Guru Besar ITB : Prof. I Nyoman Pugeg Aryantha Sampaikan Orasi Ilmiah Pemanfaatan “Bio-Ghaib”

Oleh Ahmad Fadil

Editor Ahmad Fadil

BANDUNG, itb.ac.id – Sejatinya, makhluk hidup yang tidak terlihat dengan mata telanjang tetap dapat dimanfaatkan untuk menunjang kehidupan manusia. Itulah salah satu ungkapan dari Prof. I Nyoman Pugeg Aryantha dalam acara Orasi Ilmiah Guru Besar ITB yang dilaksanakan pada Sabtu, (21/04/2018) di Aula Barat ITB.

Dengan mengangkat judul “Mendayagunakan Makhluk Bio-Ghaib untuk Kemaslahatan”, Nyoman cukup sukses membuat para hadirin penasaran dengan orasi yang akan ia tampilkan. Pasalnya, kata “bio-ghaib” tidak umum dipakai, “Bio-ghaib kali ini merujuk pada mikroba atau makhluk hidup yang tidak dapat terlihat secara  kasat mata,” ujarnya.

Dalam orasi yang disampaikan Nyoman, mikroba memiliki kehebatan diantaranya dapat menghuni seluruh relung di muka bumi bahkan tempat yang memilki kondisi ekstrem  seperti kawah gunung berapi, kutub utara dan selatan bumi, bahkan tempat yang telah terpapar radiasi secara berlebihan. Aktivitas mikroba di alam juga memainkan peran yang sangat vital bagi kehidupan di Bumi terutama dalam menjaga keseimbangan komposisi gas di atmosfer sehingga manusia dapat tetap menghirup oksigen. Lalu manfaat lainnya dalam bidang pertanian, perikanan, lingkungan hingga penanggulangan penyakit yang diakibatkan oleh bakteri.

Pemanfaatan Bio-Ghaib dalam Bidang Peternakan dan Pertanian.

Mikroba dan tumbuhan di alam merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena mikroba menyediakan unsur Nitrogen untuk tumbuhan dengan cara proses amonifikasi. Nitrogen sangat diperlukan oleh tumbuhan dikarenakan menjadi sumber protein. “Selain itu, mikroba juga berperan dalam hal transportasi zat hara dengan cara meningkatkan luas permukaan daya serap akar,” jelasnya. Dalam bidang peternakan, mikroba dimanfaatkan untuk menjadi probiotik atau bakteri yang memberikan efek baik. Probiotik tersebut bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan ternak dan meningkatkan kekebalan ternak terhadap penyakit. Hasil riset Nyoman bersama koleganya yaitu formula prozoobiotik pangan ternak beserta pupuk mikroba profitobiotik telah mendapatkan paten dan diproduksi secara komersial sejak tahun 2003.

Pemanfaatan Bio-Ghaib dalam Bidang Lingkungan.

Mikroba juga memiliki fungsi yang tak kalah penting dalam bidang lingkungan yaitu sebagai pengurai sampah dan feses. Riset Nyoman dalam bidang ini berfokus pada pemanfaatan bakteri pengurai limbah minyak bumi dan timbal yang menjadi pengotor dalam wilayah perairan. “Kedua zat tersebut jika dibiarkan akan berbahaya untuk keseimbangan ekosistem,” ungkapnya.  Maka dari itu, Nyoman mengembangkan bakteri yang dapat mengurangi kadar limbah dengan cara menyerap unsur pengotor kedalam tubuh bakteri tersebut. Hal tersebut menyebabkan kadar pengotor dalam perairan berkurang secara signifikan. Hal yang sama juga dapat diterapkan pada dekomposisi feses di dalam septic tank. Serupa dengan riset Nyoman di bidang peternakan dan pertanian, proekobiotik yang telah dikembangkan Nyoman dan koleganya mendapatkan paten dan telah diproduksi massal untuk dimanfaatkan oleh masyarakat.

Potensi Jamur Lokal Sebagai Sumber Protein Alternatif dan Obat Herbal di Masa Depan.

Alih-alih selalu dianggap tidak bermanfaat, jamur ternyata memiliki banyak potensi yang luar biasa untuk dikembangkan. “Salah satu potensi jamur adalah kandungan protein yang tinggi menjanjikan untuk menjadi sumber protein hewani alternatif di masa depan,” timpal Nyoman. Dalam bidang kesehatan jamur juga memiliki manfaat sebagai antikolestrol seperti jamur Laetiporus sp. danPleurotus sp. Selain itu terdapat pula jamur yang mampu untuk menurunkan kadar gula darah yaitu jamur Ganoderma tropicum.

Rencana dan Tujuan ke Depan

Setelah menyampaikan orasi ilmiahnya, ia berkata, “Setelah ini saya akan lebih fokus dalam penelitian untuk mengkaji potensi jamur lokal sebagai sumber pangan, sumber energi dan pemanfaatan limbah. Selain itu saya akan melanjutkan kegiatan saya untuk mengedukasi masyarakat lokal dalam bentuk pelatihan atau pemagangan seperti yang sudah saya lakukan sebelumnya”.  Tekad kuat Nyoman tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa jamur lebih menyehatkan dan tidak mengandung lemak jenuh yang berbahaya untuk dikonsumsi. Disisi lain, pencemaran lingkungan mulai menjadi  masalah utama yang akan dihadapi semua umat di masa depan. Hal inilah yang menjadi pemantik semangat Nyoman untuk terus berkarya dan mencari potensi-potensi “bio-ghaib” ditengah masyarakat supaya dapat bermanfaat bagi kemaslahatan hidup manusia.

Penulis: Billy Akbar Prabowo (Teknik Metalurgi 2016)

Foto: Dokumentasi Pribadi