FPA XII ITB: Bersama dalam Harmoni, Menyatukan Suara Alam
Oleh kikywikantari
Editor kikywikantari
BANDUNG, itb.ac.id - Festival Paduan Angklung XII ITB (FPA XII ITB) yang berlangsung pada tanggal 16-21 November 2009 bertempat di kampus ITB, merupakan sebuah program kerja rutin Keluarga Paduan Angklung ITB (KPA ITB) berupa pekan kreatifitas musik angklung yang diselenggarakan untuk masyarakat domestik maupun mancanegara guna menjalin silaturahmi, berbagi isu seputar dunia angklung, dan ajang kompetisi musik angklung.
Acara tersebut dimeriahkan oleh berbagai tim serta tokoh-tokoh angklung domestik maupun mancanegara sebagai wujud nyata pelestarian eksistensi musik angklung baik nasional maupun internasional, dengan rangkaian acara, yaitu: Lomba Paduan Angklung kategori Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Perguruan Tinggi dan Umum, Konser Sore Hari, Seminar ''Meningkatkan Media Pendidikan dan Apresiasi terhadap Kesenian Nusantara melalui Kesenian Angklung'', Workshop ''Pembuatan Angklung'', Seminar ''Music in Singapore and Thailand'', Workshop ''Bamboo Dance'' dan Konser Penutup.
Tanggal 16 November 2009 di Aula Barat ITB, acara FPA XII ITB dibuka oleh sambutan dari Ketua FPA XII ITB, Nur Fikriyah Dzakiyah, dilanjutkan dengan sambutan dari perwakilan dewan juri untuk Lomba Paduan Angklung 2009 Kategori Sekolah Dasar (SD), Handiman Diratmasasmita, dan kemudian dilanjutkan oleh pembina KPA ITB, Dhemi Harlan. FPA XII ITB resmi dibuka dengan pemukulan gong oleh Dhemi Harlan dan dilanjutkan oleh penampilan dari tim KPA ITB.
Kemudian, di hari dan tempat yang sama, dilaksanakan Lomba Paduan Angklung kategori SD, yang dimenangkan oleh SD Isola 2 Bandung, mengalahkan enam peserta lainnya. Untuk kategori SMP yang diadakan keesokan harinya (17/11/09), dimenangkan oleh SMP 1 Balikpapan, sementara itu pada hari selanjutnya (18/11/09) untuk kategori SMA dimenangkan oleh SMA 3 Bandung, dan kategori Perguruan Tinggi dan Umum dimenangkan oleh Gentra Seba STBA.
Pada hari Selasa (17/11/09), diadakan Konser Sore bertajuk ''Serenade of Life'' di Aula Barat ITB. Acara ini menampilkan KPA ITB, Angklung Web Institute (AWI), dan penampilan dari tim sekolah-sekolah yang berpartisipasi dalam Lomba Paduan Angklung 2009. Lagu-lagu yang dibawakan merupakan lagu-lagu populer dengan berbagai macam aliran musik yang diaransemen ulang sehingga mampu memperlihatkan keragaman penyajian warna musik angklung.
Selain pertunjukan dan kompetisi angklung, pada hari Kamis (19/11/09) diadakan pula seminar yang juga bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Bandung dan dilaksanakan di Auditorium IPTEKS, Campus Center (CC) Timur ITB berjudul ''Meningkatkan Media Pendidikan dan Apresiasi terhadap Kesenian Nusantara melalui Kesenian Angklung'' pada sesi pertama dengan pembicara Aan Handoyo (pelatih angklung di tingkat SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi) dan sesi kedua yang berjudul ''Kesenian Angklung sebagai Sarana Pendidikan Sosial, Non-formal, dan Ekstrakurikuler bagi Masyarakat'' dengan pembicara Sam Udjo (guru, pelatih, dan pengelola Saung Angklung Udjo) dan Budi Supardiman (arranger angklung, CEO Angklung Web Institute).
Seminar diselingi dengan acara workshop Pembuatan Angklung, mengundang pembicara Handiman Diratmasasmita, pengrajin angklung sejak tahun 1970 dan merupakan staf ahli pengrajin angklung di Saung Angklung Udjo hingga saat ini. Peserta seminar dan workshop juga diajarkan cara bermain Bamboo Dance, di-instrukturi oleh Paphutsorn Wongratanapitak dan De Silva Alicia Joyce. Diperlihatkan bagaimana permainan musik angklung ala Thailand dan permainan tradisional bamboo dance digabungkan, sehingga membentuk suatu kesatuan antara permainan dengan musik yang dimainkan. Workshop dan seminar dihadiri oleh sekitar 60 peserta dari kalangan pelajar, mahasiswa, maupun umum.
Konser penutup pada FPA XII ITB yang dilaksanakan di Auditorium Dirgantara 1, PT Dirgantara Indonesia pada hari Sabtu (21/11/09), merupakan konser persembahan dari KPA ITB dan juga para tim juara 1 tiap kategori pada Lomba Paduan Angklung 2009 yang dilaksanakan pada 16-18 November 2009. Pada Konser Penutup ini juga diberikan piala, plakat, dan piagam penghargaan kepada para pemenang Lomba Paduan Angklung 2009, dewan juri, pembicara Seminar dan Workshop, maupun seluruh konduktor yang ikut berpartisipasi.
