlangsung di Aula Barat ITB. Acara ini dihadiri sejumlah pakar dan profesional terkemuka dalam bidang transportasi udara, yang bersama-sama membahas berbagai aspek terkait perkembangan dan pencapaian sektor ini dalam periode tujuh tahun terakhir.

Dekan FTMD ITB, Prof. Dr. Tatacipta Dirgantara, M.T., menyampaikan pemaparannya mengenai transformasi satu dekade transportasi udara hingga tantangan yang akan dihadapi di masa depan.

Beliau menjelaskan data mengenai indikator keberhasilan sektor transportasi udara di Indonesia. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, total jumlah penumpang mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu sekitar 15,83%, meningkat dari 82,1 juta penumpang pada tahun 2014 menjadi 95,1 juta penumpang pada tahun 2024. Selain itu, jumlah bandara aktif mengalami pertumbuhan yang substansial, dari 146 bandara menjadi 251 bandara. Peningkatan jumlah rute perintis pun terlihat, yang awalnya berjumlah 150 rute kini bertambah menjadi 264 rute.

Semua angka ini menunjukkan kemajuan yang berarti dan memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan nasional sektor transportasi udara. Data tersebut mencerminkan usaha pemerintah dan stakeholder dalam mengembangkan infrastruktur dan aksesibilitas di seluruh wilayah Indonesia, yang berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi dan konektivitas antar daerah.

“Dari segi ekonomi, sektor transportasi dan pergudangan memberikan kontribusi yang signifikan, yaitu 1%, terutama dari sektor udara. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya transportasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar beliau.

Adapun realisasi penumpang menunjukkan peningkatan yang konsisten sejak tahun 2020 hingga mendekati 2023. Selain itu, realisasi kargo mengalami peningkatan signifikan hingga 2021, dengan tren penyesuaian setelah pandemi Covid-19.

Selain itu, penambahan jumlah penerbangan di rute perintis telah menghasilkan berbagai dampak positif. Rute-rute baru ini berhasil menghubungkan 120 kabupaten/kota sehingga meningkatkan aksesibilitas bagi masyarakat. Dalam hal ini, penerbangan tersebut telah mengangkut 2 juta orang dan 27 ton kargo, yang menunjukkan peran penting transportasi udara dalam mendukung mobilitas dan perekonomian lokal. Kehadiran penerbangan di rute perintis pun berkontribusi pada penurunan disparitas harga, memberikan manfaat lebih bagi masyarakat di daerah yang sebelumnya terisolasi.

Selama sepuluh tahun terakhir, telah dibangun 22 bandar udara baru dan direvitalisasi 40 bandar udara yang ada, termasuk pembangunan Bandar Udara Maratua dan revitalisasi Bandar Udara Soekarno Hatta. Upaya ini mencerminkan komitmen yang kuat untuk meningkatkan infrastruktur transportasi udara di Indonesia dan memperluas jaringan penerbangan sehingga dapat mendukung mobilitas masyarakat serta pertumbuhan ekonomi.

Meskipun industri penerbangan mengalami pertumbuhan yang signifikan ada beberapa tantangan yang dihadapi, terutama terkait dengan penurunan on time performance. Meski demikian, indeks kepuasan pengguna tetap menunjukkan angka yang cukup tinggi.

“Pada tahun 2022 dan 2023, sektor transportasi udara Indonesia berhasil mencatatkan prestasi tanpa kecelakaan, menunjukkan peningkatan dalam standar keselamatan penerbangan yang patut diapresiasi,” ujarnya.

Untuk mendukung keberlanjutan lingkungan hidup, telah dilakukan upaya penurunan emisi dan terlihat hasil yang cukup baik. Beberapa program yang dilakukan adalah program peremajaan armada angkutan udara, performance-based navigation, serta penghijauan lingkungan bandara.

Tantangan ke depan dalam sektor transportasi udara mencakup beberapa aspek krusial, seperti masalah navigasi, pengembangan bandara, dan kapasitas operasional. Selain itu, isu lingkungan, terutama terkait dengan green aviation, menjadi perhatian penting yang perlu diatasi untuk memastikan keberlanjutan industri ini.

Berdasarkan peta jalan nasional yang dikeluarkan oleh Bappenas, industri kedirgantaraan dinyatakan sebagai sektor yang sangat vital bagi perekonomian. Namun, tantangan besar masih ada, terutama terkait dengan ketergantungan pada produk pesawat terbang buatan luar negeri, yang mana industri pesawat terbang lokal belum dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Permasalahan rantai pasok menjadi faktor utama yang harus diatasi untuk mendorong kemandirian dalam industri penerbangan.

Beliau berharap sektor transportasi udara dapat terus berkembang dengan mengatasi tantangan-tantangan yang ada.

Reporter: Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)

#transportasi #transportasi udara #tatacipta dirgantara #ftmd #expert talk