Garuda Bike, Bersepeda dengan Sensasi IoT Buatan ITB
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Sepeda merupakan alat transportasi atau olahraga yang masih banyak digunakan di Indonesia. Bahkan di kota-kota besar seperti Bandung, bersepeda kini sudah menjadi gaya hidup. Banyak fitur teknologi yang digunakan saat bersepeda, terutama untuk kepentingan berolahraga. Para pesepeda biasa menggunakan alat pengukur detak jantung, pengukur kalori, maupun Global Positioning System (GPS) untuk melihat rute perjalanan.
Perkembangan Internet of Things (IoT) turut memberikan banyak manfaat yang memaksimalkan kegiatan bersepeda. Gabungan antara kegiatan bersepeda, kebutuhan pesepeda akan data, dan jaringan internet dalam bentuk IoT menjadi peluang yang dimanfaatkan oleh Laboratorium IoT dan Perkembangan Ekonomi Digital Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mengembangkan startup bernama Garuda Bike.
Garuda Bike merupakan program Bike Sharing sepeda yang dikombinasikan dengan teknologi IoT di antaranya GPS, sistem otomatis, dan alarm. Sepeda ini ditargetkan untuk digunakan pada area tanpa kendaraan bermotor, seperti kampus dan area khusus sepeda. Pada pelaksanaannya, sepeda ini digunakan pada area tertentu yang dibatasi, terhubung dengan Wi-Fi dan satu server untuk mengumpulkan data aktivitas yang dilakukan selama bersepeda dalam bentuk Big Data. Big Data kemudian dianalisis untuk mendapatkan berbagai prediksi terkait kesehatan, pola kegiatan masyarakat, tingkat polusi udara, bahkan prediksi bencana.
Project Manager Garuda Bike, Taufiqurrahman Akmal, menjelaskan tentang Garuda Bike dan kegunaan tiap sensor yang dipasang. Dari tiga sensor yang sedang dibuat yaitu sensor log, GPS dan alarm, kita bisa tahu banyak data, misalnya data penduduk seberapa sering berolahraga, dari GPS pun akan terlihat trek mana saja yang biasa dilewati, bahkan juga tingkat polusi udara. Sepeda “pintar” ini selain punya beragam fungsi dan teknologi, juga terbilang lebih murah, sebab jaringan internetnya berasal dari wi-fi.
“Tiga tahap utama yang dilakukan Garuda Bike yaitu sensing, understanding, and acting. Kita gunakan sensor dulu, kita analisis datanya, baru nanti kita pahami hasil data ini. Hasilnya bisa kita manfaatkan kemana saja. Misalnya dengan tau area mana saja yang biasa dilewati pesepeda, kita tahu area yang ramai, sehingga cocok untuk berjualan makanan atau minuman,” ujar Taufiqurrahman saat ditemui di Lab IoT ITB, belum lama ini.
Untuk pengembangan jaringan, proyek Garuda Bike sedang melakukan kerjasama dengan Dishub Kota Bandung dan Indosat. Garuda Bike saat ini sudah siap diuji coba dan dijual prototype-nya pada bulan Juli 2019. Rencananya, Garuda Bike akan dicoba pada skala kampus di ITB serta menjalin kerjasama dengan pemerintah kabupaten Ambarawa.
Reporter: Nur Faiz Ramdhani (Rekayasa Kehutanan 2015)