Focus Group Discussion FGB ITB, Perkuat Kolaborasi Riset dan Inovasi Bersama Industri
Oleh Indira Akmalia Hendri - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
BANDUNG, itb.ac.id – Forum Guru Besar (FGB) Institut Teknologi Bandung menggelar Focus Group Discussion bertema “Kolaborasi Industri dan ITB”, di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Sabtu (14/6/2025). Kegiatan ini menjadi ruang dialog strategis antara sivitas akademika dan pelaku industri guna memperkuat sinergi dalam riset dan inovasi yang relevan dengan kebutuhan industri.
Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB, Prof. Ir. Lavi Rizki Zuhal, Ph.D., menyampaikan berbagai potensi kolaborasi ITB dan industri dalam mengakselerasi hilirisasi hasil riset di Indonesia.
“Acara ini sangat penting bagi ITB, kami bisa berinteraksi dengan para alumni dan pihak industri. Kami berharap bisa bersinergi bersama sehingga dapat melaksanakan rencana-rencana yang dirancang untuk mendukung program-program pemerintah ke depan,” ujarnya.
Membangun Ekosistem Riset yang Relevan dan Berdampak

Prof. Lavi mengatakan bahwa riset yang berdampak bukan hanya dilihat dari sisi publikasi, tetapi dari seberapa besar pengaruhnya terhadap masyarakat dan industri. Riset ITB berorientasi pada persoalan yang dihadapi masyarakat dan industri dengan pendekatan kolaboratif, salah satunya melalui 42 pusat/pusat penelitian, yang terdiri atas para peneliti lintas fakultas/sekolah.
Di ranah internasional, ITB telah berkolaborasi dengan berbagai perguruan tinggi ternama dunia, seperti Massachusetts Institute of Technology (MIT), University of Oxford, dan University of Cambridge. Kolaborasi ini menghasilkan berbagai publikasi bersama di Jurnal dengan Impact Factor (JIF) tinggi, yang memperkuat reputasi ilmiah ITB di kancah global. Selain itu, dari segi inovasi, ITB telah melakukan innovation, technology implementation, and business development; business incubation and acceleration; serta transfer technology dengan berbagai mitra industri internasional. Dari segi akreditasi pun, lebih dari 20 program studi hingga fakultas/sekolah di ITB sudah terakreditasi internasional.
Ekosistem menjadi wadah bagi pengembangan keilmuan, juga berperan sebagai jembatan strategis antara dunia akademik dan industri.
Di sisi lain, ITB terus berupaya untuk mengoptimalkan ekosistem inovasi berbasis riset unggul dan berdampak melalui peningkatan kualitas dan kuantitas riset dan inovasi serta institusionalisasi layanan kepakaran.
Kolaborasi ITB di Bidang Penelitian dan Inovasi

Bentuk nyata kolaborasi riset ITB dengan mitra internasional adalah kemitraan strategis dengan Daewoong Pharmaceutical Ltd. (Korea Selatan). Sejak 2016, Daewoong mendukung penelitian dosen ITB, memberikan beasiswa bagi mahasiswa pascasarjana, hingga mendirikan Joint Research Laboratory Drug Delivery System Research Institute ITB-Daewoong Foundation. Melalui program fellowship, magang profesional, dan riset bersama, kolaborasi ini menjadi jembatan kebutuhan industri global dengan keahlian para peneliti dari ITB.
Selain itu, ITB juga bekerja sama dengan GEM dan Central South University (CSU), Tiongkok, mendirikan laboratorium bersama China-Indonesia Joint Research Laboratory for New Energy Materials and Metallurgical Engineering Technology di ITB Kampus Jatinangor. Laboratorium ini berfungsi sebagai pusat riset bersama di bidang teknologi material dan energi baru, sekaligus menjadi sarana pengembangan kapasitas sumber daya manusia. Program ini turut menyediakan beasiswa penuh untuk mahasiswa magister dan doktoral.
Di tingkat nasional, ITB juga turut berkontribusi dalam pengembangan produk strategis seperti adsorben desulfurisasi "Merah-Putih", hasil kerja sama dengan PT Pupuk Kalimantan Timur dan PT Rekayasa Inovasi ITB. Produk ini berhasil lolos uji laboratorium, diterapkan dalam skala industri, dan telah mendapat paten nasional.
Selain itu, ada PT Katalis Sinergi Indonesia (KSI) bersama Pertamina dan Pupuk Kujang menjadi tonggak penting dalam produksi katalis nasional pertama berbasis riset ITB.
Inisiatif serupa juga dilakukan dalam bidang perangkat medis melalui pengembangan Non-Invasive Vascular Analyzer (NIVA) bersama PT SCNP, serta kolaborasi teknologi dengan Axioo dan Intel dalam proyek laptop buatan Indonesia untuk mendukung kemandirian perangkat digital dalam negeri.
Mendorong Hilirisasi melalui ITB Innovation Park

Sebagai penggerak hilirisasi hasil riset, ITB memiliki dua ITB Innovation Park, yang berada di seberang Kampus Ganesha dan area Summarecon, Gedebage, Kota Bandung. Kawasan ini menjadi tempat inkubasi startup, fasilitas pengujian produk, serta pusat pengembangan teknologi strategis seperti smart city, green chemistry, hingga biomedicine. Dengan konsep triple helix antara kampus, industri, dan pemerintah, innovation park dirancang untuk mempercepat adopsi teknologi hasil riset ke pasar dan meningkatkan kontribusi IPTEK pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam kegiatan tersebut, narasumber yang menyampaikan materinya antara lain Prof. Ir. Lavi Rizki Zuhal, Ph.D. (WRRI ITB), Ir. Hamdhani Dzulkarnaen Salim, M.M. (Presiden Direktur PT. Astra Otoparts Tbk.), Dr. Kaharuddin Djenod, M.Eng. (Direktur Utama PT. PAL), Ir. Hilmi Panigoro, MBA., M.Sc. (MEDCO Energi), dan Dr. M. Fauzan Adziman, S.T., M.Eng. (Dirjen Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek).
Melalui FGD ini, ITB berkomitmen membangun kolaborasi antara dunia akademik dan industri. Pertukaran gagasan dalam kegiatan ini memperkuat sinergi untuk hilirisasi riset, serta memperlihatkan kesamaan visi dalam menciptakan ekosistem inovasi yang relevan, berkelanjutan, dan berdampak.
Reporter: Indira Akmalia Hendri dan M. Naufal Hafizh








