Harmonisasi Budaya: Ajarkan Mahasiswa ITB Main Alat Musik Tradisional

Oleh Bangkit Dana Setiawan

Editor Bangkit Dana Setiawan

BANDUNG, itb.ac.id - Pada Jumat (14/11/07) Kementrian Seni dan Budaya Keluraga Mahasiswa (Kemensenbud-KM) ITB menggelar acara yang bernama "Harmonisasi Budaya". Acara yang berlangsung di Basement Campus Center Barat ITB ini mengangkat tema besar berupa musik dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai musik secara umum kepada mahasiswa ITB. Dalam menyelenggarakan acara ini, Kemensenbud mengundang unit-unit seni budaya di ITB.

Kesenian khususnya musik bukanlah merupakan hal asing bagi sebagian besar mahasiswa ITB. Hal ini dibuktikan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang fokus dalam kegiatan bermusik merupakan UKM yang paling diminati oleh mahasiswa. Atas dasar inilah Kemensenbud berinisiasi untuk menggelar acara Harmonisasi Budaya ini sebagai tempat mahasiswa ITB belajar mengenai musik secara umum, baik filosofis maupun praktikalnya. "Kami inginnya seluruh mahasiswa ITB mengetahui dan sadar bahwa UKM musik ini tidak hanya mampu dalam menampilkan keseniannya saja, melainkan juga mampu dalam berdiskusi dan membahas mengenai budaya musik di Indonesia," jelas Luthfan Qashmal (Teknik Mesin 2011) selaku Menteri Kemensenbud KM-ITB 2014/2015.

Harmonisasi Budaya ini merupakan acara yang menggabungkan dua konsep sekaligus yakni seminar dan workshop mengenai budaya musik. Pembicara yang hadir pada sesi seminar adalah Bayu Ardianto seorang alumni Unit Apres ITB dan kini telah menjadi produser musik. Bayu memberikan materi mengenai musik secara umum, instrumen musik, budaya musik nusantara, budaya musik internasional, sejarah musik di Indonesia, serta pengetahuan lainnya yang berhubungan dengan musik.

Setelah materi seminar telah selesai disampaikan dan diselingi dengan penampilan dari Apres ITB. Acara dilanjutkan dengan workshop. "Disini penonton yang hadir dapat mencoba langsung alat musik yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia yang diwakilkan oleh unit Pagelaran Seni Tari Karawitan (PSTK), Keluarga Paduan Angklung (KPA), Unit Kebudayaan Betawi (UKB) serta Unit Kebudayaan Tionghoa (UKT)," jelas Lutfhfan. Melalui workshop ini, para peserta tidak hanya melihat melainkan mendapat pengalaman baru memainkan secara langsung instrumen musik tradisional Indonesia.

Adalah penting bagi generasi muda Indonesia untuk mencintai kebudayaannya sendiri. "Dengan adanya harmonisasi budaya ini, mahasiswa ITB tahu bagaimana sejarah musik dan perkembangannya sekarang serta mengenal instrumen-instrumen musik tradisional Indonesia. Dari mengetahui tersebut, diharapkan rasa cinta dan memiliki terhadap kekayaan musik bangsa Indonesia timbul dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari," tutup Luthfan.