Grand Seminar IChEC 2017: Pemanfaatan Sumber Daya Hayati untuk Ketahanan Energi Nasional
Oleh Irfaan Taufiiqul Rayadi
Editor Irfaan Taufiiqul Rayadi
BANDUNG, itb.ac.id - Saat
ini, konsumsi energi Indonesia, termasuk dunia, banyak berasal dari kebutuhan
sumber listrik, aktivitas industri, dan kebutuhan komersil lainnya. Konsumsi
energi ini kebanyakan masih disuplai dari gas bumi, batubara, dan sumber energi
fosil lainnya. Usaha komprehensif dibutuhkan untuk menekan dominasi energi
fosil karena ketersediannya yang terus menipis dan dampak negatif yang
ditimbulkan. Saat ini, biomassa mulai muncul sebagai salah satu sumber energi
yang potensial. Di Indonesia, potensi ini sangat melimpah, dan perlu
dimanfaatkan. Berangkat dari kebutuhan tersebut, Indonesia Chemical Engineering Challenge (IChEC) 2017 menggelar
bertajuk “Pemanfaatan Sumber Daya Hayati Indonesia untuk
Meningkatkan Ketahanan Energi Nasional “agar dapat memberikan
pemahaman mengenai potensi pemanfaatan sumber hayati yang dapat dimanfaatkan di skala industri di Indonesia serta tantangan yang dihadapi
dalam proses pelaksanaannya. Grand Seminar yang digelar bagi mahasiswa Teknik Kimia dan Teknologi Bioenergi di
Indonesia dan negara ASEAN lainnya digelar di hari Sabtu (25/02/17) di Aula
Timur ITB, Bandung.
Acara grand seminar ini dibuka dengan sambutan
oleh Hilarion Devara Suyatno (Teknik Kimia 2013) sebagai ketua acara IChEC2017,
serta ketua program studi sarjana Teknik Kimia ITB, Dr. IDG Arsa Putrawan.
Beberapa pembicara yang diundang di acara grand
seminar ini meliputi Ir. Rida Mulyana (Direktur Jenderal Energi Baru
Terbarukan dan Konservasi Energi), Yunita Sidauruk, S.T., M.T. (Ketua Advokasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia), serta Triharyo Soesilo
(Direktur Proyek Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas) sebagai pembicara-pembicara
di sesi pertama dengan topik “Potensi, Pemanfaatan, dan Regulasi dari Sumber
Daya Hayati untuk Sektor Hulu Industri Energi Terbarukan”. Salah satu topik
bahasan di sesi ini adalah Kelayakan pemanfaatan sumber daya hayati Indonesia
untuk menghasilkan sumber energi masa depan yang dibahas Triharyo. Selain itu,
bahasan lain di sesi ini mengenai Potensi serta tantangan dari pengembangan
sumber daya hayati (kelapa sawit) di Indonesia oleh Yunita.
Sesi kedua diisi
dengan pemaparan oleh Dr. Edi Hilmawan (Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi) serta Dr. Ricky Hikmawan (Direktur Utama PT. Pasadena Indonesia)
dengan topik “Potensi, Pemanfaatan, dan Regulasi dari Sumber Daya Hayati untuk
Sektor Hilir Industri Energi Terbarukan”. Salah satu topik yang dibahas oleh
Edi yakni teknologi pemrosesan sumber daya hayati menjadi energi terbarukan di
Indonesia berserta regulasi yang mengaturnya. Ricky selaku pembicara terakhir
memberikan pemaparan tentang Studi kelayakan industri energi terbarukan di
Indonesia.
Selayang Pandang tentang IChEC 2017
IChEC merupakan
kompetisi di bidang keilmuan Teknik Kimia berskala internasional yang digelar
tiap tahun oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HIMATEK) ITB bekerjasama
dengan Program Studi Teknik Kimia ITB. IChEC yang sudah digelar sejak tahun
1996, dikenal sebagai Lomba Rancang Pabrik Tingkat Nasional (LRPTN). Pada tahun
ini, tema yang diangkat bertajuk “Utilization
of Renewable Resources to Enhance Nation’s Energy Sustainability”. Lomba-lomba yang digelar tahun ini merupakan Plant Design Competition, Problem Solving
Competition, Debate Competition, Essay Competition, serta Poster Competition.
Target peserta dari gelaran IChEC 2017 ini merupakan mahasiswa Teknik Kimia di
negara-negara ASEAN.