Fungsikan Tap Water Kembali, Warga ITB Tak Perlu Repot Mencari Air Minum
Oleh Mega Liani Putri
Editor Mega Liani Putri
Usaha perbaikan instalasi ini sudah dimulai sejak lama yaitu pada tahun 2008, ketika sempat terjadi permasalahan di beberapa unit pengolahannya. Namun, hal ini dapat teratasi setelah diadakan pembersihan terhadap unit-unit tersebut. Unit-unit pengolahan yang terdiri dari ozonisasi, filtrasi, mikrofilter, ultrafilter, reverse osmosis, dan UV membutuhkan perawatan (maintenance) teratur setiap jangka waktu tertentu. Setelah unit-unit tersebut direvitalisasi, maka tap water siap dikonsumsi kembali oleh masa kampus.
Ketika tap water siap untuk dialirkan kembali, ternyata terjadi kebocoran di beberapa titik di sekitar kampus Ganesha. Selama ini, karena tidak ada aliran pada jaringan perpipaan tersebut, maka tidak diketahui ada permasalahan di dalamnya. Aliran air yang merembes ke jalanan itu pun menguak kerusakan pada sistem perpipaan. Tahun lalu, tim revitalisasi Tap Water ITB berhasil memperbaiki kerusakan pada sistem pengolahan air berbasis RO yang dapat berlangsung tanpa hambatan. Pada saat yang sama, tim juga berusaha memperbaiki kebocoran pada jaringan pipa serta kerusakan pada 26 kran pada water fountain yang tersebar di berbagai lokasi.
"Tap water ini untuk kita semua. Jadi tolong dipakai," ujar Iqbal. Iqbal menjelaskan bahwa pemakaian yang terus-menerus itu lebih baik sehingga air tidak lama diam di dalam pipa. Jika air terlalu lama berada di dalam pipa, ada kemungkinan lama kelamaan bakteri akan berkembang disana. 55 water fountain sudah berada di berbagai spot dan hampir semuanya dalam keadaan yang baik. Tap water yang masih belum berfungsi hanya ada di wilayah timur, yaitu dari Aula Timur, LFM, Planologi, Arsitektur, Geodesi, hingga ke GKU Timur. Water fountain belum bisa digunakan karena terkait masalah kebocoran perpipaan akibat pembangunan Laboratorium Dopping. "Masih belum bisa digunakan tapi sedang kami usahakan," ucapnya.
Seluruh civitas academica yang memanfaatkan tap water bertanggung jawab atas pemeliharaan prasarananya, terutama water fountain. Selayaknya sebuah produk rekayasa, water fountain dirancang untuk bekerja normal dan akan mudah rusak jika dipaksa bekerja pada keadaan yang memang tidak bisa dipakai (tidak ada air yang disuplai-red). Jika memang ada water fountain yang tidak bisa berfungsi selama berhari-hari atau ada kerusakan fisik yang tampak jelas, siapapun dipersilakan untuk melaporkan kepada Tim Pelaksana Revitalisasi Penyediaan Air Minum (Tap Water).
"Kami sangat mengharapkan tap water ini dimanfaatkan sebaik mungkin oleh masa kampus. Jika ada masalah, silahkan melaporkannya kepada saya," pesan Iqbal.