Seminar Nasional PETROGLANZ: Maksimalkan Potensi Bisnis di Sektor Migas untuk Indonesia
Oleh Ria Ayu Pramudita
Editor Ria Ayu Pramudita
Pada seminar nasional ini, acara dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama yang bertema "How to Start Business in Oil and Gas Industries" dimoderatori oleh Taufan Mahendrajana, dosen Teknik Perminyakan ITB. "Memaksimalkan Potensi Minyak dan Gas Bumi Indonesia untuk Kepentingan Bangsa" menjadi tema kedua yang dimoderatori oleh Muhammad Ramadhan, Ketua Himpunan HMTM 'PATRA' ITB.
Pembicara pertama pada sesi pertama, Hadi Ismoyo menjelaskan bagaimana membangun bisnis di sektor migas. Pada pembukaan seminar, Hadi yang dahulu bekerja pada salah satu perusahaan migas asing, membagi motivasinya mendirikan perusahaan migas. "Kenapa saya memberanikan diri untuk membangun BUMD, karena pada waktu itu karir saya di perusahaan stuck. Semua posisi strategis dikuasai oleh asing. Orang itu tidak sekedar uang, saya ingin selain sebagai orang yang memiliki financial freedom tetapi juga mempunyai intelectual freedom," ujar Hadi. Selanjutnya, Hadi menerangkan teknis pendirian perusahaan dari penggalangan modal, negosiasi pemerintah daerah, hingga ke operasional perusahaan.
Widjajono memberikan paparan kedua pada sesi pertama. Walaupun belum pernah terjun di industri migas, Mas Wid, sapaan akrab Widjajono, banyak bergaul dengan teman-teman yang berbisnis di bidang tersebut. Pada presentasinya yang berjudul "Mawas Diri", beliau memberikan saran untuk membangun bisnis di bidang migas, "Untuk terjun ke bidang migas sebaiknya kita mulai dengan resiko yang terkecil. Tentunya pertama kita harus lulus kuliah. Selanjutnya, kita bisa bergabung dengan dosen atau lembaga penelitian. Untuk mengetahui seluk beluk pendirian perusahaan bisa bergabung dengan konsultan. Lalu bisa memulai dengan perusahaan service dan apabila sudah baik bisa berlanjut ke oil field company," saran Mas Wid.
Indonesia Bisa Maksimalkan Potensi Migas
Kurtubi berpandangan bahwa potensi migas Indonesia yang mencapai 50 miliar barel belum disokong oleh beberapa hal. "Yang menjadi tantangan dalam memaksimalkan potensi adalah peningkatan eksplorasi. Dan eksplorasi kita terkendala akses dan data geologi yang kurang bagus serta Undang-Undang Migas terkait pajak dan birokrasi yang memberatkan investor," ujar Kurtubi mengutip penelitian Fraser Institute tahun 2001.
Ari Bukhari menuturkan peran Pertamina dalam memaksimalkan potensi migas diantaranya melakukan intensifikasi sumur-sumur yang ada melalui EOR (Enhance Oil Recovery) dan juga studi geologi dan geofisika untuk eksplorasi. Dalam menghadapi tantangan tersebut Rudi Rubiandini memaparkan beberapa solusi diantaranya membenahi Undang-Undang untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif, debirokratisasi dan penyajian jenis-jenis kontrak lain, serta penyabutan subsidi BBM.
"Seminar ini merupakan salah satu program kerja departemen keprofesian PATRA yang bertujuan untuk meberikan pencerdasan ke masyarakat non-teknik perminyakan," jelas Dhita Saraswaty (Teknik Perminyakan 2008), Ketua PETROGLANZ. Dhita menambahkan bahwa acara yang berlangsung hingga akhir november ini merupakan rangkaian acara yang terdiri dari radio talkshow, seminar nasional, short-class migas, dan kompetisi debat.
Oleh: Muhammad Hanif