Fridaypreneurship: Gugah Semangat Berkarya Lewat Kuliah Tamu

Oleh Irfaan Taufiiqul Rayadi

Editor Irfaan Taufiiqul Rayadi

Fridaypreneurship

BANDUNG, itb.ac.id – Pertumbuhan jumlah penduduk yang tak selaras dengan ketersediaan lapangan pekerjaan menyebabkan tingginya angka pengangguran di Indonesia. Hal inilah yang menjadi perhatian Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB lewat program . Melalui program bulanan ini, SBM ITB mengundang pembicara dari berbagai perusahaan untuk menyampaikan kuliah tentang pentingnya menciptakan lapangan kerja sendiri. Gelaran Fridaypreneurship kali ini digelar di ruang Auditorium SBM ITB pada hari Jum’at (07/04/17) dan mengundang Dr. Rahmat Edi Irawan (Vice President of Service NET TV) sebagai tamu pembicara. Kuliah bertemakan “Media Contribution in Developing Entrepreneurship Program in Indonesia” ini ramai dihadiri oleh mahasiswa ITB, terutama mahasiswa tingkat magister.

Kuliah ini dibuka dengan pembahasan media sebagai salah satu indikator kondisi perekenomian suatu negara. Rahmat menyatakan bahwa semakin tinggi perekonomian suatu negara, semakin tinggi pula pendapatan penduduk yang mengakibatkan berkembangnya sifat konsumtif masyarakat. Media disini dapat berperan sebagai perantara antara perusahaan dan konsumen sehingga perusahaan dapat mempromosikan produknya kepada konsumen.

Media pun berperan sebagai platform untuk berkarya. Dengan internet sebagai perantara, semua orang mempunyai lapak untuk menjual produknya. Tak perlu dari situs komersial, melalui media sosial seperti Instagram dan Facebook pun kegiatan jual beli dapat terjadi.

Rahmat juga menyampaikan bahwa media dapat membantu mewujudkan mimpi seseorang menjadi pengusaha dengan menayangkan kisah-kisah inspiratif dari pengusaha kelas kakap Indonesia. Mengenali karakteristik media yang akan digunakan adalah suatu keharusan. Misalnya, untuk usaha online shop, media yang tepat adalah media yang dapat menampilkan foto, deskripsi, dan harga produk, seperti Instagram dan Facebook. Sementara, untuk industri kreatif perfilman, media yang paling tepat adalah televisi atau YouTube. “Jadi kita harus tau karakter media seperti apa dan gimana bisa kita manfaatkan,” ujar Rahmat menegaskan. Kuliah ini pun ditutup dengan sesi tanya jawab dan pemaparan tentang kesiapan PT Netmediatama dalam persaingan media-media karya entrepreneur di Indonesia.


Sumber gambar: dokumentasi penulis
Reporter: Zoealya Nabilla Zafra (Fakultas Teknologi Industri 2016)
ITB Journalist Apprentice 2017