Gentleman’s Agreement Djoko Santoso dengan Mahasiswa ITB
Oleh Krisna Murti
Editor Krisna Murti
Sehari setelah Majelis Wali Amanah (MWA) menetapkan tiga calon rektor, 8 januari 2005, KM ITB mengundang ketiga calon rektor waktu itu, Djoko Santoso, Adang Surahman, dan Satryo Sumantri untuk mengadakan debat calon rektor dalam acara Campus Meeting II. Pada saat itu pula, Presiden Keluarga Mahasiswa – ITB, Anas Hanafi mengajukan kontrak dengan ketiga calon rektor. Isinya adalah perjanjian antara mahasiswa dengan rektor terpilih. Kontrak itu diberi nama “Gentleman’s Agreement”, berisi tujuh poin, yaitu:
1. Bersedia menjabat selama 5 tahun
2. Memperjuangkan tersedianya pendidikan dengan biaya terjangkau bagi masyarakat dari seluruh Indonesia
3. Membuka ruang komunikasi publik dengan semua elemen civitas academica
4. Otonomi Keluarga Mahasiswa ITB dan Kemitraan mahasiswa dengan pimpinan ITB sesuai dengan fungsinya
5. Bersedia bersama-sama dengan mahasiswa menuntut kepada pemerintah untuk memprioritaskan realisasi anggaran pendidikan yang layak
6. Penerapan kebijakan yang solutif terhadap peningkatan mutu akademik, kegiatan riset maupun penelitian tepat guna
7. Adanya program untuk meningkatkan peran ITB dalam pengabdian masyarakat.
Djoko Santoso, sebagai rektor terpilih untuk masa kepemimpinan 2005-2010 turut menandatangani kontrak ini dengan sedikit mengubah kontrak ini. Pada poin dua, tadinya berbunyi “biaya murah” diganti dengan “biaya terjangkau”. Pada poin empat, ditambahkan frase “sesuai dengan fungsinya.”
Kontrak yang asli dipegang oleh Presiden KM- ITB dan akan disosialisasikan kepada segenap masyarakat ITB.
antonius krisna murti