I-Home Apps ITB, Digitalisasi Data Arsitektur untuk Masyarakat

Oleh Adi Permana

Editor Vera Citra Utami


BANDUNG, itb.ac.id–Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar webinar bertemakan “Implementasi Digitalisasi Data Bidang Arsitektur untuk Masyarakat: I-Home Apps ITB” pada Jumat (6/8/2021). SAPPK ITB menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu Assoc. Prof. Mira Kartiwi, M.Si. dari IIUM Malaysia, Dr. Techn. M. Zuhri Catur dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB, dan Dr. Allis Nurdini selaku Founder I-Home, SAPPK ITB.

Pada paparan pertama, Mira Kartiwi membawakan materi bertemakan “Perkembangan Teknologi Olah Data dan Informasi dalam Rangka Pengabdian Masyarakat serta Program Kemanusiaan”. Secara garis besar, dia menekankan penerapan big data.

Menurut Mira, big data bukan sekadar membahas seberapa banyak jumlah data bisa terproses dalam satu waktu. Hal yang terpenting ialah pengolahan dan pemanfaatan dari big data, dengan catatan seluruh data tersebut dapat dilihat dengan baik dan jelas. Hal ini disebabkan dari terjadinya pembiasan data. Orang-orang akan menganggap data parsial adalah suatu kebenaran lantaran tidak mewakili fakta secara keseluruhan.

Lebih lanjut, Mira menjelaskan bahwa big data sudah banyak diterapkan di berbagai bidang. Meski begitu, penerapan big data masih menemui sejumlah tantangan, yang disebabkan dari kurang fokusnya pengguna terhadap tujuan mereka menggunakan big data.

Mira menjelaskan, potensi penggunaan data untuk kesejahteraan manusia sangat besar. Misalnya, data jumlah penyakit, pendataan penduduk, dan lain sebagainya. Tinggal bagaimana manusia menerjemahkan data lalu memanfaatkannya dengan cerdas.

Webinar kemudian disambung dengan pemaparan kedua bertemakan “Urgensi Pengembangan Aplikasi Digital dalam Bidang Teknik dan Kemanusiaan” oleh M. Zuhri Catur. Catur memulai paparan dengan menjelaskan society 5.0, ketika ekonomi dan integrasi digital-fisik menjadi penopang utama.

Lebih lanjut, Catur memaparkan mengenai digitalisasi, dengan pemrosesan data sebagai penggerak utamanya. “Misal kita punya sistem prediktor kerusakan. Pemrosesan data berperan dalam meneruskan data-data sensorik untuk mengatasi masalah itu atau mengoptimalkan penggunaan sistem,” jelasnya.

Catur menjelaskan bahwa data-data telah diterapkan di berbagai hal, seperti sistem perhitungan suara, pengembangan bangunan cerdas, sistem evaluasi edukasi, dan masih banyak lagi.

Allis Nurdini kemudian mengangkat topik pembicaraan terakhir bertemakan “Aplikasi I-Home ITB dan Transformasi Pengetahuan Kualitas Hunian untuk Pengabdian Masyarakat”. Menurutnya, perumahan dan basis data dimanfaatkan untuk persoalan hunian. Aplikasi I-Home yang dibuat SAPPK ITB sendiri merupakan suatu wadah yang mempertemukan antara penyedia dan pengguna dalam perumahan yang ramah dan integratif dengan menampilkan data-data berkualitas yang terkumpul di aplikasi I-Home.

Melalui paparan tersebut, peserta diingatkan untuk seyogianya selalu terbuka dengan perkembangan teknologi agar mampu memenuhi kebutuhan lokal. Kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat dapat tercapai bilamana manusia cerdas mengolah masalah yang ada.

Reporter: Zahra Annisa Fitri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)