Gangguan Gardu Listrik, Aliran Listrik di ITB Mati Total
Oleh David Samuel
Editor David Samuel
Bandung, itb.ac.id – Selasa (11/12), kampus ITB mengalami pemadaman aliran listrik sehingga mengakibatkan berbagai kegiatan rutin yang dilakukan di kampus menjadi terganggu. Kejadian ini berlangsung mulai dari hari Senin(10/12) pukul 22.00, dan baru dapat ditanggulangi pada hari Selasa pukul 14.00 siang hari.
Ditemui di Kantor BRT ITB, Bapak Mamat, teknisi bagian utilitas dan perawatan listrik ITB, menjelaskan bahwa rangkaian kejadian ini bermula dari pemadaman aliran listrik di wilayah Cimahi, Ciumbuleuit dan daerah Bandung Utara lainnya oleh PLN. Dikarenakan cuaca Bandung yang akhir-akhir ini lembab karena seringnya turun hujan, Gardu utama yang menjadi sumber listrik sebagian besar wilayah di kampus ITB, yang terletak di dekat gedung PAU dan perpustakaan pusat mengalami arus singkat (Short Circuit). Peristiwa ini diperkirakan terjadi malam hari. Hanya daerah Seni Rupa ITB dan sekitarnya saja yang tidak terganggu aliran listriknya, karena daerah tersebut mengambil aliran listrik dari gardu lain yang terpisah dari gardu utama ITB.
Pada pagi hari Selasa setelah dilakukan pemeriksaan, untuk sementara waktu, arus singkat (short circuit) yang terjadi antara gardu PAU dan perpustakaan pusat diputus, sehingga penyaluran listrik di ITB menjadi sirkuler (PAU-Oktagon-TVST- Labtek). Namun hal ini mengakibatkan beberapa sambungan listrik menjadi terganggu, seperti yang terjadi di oktagon, sehingga mengakibatkan pada hari Rabu juga masih terjadi ‘mati lampu’ lokal di gedung Oktagon.
Lebih lanjut ditambahkan oleh Bapak Chaerul sebagai Kasubbag BRT bagian utilitas listrik, bahwa terjadinya pemadaman aliran listrik di ITB lebih disebabkan oleh gangguan alam yang tidak dapat diprediksi. Seringnya hujan yang turun akhir-akhir ini mengakibatkan sambungan antar kabel menjadi basah dan rawan arus singkat (short circuit). Ketika ditanyakan lebih lanjut mengenai apakah peristiwa ini dapat dicegah dengan dilakukannya pemeliharaan terhadap jaringan listrik di ITB, beliau menambahkan, proses pemeliharaan sudah dilakukan secara rutin, bahkan seringkali teknisi BRT ITB bagian utilitas listrik sering melakukan pemeliharaan listrik dengan keadaan arus listrik masih terhubung, dengan resiko terjadi ledakan dan mengakibatkan kematian.
“Terkadang banyak sekali orang yang tidak tahu, dan tidak mau tahu akan hal ini”, Pak Chaerul berpendapat, jika pada saat dilakukan pemeliharaan jaringan listrik, aliran listrik dimatikan, maka akan menuai banyak protes dari kalangan mahasiswa dan dosen, maka dari itu, tidak jarang Bapak Chaerul dan Bapak Mamat, dibantu oleh 3 orang teknisi lainnya, melakukan pemeliharaan dengan keadaan aliran listrik masih terhubung, walau dengan resiko sangat besar.
Alvin Susanto, seorang mahasiswa dari Teknik Informatika berpendapat bahwa ia sangat menyayangkan hal ini harus dialami oleh universitas sebesar ITB. Kegiatan perkuliahan dan kemahasiswaan menjadi terganggu akibat hal ini. Alvin tidak mengetahui penyebab aliran listrik di ITB mengalami pemadaman, namun dampaknya cukup dirasakan oleh mahasiswa angkatan 2006 dan sebagian besar masyarakat ITB .