KPA ITB in Concert 2010: Kolaborasi Musik Angklung yang Memesona
Oleh Hastri Royyani
Editor Hastri Royyani
"Kami memilih tema legenda untuk mengangkat kembali musik-musik legendaris mahakarya maestro musik dunia dengan menggunakan angklung," ujar Ketua Panitia Konser Alwi Alfiansyah R. usai konser berakhir. Selain itu, dengan tema ini kami ingin memperkenalkan angklung sebagai alat musik yang tetap memukau dan memesona untuk warna dan genre musik apapun, lanjutnya.
Melodi musik mancanegara mewarnai konser ini dengan lantunan instrumen Speak Softly Love, Sway, dan Kuch Kuch Hota Hai hingga mengundang decak kagum penonton. Tak ketinggalan musik-musik legendaris seperti Winter Olympics Theme karya David Foster, Bengawan Solo karya Gesang, dan Bohemian Rhapsody karya kelompok musik Queen yang melegenda sukses dimainkan secara piawai oleh KPA ITB.
Tidak hanya mahasiswa ITB asal Indonesia yang berpartisipasi dalam konser ini. Franziska Baus, mahasiswa Jerman yang sedang mengikuti exchange program selama satu semester di ITB, tampil pula memainkan beberapa lagu bersama KPA ITB dan mengaku senang bisa belajar bermain angklung.
Angklung Warisan Budaya Dunia
"Dengan mempersembahkan konser ini, kami pun mengajak agar lebih mencintai alat musik asli Indonesia ini," tutur Alwi. Terlebih lagi setelah angklung disahkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia dari Indonesia pada Selasa (16/11/10) di Nairobi, Kenya.
UNESCO menetapkan angklung sebagai Warisan Budaya Dunia antara lain karena angklung merupakan seni musik yang mengandung nilai-nilai dasar kerja sama, saling menghormati, dan keharmonisan sosial yang merupakan bagian utama identitas budaya masyarakat di Jawa Barat. "Konser ini juga sebagai bentuk upaya KPA ITB dalam melestarikan, mengembangkan dan mempromosikan nilai-nilai dalam musik angklung yang merupakan aset budaya Indonesia yang tak ternilai harganya," jelas Alwi.
Dokumentasi: Falma, Biologi 2008