Ganesha Film Festival 2014: Wadah Apresiasi Karya Sineas Muda Indonesia
Oleh Neli Syahida
Editor Neli Syahida
Sebanyak 165 buah film pendek terdaftar dari seluruh Indonesia untuk dilombakan dalam festival film ini. Setelah melalui proses kurasi oleh tim kurator LFM, tiga belas film terbaik lolos dan menjadi film official selection. Film-film tersebut adalah berjudul Cerita Ivy, Sore Hari, Liburan Keluarga, Sunset, Pail, Si Manggale, Whispering Box, Cita, Sang Pembawa Pesan, Loper, Pingitan, Pencuri Sejarah, dan Haryo. Film-film tersebut akan dinilai kembali oleh dewan juri untuk memperebutkan dua buah gelar juara, yaitu Best Cinematography dan Best Film. Juri dalam festival film ini adalah Alex Sihar, Adrian Jonathan, dan Edwin. Ketigabelas film official selection tersebut juga ditayangkan di hari pelaksanaan Ganffest, yaitu di ruang 9009 dan juga di Bismegaplex yang ditempatkan di Jalan Ganeca. Selain dapat menyaksikan pemutaran film, pengunjung juga dapat mengikuti workshop pembuatan film yang diadakan di lapangan CC Timur.
Ganffest diadakan tidak hanya sebagai ajang adu kreativitas. Acara ini juga dilaksanakan untuk membangun tali silaturahmi sekaligus menjadi wadah berbagi ilmu antar komunitas-komunitas pecinta film di Indonesia. Terhitung sekitar 180 orang dari 25 komunitas hadir dan datang untuk menyaksikan karya-karya terpilih di Ganffest. Komunitas yang hadir juga difasilitasi sebuah forum silaturahmi guna membangun dan mempererat hubungan antar komunitas.
Di akhir acara, diadakan sebuah awarding ceremony dan diumumkan pemenang untuk kedua kategori penilaian. Tunggul Banjaransari dengan film pendeknya yang berjudul "Liburan Keluarga" menyapu bersih seluruh gelar juara, yaitu Best Cinematography dan Best Film. Ia memenangkan uang tunai sebesar Rp 12.000.000,00 dan juga dua buah plakat penghargaan. "Festival film seperti Ganffest ini merupakan sebuah langkah kecil dari kami yang diharapkan dapat membantu memajukan perfilman Indonesia," ujar Ibadurrahman Sidik (Teknik Industri 2010), ketua LFM ITB. Selain harapan tersebut, Ganffest juga diharapkan dapat membuka mata khalayak umum tentang karya-karya film pendek yang kini masih redup pelitanya. "It is not just about making a movie, but also making it seen," ujar M. Ishilutfidianto P. (Perencanaan Wilayah dan Kota 2011), ketua Ganffest 2014.
Oleh: Alinda N. Fitriana
Sumber dokumentasi: Dokumentasi Sosial LFM