Geodetic Expo 2024: Tim Gassin ITB Raih Juara dengan Riset Inovatif di Bidang Geospasial

Oleh Raja Parmonang Manurung - Mahasiswa Teknik Pertambangan, 2021

Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id - Mahasiswa ITB dari Jurusan Teknik Geofisika ITB raih juara pertama Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTIN) Geodetic Expo yang diselenggarakan oleh Dapartemen Teknik Geodesi Universitas Diponegoro. Pada tahun 2024, Geodetic Exppo bertemakan, “Accelerating A New Era Of Progress With Geospatial”.

Tujuan dari agenda ini adalah mendorong mahasiswa agar menggali potensi teknologi geospasial dalam menciptakan inovasi dan solusi yang dapat mengakselerasikan kemajuan di berbagai bidang serta mendorong para mahasiswa dalam mengembangkan ide-ide kreatif dan solusi inovatif yang berhubungan dengan isu-isu geospasial. Persaingan final dilaksanakan Minggu-Senin (20-21/10/2024) di Universitas Diponegoro, Semarang.

Tim Gassin yang beranggotakan Siti Asih Rahmahaya, Azmi Dasa Al-Arkaany, dan Fina Zahara mengusulkan solusi penerapan Geospasial yang dapat diterapkan di Indonesia dengan penggunakan Hukum Gutenberg-Richter. Hukum ini menggambarkan hubungan empiris dalam seismologi yang menggambarkan frekuensi relatif gempa bumi di suatu daerah dengan kekuatannya. “Sebenarnya, penelitian kami ini menggunakan hukum yang sudah lama ada,. Hukum ini biasanya berfokus pada lingkup wilayah yang kecil, seperti provinsi,” ujar Azmi.

“Melalui karaya tulis kami, kami mengaplikasikan data yang kami dapatkan melalui hukum ini pada Indonesia,” tambah Azmi.

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Tim Gassin digabungkan dengan data statistik terkait keilmuan geofisika. “Kami mengaplikasikan data yang kami dapakan secara statistik untuk dihubungkan langsung sama ilmu-ilmu yang udah kami peroleh selama berada di Teknik Geofisika,” kata Fina.

Perjuangan Tim Gassin tidaklah mudah. Asih mengungkapkan bahwa proses penulisan karya ilmiah tersebut cukup menantang, dimulai dari tahap perencanaan judul hingga penyusunan abstrak. Ia juga menyebutkan bahwa mereka diharuskan memiliki dosen pembimbing. Fina menambahkan pula bahwa bahkan setelah menemukan dosen pembimbing, abstrak mereka masih perlu mengalami revisi yang cukup signifikan.

Selain itu, kepadatan jadwal akademik juga menjadi tantangan mereka bertiga. “Pagi hingga malam, rasanya tidak cukup dihabiskan buat mengejar dan memperbaiki apa-apa yang ada di lomba ini apalagi diselingi dengan perkuliahan dan segala tugas yang banyak,” ucap Azmi.

“Untungnya, semua bisa dikerjakan dalam satu tim dan ada dosen pembimbing sehingga bisa saling support satu sama lain. Alhamdulillah, hasil jerih payahnya membuahkan hasil yang memuaskan,” lanjut Asih.

Dari pengalaman lomba ini, Azmi, Asih, maupun Fina mendapatkan berbagai makna. “Dari awal persiapan sampai pelaksanaan lomba itu jujur agak sulit, apalagi buat bagi waktunya sama jadwal akademik yang padat,” ucap Fina.

Azmi juga menambahkan bahwa kerja sama untuk saling membantu satu sama lainnya serta tidak meninggalkan akademik adalah hal yang penting. Asih juga berpesan untuk mengingat bahwa tidak ada hal yang mudah untuk mencapai suatu hal, tetapi dengan kerajinan dan ketekunan, segalanya akan berjalan dengan baik. “Expect the worst and you won’t be disappointed,” tutup Asih.

Reporter: Raja Parmonang Manurung (Teknik Pertambangan, 2021)
Dokumentasi: Tim Gassin

#prestasi #prestasimahasiswa #teknikgeofisika #geofisika