FPA XII ITB ini merupakan bentuk salah satu dari perwujudan nyata pelestarian kebudayaan Indonesia yang dapat dilakukan oleh mahasiswa. Melalui kegiatan tersebut, diharapkan akan muncul kegiatan-kegiatan serupa yang ditujukan untuk pelestarian kebudayaan Indonesia dengan melibatkan berbagai kalangan dan tingkat pendidikan di Indonesia sehingga semangat nasionalisme dapat ditanamkan lebih dini.
Tanggal 16 November 2009 di Aula Barat ITB, acara FPA XII ITB dibuka oleh sambutan dari Ketua FPA XII ITB, Nur Fikriyah Dzakiyah, dilanjutkan dengan sambutan dari perwakilan dewan juri untuk Lomba Paduan Angklung 2009 Kategori Sekolah Dasar (SD), Handiman Diratmasasmita, dan kemudian dilanjutkan oleh pembina KPA ITB, Dhemi Harlan. FPA XII ITB resmi dibuka dengan pemukulan gong oleh Dhemi Harlan dan dilanjutkan oleh penampilan dari tim KPA ITB.
Kemudian, di hari dan tempat yang sama, dilaksanakan Lomba Paduan Angklung kategori SD, yang dimenangkan oleh SD Isola 2 Bandung, mengalahkan enam peserta lainnya. Untuk kategori SMP yang diadakan keesokan harinya (17/11/09), dimenangkan oleh SMP 1 Balikpapan, sementara itu pada hari selanjutnya (18/11/09) untuk kategori SMA dimenangkan oleh SMA 3 Bandung, dan kategori Perguruan Tinggi dan Umum dimenangkan oleh Gentra Seba STBA.
Pada hari Selasa (17/11/09), diadakan Konser Sore bertajuk ''Serenade of Life'' di Aula Barat ITB. Acara ini menampilkan KPA ITB, Angklung Web Institute (AWI), dan penampilan dari tim sekolah-sekolah yang berpartisipasi dalam Lomba Paduan Angklung 2009. Lagu-lagu yang dibawakan merupakan lagu-lagu populer dengan berbagai macam aliran musik yang diaransemen ulang sehingga mampu memperlihatkan keragaman penyajian warna musik angklung.
Selain pertunjukan dan kompetisi angklung, pada hari Kamis (19/11/09) diadakan pula seminar yang juga bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Bandung dan dilaksanakan di Auditorium IPTEKS, Campus Center (CC) Timur ITB berjudul ''Meningkatkan Media Pendidikan dan Apresiasi terhadap Kesenian Nusantara melalui Kesenian Angklung'' pada sesi pertama dengan pembicara Aan Handoyo (pelatih angklung di tingkat SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi) dan sesi kedua yang berjudul ''Kesenian Angklung sebagai Sarana Pendidikan Sosial, Non-formal, dan Ekstrakurikuler bagi Masyarakat'' dengan pembicara Sam Udjo (guru, pelatih, dan pengelola Saung Angklung Udjo) dan Budi Supardiman (arranger angklung, CEO Angklung Web Institute).
Seminar diselingi dengan acara workshop Pembuatan Angklung, mengundang pembicara Handiman Diratmasasmita, pengrajin angklung sejak tahun 1970 dan merupakan staf ahli pengrajin angklung di Saung Angklung Udjo hingga saat ini. Peserta seminar dan workshop juga diajarkan cara bermain Bamboo Dance, di-instrukturi oleh Paphutsorn Wongratanapitak dan De Silva Alicia Joyce. Diperlihatkan bagaimana permainan musik angklung ala Thailand dan permainan tradisional bamboo dance digabungkan, sehingga membentuk suatu kesatuan antara permainan dengan musik yang dimainkan. Workshop dan seminar dihadiri oleh sekitar 60 peserta dari kalangan pelajar, mahasiswa, maupun umum.
Konser penutup pada FPA XII ITB yang dilaksanakan di Auditorium Dirgantara 1, PT Dirgantara Indonesia pada hari Sabtu (21/11/09), merupakan konser persembahan dari KPA ITB dan juga para tim juara 1 tiap kategori pada Lomba Paduan Angklung 2009 yang dilaksanakan pada 16-18 November 2009. Pada Konser Penutup ini juga diberikan piala, plakat, dan piagam penghargaan kepada para pemenang Lomba Paduan Angklung 2009, dewan juri, pembicara Seminar dan Workshop, maupun seluruh konduktor yang ikut berpartisipasi.
FPA XII ITB ini merupakan bentuk salah satu dari perwujudan nyata pelestarian kebudayaan Indonesia yang dapat dilakukan oleh mahasiswa. Melalui kegiatan tersebut, diharapkan akan muncul kegiatan-kegiatan serupa yang ditujukan untuk pelestarian kebudayaan Indonesia dengan melibatkan berbagai kalangan dan tingkat pendidikan di Indonesia sehingga semangat nasionalisme dapat ditanamkan lebih dini.