"HMIF Berbagi": Cara Sederhana Mengabdi pada Masyarakat

Oleh Anin Ayu Mahmudah

Editor Anin Ayu Mahmudah

BANDUNG, itb.ac.id - Pengabdian masyarakat atau yang kerap kali disebut “Pengmas” merupakan salah satu sarana yang biasa dilakukan mahasiswa untuk mengaplikasikan keilmuan dan kemampuannya di masyarakat. Setiap jurusan tentu punya ragam budaya pengmasnya masing-masing. Salah satunya adalah pengmas oleh Himpunan Mahasiswa Informatika (HMIF) ITB yang keluar sebagai pemenang dalam acara Robinhood MTI pada Sabtu (25/03/17). Pasalnya, HMIF melakukan pengmas dari hal yang sederhana.

Tingkatkan Kepekaan Sosial Lewat “HMIF Berbagi”

HMIF Berbagi merupakan program yang ditujukan untuk meningkatkan kepedulian sosial mahasiswa melalui sumbangan “kencleng” yang disebarkan ke setiap kelas di jurusan Teknik Informatika maupun Sistem dan Teknologi Informasi setiap Jumat. Hasil yang diperoleh dari “kencleng” ini akan dibelanjakan konsumsi untuk dibagikan kepada masyarakat sekitar ITB setiap satu bulan sekali. Karena sering dilaksanakan pada hari Jumat, HMIF Berbagi juga sempat dijuluki Jumat Berbagi.

Pada periode 2017-2018, HMIF Berbagi akan terus diadakan dengan pengembangan. Bukan hanya makanan yang dibagikan tetapi juga barang-barang yang masih layak guna, serta tidak hanya dilaksanakan pada hari Jumat saja mengingat tujuan pengmas tahun ini lebih mengarah pada penanaman nilai sosial dalam diri mahasiswa supaya mahasiswa peduli akan kondisi yang terjadi disekitarnya. Dari HMIF Berbagi juga diharapkan akan muncul kisah inspiratif yang dapat meningkatkan nilai kemanusiaan mahasiswa.

Aplikasi Keilmuan dalam “Aku Pasti Bisa”

Walaupun dirasa sulit untuk menerapkan keilmuan yang diperoleh akibat sulitnya mencari target masyarakat, HMIF tetap berusaha mengaplikasikan ilmunya lewat kegiatan belajar-mengajar "Aku Pasti Bisa" yang dilakukan dua kali dalam sebulan bersama anak-anak Panti Asuhan Muhammadiyah, Babakan Ciamis yang terletak di dekat Balai Kota Bandung ini diisi dengan penyampaian materi Adobe Photoshop dan video making. Harapannya agar kelak anak-anak panti asuhan dapat mengikuti berbagai perlombaan seperti lomba poster atau lomba membuat video.

Namun setelah melihat animo yang kurang tinggi pada pengmas, tahun ini HMIF berencana mengubah sistem pengmas dengan melihat terlebih dahulu minat dari anak-anak di panti asuhan atau menggugah ketertarikan mereka terhadap apa yang HMIF bawakan. Selain itu, HMIF juga berkolaborasi dengan mahasiswa Desain Karya Visual (IPPDIG) dalam penyampaian materi Adobe Photoshop dan video making serta Pemerintah Kota Bandung dalam usaha pengadaan hardware dan mengadakan social mapping di Desa Ponggang selama 2-3 hari.

Dimulai dari Hal-hal Kecil

Devita Yufliha Mahron selaku Ketua Divisi Pengabdian Masyarakat HMIF periode 2017/2018 berujar bahwa kegiatan pengmas tidak selalu harus dimulai dari hal besar. Justru hal kecil seperti rela berbagi dengan masyarakat itulah langkah awal yang baik untuk mengabdi. “Jangan terpaku kepada keilmuan saja. Jika ada hal lain di luar keilmuan yang bisa dilakukan, mengapa tidak? Namun ya akan lebih baik lagi apabila keilmuan bisa bermanfaat langsung untuk masyarakat,” tambah Devita.

Menurut Devita, pengmas merupakan kegiatan yang penting untuk dilakukan mengingat setelah lulus, mahasiswa akan terjun langsung ke masyarakat. Di situlah manfaat pengmas akan sangat terasa. “Ketika membangun masyarakat, kita berkontribusi untuk masyarakat, karena siapa lagi yang akan menerima kita sebagai mahasiswa jika bukan masyarakat? Dalam tridarma perguruan tinggi, pada poin tiga disebutkan tentang pengabdian masyarakat sehingga mahasiswa jangan hanya fokus pada poin satu dan dua yaitu pendidikan dan penelitan, namun juga pada pengabdian masyarakat,” tutupnya.


Reporter: Fauziah Maulani (Sains dan Teknologi Farmasi 2014)
ITB Journalist Apprentice 2017