Genia Despriana: Ingin Harmonisasikan Musik dan Entrepreneurship di Masa Depan
Oleh Akbar Syahid Rabbani
Editor Akbar Syahid Rabbani
Gadis kelahiran Yogyakarta, 16 Oktober 1993 ini memiliki segudang prestasi di bidang musik yang sangat membanggakan. Dimulai dengan prestasinya di Sekolah Dasar (SD) yang memenangkan lomba antar kelas di SD Muhammadiyah 4 Surabaya, kemudian menjadi juara 1 Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) se - kota Surabaya dan juara 3 se - Jawa Timur, menjadi juara 1 Lomba Pop Group Deteksi Convention yang diadakan oleh Jawa Pos, sampai prestasi internasionalnya dengan tergabung dalam paduan suara Spensix Choir yang meraih Silver diploma dan Silver medal pada Asian Choir Games (Lomba Paduan Suara se-Asia) dan International North Sulawesi Choir Competition (Lomba Paduan Suara Internasional di Sulawesi Utara) untuk mewakili SMP Negeri 6 Surabaya dan masih banyak prestasi lainnya. Sedangkan untuk prestasi terbarunya di tahun 2012 adalah merilis album bersama group vocalnya, Sparkling, dibawah arransemen musik, Andi Rianto, dan aransemen vokal Trie Utami yang disponsori oleh Indomaret.
Genia sempat tidak menyangka jika hadiah dari keikutsertaannya dalam lomba menyanyi di Indomaret adalah rekaman album dibawah arahan musisi hebat di tanah air seperti Andi Rianto dan Trie Utami. "Awalnya saya tidak tahu hadiah lomba bernyanyi di Indomaret itu rekaman dibawah arahan Andi Rianto dan Trie Utami, dan saat diberi tahu bahwa saya akan bekerjasama dengan musisi sehebat mereka, perasaan saya pastinya sangat senang karena bisa belajar banyak dari mereka." ujarnya. Setelah mengikuti berbagai lomba dan bisa merilis album rekaman, tawaran untuk pentas pun datang silih berganti, tapi Genia tetap pada prinsipnya bahwa kuliah harus tetap berjalan dengan baik meskipun kesibukannya di bidang tarik suara semakin padat.
Saat ditanya tentang target dan keinginannya di bangku perkuliahan dan juga di bidang musik, Genia mengungkapkan bahwa dia ingin memadukan bidang entrepreunership dan musik menjadi satu kesatuan di masa depan. "Sebeneranya di bidang musik saya ingin terus membangun personal branding sebagai penyanyi yang bagus, baik secara teknik vokal, attitude, dan juga kreativitas, jika itu sudah terbangun, setelah saya lulus dari SBM, saya ingin membangun sekolah musik, jadi anak-anak yang ingin belajar musik akan memilih sekolah musik saya, karena mereka sudah tahu tentang kualitas bermusik saya, seperti Purwacaraka misalnya yang berhasil membangun personal branding tersebut." ungkap Genia.
Dari awal Genia memang sudah menyadari bahwa persaingan di dunia musik, khususnya di bidang tarik suara memang sangat ketat, sehingga setiap saat dia harus memikirkan cara agar dia dapat bertahan di tengah persaingan tersebut. Menurut Genia, pilihannya untuk berkuliah di SBM ITB adalah pilihan yang tepat untuk bertahan di tengah persaingan tersebut dengan memadukan dunia musik dan entrepreunership di masa depan, selain karena ITB dikenal sebagai salah satu institut terbaik di Indonesia, mata kuliah di SBM ITB memang mengajarkan dia untuk terus berpikir kreatif, inovatif, dan mencari cara untuk memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar lingkungan dengan optimal.
Selain dikenal ramah, dan supel, dara yang menyukai Agnes Monica dan Michael Jackson ini, dikenal sebagai seorang yang selalu bersemangat dalam mengerjakan berbagai hal dalam kehidupannya, hal ini terbukti dari profesionalismenya dalam menyelesaikan kontrak dengan Indomaret dari pertengahan sampai akhir tahun 2012 kemarin, meskipun harus bolak-balik Jakarta-Bandung di setiap weekend di tengah kesibukannya berkuliah. "Awalnya cukup susah dengan rutinitas seperti itu, tapi show must go on, Alhamdulillah guru dan dosen selalu mendukung aktivitas yang saya punya saat menyelesaikan kontrak itu."
"Menjadi entrepreneur dan musisi adalah kombinasi yang tepat bagi hidup saya, tentunya saya berharap benar - benar bisa menjadi pengusaha dan penyanyi yang sukses di masa depan, dan saya yakin di SBM ITB saya bisa lebih dekat dengan keinginan saya itu." kata Genia mengakhiri wawancara.
Sumber gambar: SBM ITB