Gunakan Magnet, Mahasiswa Teknik Elektro ITB Ciptakan Inovasi Pengaduk dan Pemanas Reaksi Kimia Yang Lebih Stabil Dan Merata

Oleh Vera Citra Utami

Editor Vera Citra Utami

BANDUNG, itb.ac.id – Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) Institut Teknologi Bandung (ITB) telah menyelenggarakan kegiatan tahunan yang diberi nama Electrical Engineering Days (EEDays) 2018 di Aula Timur ITB pada hari  Selasa - Kamis (22-24/05/2018).  Menampilkan 46 karya Tugas Akhir (TA) mahasiswa Teknik Elektro, pameran ini terbilang sukses menarik minat pengunjung dari luar kampus ITB.


Salah satu karya yang dipamerkan adalah ‘Sistem Pengaduk dan Pemanas Reaksi Kimia’ yang diberi nama teknologi H&S (Heat and Stir). Karya ini merupakan ciptaan Kevin Wijaya Tanotogono, Wedar Panji Mardyaningsih, dan Ciputra Mangunsong yang merupakan mahasiswa tingkat akhir Teknik Elektro (TE) ITB angkatan 2014. Alat ini dirancang sedemikian rupa untuk membantu kegiatan praktikum mahasiswa saat melakukan reaksi kimia khususnya yang membutuhkan kondisi pengadukan dan pemanasan yang stabil dan merata.

Sistem pemanasan dan pengadukan ini terdiri dari 3 subsistem, yaitu pengadukan, pemanasan, dan antarmuka pengguna. Subsistem antarmuka digunakan untuk memfasilitasi interaksi antara pengguna dengan perangkat. Subsistem pemanasan terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak untuk fungsi pemanasan. Demikian pula dengan subsistem pengadukan. Proses memasukkan suhu pemanasan yang diinginkan dan kecepatan pengadukan dapat dilakukan secara langsung dengan keypad pada antarmuka pengguna.

“Sebenarnya di laboratorium sudah ada alat pemanas dan pengaduk seperti hot plate, magnetic stirrer, dll. Hanya saja, kalau pakai hot plate kan, sumber panas nya hanya dari permukaan atas pemanasnya, dan itu alat cuma cukup untuk menampung satu gelas kimia besar maupun beberapa gelas kimia yang kecil. Nah, padahal kalau di lab kan, praktikannya banyak dan yang mau direaksikan kan banyak juga. Oleh karena itu, kami ingin menciptakan suatu produk yang dapat melakukan tugas hot plate namun dengan kapasitas yang lebih besar serta distribusi panas yang lebih efektif,” pungkas Kevin mewakili tim nya.

Alat yang mereka ciptakan itu dapat menampung empat buah gelas kimia besar sekaligus yang memiliki diameter hingga 10 cm. Kecepatan pengadukan dapat diset dengan range 200 hingga 1500 rpm, dan suhu pemanasan pada rentang 25 hingga 200 derajat celcius. H&S memanfaatkan minyak goreng sebagai media pendistribusi panas, serta terdapat empat motor yang terbuat dari magnet dan berfungsi sebagai pengatur pengadukan oleh magnetic stirrer pada wadah reaksi kimia yang digunakan.

“Kalau menggunakan produk H&S ini, praktikan dapat melakukan pemanasan dan pengadukan reaksi dalam jumlah wadah yang banyak sekaligus. Panas yang berasal dari power supply yang dihubungkan sedemikian rupa ke alat ini akan memanaskan minyak goreng, lalu panas dari minyak akan ditransfer juga ke pelarut reaksi sehingga panas yang terlibat dalam reaksi kimia lebih stabil dan merata karena ketinggian minyak goreng yang digunakan sama dengan ketinggian pelarut sistem reaksi pada wadah berlangsungnya reaksi,” kata Kevin.

Selain kapasitas penggunaan yang lebih besar dan distribusi panas yang lebih stabil, alat ini juga tergolong jauh lebih murah apabila dibandingkan dengan hot plate umumnya pada kapasitas yang sama, yakni sekitar 4 hot plate. Harga empat hot plate sendiri dapat mencapai kisaran tiga ribu dolar amerika atau setara dengan empat puluh dua juta rupiah, sedangkan satu produk H&S hanya sekitar tujuh sampai sembilan juta rupiah atau bahkan lebih murah apabila sudah mulai diproduksi secara massal.
Saat ini, Kevin dan timnya sedang mengikutkan produk H&S dalam lomba PKM atau Program Kreativitas Mahasiswa.

“H&S sendiri saat ini telah lolos untuk pendanaan pada PKM 2018 bidang karsa cipta. Harapannya dengan adanya H&S ini, keterbatasan dana tidak lagi menjadi hambatan bagi lembaga pendidikan di Indonesia agar dapat memiliki alat laboratorium untuk pemanasan dan pengadukan sistem reaksi kimia ini, sehingga kegiatan pembelajaran dan praktikum dapat dilakukan dengan lebih efektif lagi, dan juga pengembangan penelitian di Indonesia dapat dimulai dari jenjang SMA,” ujar Kevin menutup penjelasannya.

Selain teknologi H&S ciptaan Kevin dan timnya, terdapat 45 karya lainnya yang turut dipamerkan dalam EEDays 2018, seperti Autogrow-sistem otomatisasi pengawasan dan pengendalian iklim pertumbuhan tanaman, Pestor-perangkat pendeteksi pestisida, Smart CCTV yang bisa kenali wajah penyusup, ARNADYAKSA-‘Kapal Selam’ Mini tanpa awak, dan HDS (Human Detection System) untuk mengidentifikasi korban kecelakaan laut.


Penulis: Jonatan Kevin Daniel (Teknik Kimia 2016)