Hatta Rajasa: Perlu Technopreneur untuk Wujudkan Visi Indonesia 2025
Oleh Vernida Mufidah
Editor Vernida Mufidah
BANDUNG, itb.ac.id - "Pewirausaha adalah pemberani" ujar Hatta Rajasa dalam kuliah umum Studium Generale pada Sabtu (03/03/12) di Aula Timur ITB sekaligus mengisi acara Forum Sosialisasi dan Komunikasi Birokrasi Usaha Ekspor Impor Indonesia. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa memberi materi mengenai Transformasi Indonesia Menuju Ekonomi Maju Berbasis Ekonomi Inovasi.
Menurut Hatta Rajasa sebuah bangsa tidak akan bisa mencapai kemajuan tanpa inovasi teknologi. Oleh karena itu untuk mencapai visi Indonesia di tahun 2025 diperlukan inovasi dan teknologi dalam ekonomi. Adapun visi tersebut adalah pendapatan perkapita Indonesia mencapai 13-16 ribu USD.
Indonesia sendiri memiliki kekuatan dengan menempati urutan ke-12 dalam kekuatan ekonomi dunia, selain itu masuk sebagai negara G20, dan terakhir menjadi negara yang menjadi tempat investasi bagi negara lainnya. Hal ini tentunya sangat menguntungkan ditambah dengan banyaknya sumber daya alam yang belum dimanfaatkan secara maksimal seperti gas alam, panas bumi, timah, bauksit, dan kokas.
Tantangan yang dihadapi Indonesia untuk mencapai masa keemasan tersebut adalah adanya Komunitas Ekonomi ASEAN 2015 yang tentunya akan menjadikan Indonesia untuk lebih bersaing dengan negara ASEAN lainnya, selain itu infrastruktur dan konektivitas menjadi tantangan lain dikarenakan Indonesia merupakan negara kepulauan.
Adapun untuk menghadapi tantangan tersebut diperlukan strategi dengan pengembangan potensi ekonomi melalui koridor ekonomi, penguatan konektivitas, dan mempercepat kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Iptek. Kuncinya adalah dengan mengubah mindset, kreativitas, dan pengembangan mutu.
"Yang jelas diperlukan pewirausaha yang berbasis inovasi dan teknologi yang biasa disebut dengan technopreuner untuk mencapai visi Indonesia di tahun 2025." tutup Hatta Rajasa.
Indonesia sendiri memiliki kekuatan dengan menempati urutan ke-12 dalam kekuatan ekonomi dunia, selain itu masuk sebagai negara G20, dan terakhir menjadi negara yang menjadi tempat investasi bagi negara lainnya. Hal ini tentunya sangat menguntungkan ditambah dengan banyaknya sumber daya alam yang belum dimanfaatkan secara maksimal seperti gas alam, panas bumi, timah, bauksit, dan kokas.
Tantangan yang dihadapi Indonesia untuk mencapai masa keemasan tersebut adalah adanya Komunitas Ekonomi ASEAN 2015 yang tentunya akan menjadikan Indonesia untuk lebih bersaing dengan negara ASEAN lainnya, selain itu infrastruktur dan konektivitas menjadi tantangan lain dikarenakan Indonesia merupakan negara kepulauan.
Adapun untuk menghadapi tantangan tersebut diperlukan strategi dengan pengembangan potensi ekonomi melalui koridor ekonomi, penguatan konektivitas, dan mempercepat kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Iptek. Kuncinya adalah dengan mengubah mindset, kreativitas, dan pengembangan mutu.
"Yang jelas diperlukan pewirausaha yang berbasis inovasi dan teknologi yang biasa disebut dengan technopreuner untuk mencapai visi Indonesia di tahun 2025." tutup Hatta Rajasa.