I-V Meter Made in ITB Lebih Murah untuk Kemandirian
Oleh Nofri Andis
Editor Nofri Andis
Kemajuan teknologi saat ini telah mampu menciptakan perangkat elektronik yang semakin kecil ukurannya, namun berkemampuan semakin besar. Misalnya, dalam beberapa tahun terakhir, mudah sekali dijumpai diska penyimpan data yang memiliki kemampuan simpan yang semakin besar. Hal ini terjadi karena perkembangan industri semikonduktor yang semakin gencar mengoptimalkan produk-produk mikroelektronika.
Hal ini sesuai dengan hukum Moore yang dipublikasikan pada 1965. Hukum tersebut menyatakan, jumlah transistor pada sirkuit elektronik (IC) akan berlipat setiap 24 bulan. Namun, yang terjadi justru lebih cepat, hukum Moore kemudian direvisi menjadi setiap 18 bulan.
Mikroelektronika sejatinya menyimpan potensi ekonomi yang sangat besar. Mikroprosesor misalnya, seperti yang dipublikasikan Eweek Europe, selama 2010 pengapalan perangkat ini telah menghasilkan dolar sebanyak 36.3 milyar. Tahun ini, pendapatan tersebut diramalkan akan meningkat menjadi 43 milyar Dolar Amerika.
Penelitian tidak pernah berhenti. Misalnya untuk instrumen seperti dioda, kapasitor, dan lain sebagainya, pencarian bahan baku yang lebih efektif terus dilakukan. Pada pencarian tersebut, satu proses yang penting adalah pengukuran kuat arus dan voltage.
Sebagai sebuah institusi yang berorientasi teknologi, ITB tentu juga turut serta melakukan penelitian di bidang ini. Seperti yang paparkan Guru Besar ITB Prof. Khairurrijal pada orasi ilmiahnya, Jumat (27/5), ITB telah berhasil menciptakan I-V meter yang lebih murah untuk kemandirian penelitian.
I-V meter merupakan perangkat yang bisa mengukur dan menampilkan kurva kuat arus (I) terhadap tegangan (V). Perangkat ini lahir dari kombinasi Programmable Electrometer dan Programmable Voltage Source. Keunggulannya, I-V meter buatan ITB ini jauh lebih ekonomis namun memiliki kemampuan yang tak kalah hebat dibanding I-V meter komersial.
"Sekarang, I-V meter tersebut telah digandakan lebih dari 20 unit dan digunakan di beberapa universitas di Indonesia," kata beliau.
Mikroelektronika sejatinya menyimpan potensi ekonomi yang sangat besar. Mikroprosesor misalnya, seperti yang dipublikasikan Eweek Europe, selama 2010 pengapalan perangkat ini telah menghasilkan dolar sebanyak 36.3 milyar. Tahun ini, pendapatan tersebut diramalkan akan meningkat menjadi 43 milyar Dolar Amerika.
Penelitian tidak pernah berhenti. Misalnya untuk instrumen seperti dioda, kapasitor, dan lain sebagainya, pencarian bahan baku yang lebih efektif terus dilakukan. Pada pencarian tersebut, satu proses yang penting adalah pengukuran kuat arus dan voltage.
Sebagai sebuah institusi yang berorientasi teknologi, ITB tentu juga turut serta melakukan penelitian di bidang ini. Seperti yang paparkan Guru Besar ITB Prof. Khairurrijal pada orasi ilmiahnya, Jumat (27/5), ITB telah berhasil menciptakan I-V meter yang lebih murah untuk kemandirian penelitian.
I-V meter merupakan perangkat yang bisa mengukur dan menampilkan kurva kuat arus (I) terhadap tegangan (V). Perangkat ini lahir dari kombinasi Programmable Electrometer dan Programmable Voltage Source. Keunggulannya, I-V meter buatan ITB ini jauh lebih ekonomis namun memiliki kemampuan yang tak kalah hebat dibanding I-V meter komersial.
"Sekarang, I-V meter tersebut telah digandakan lebih dari 20 unit dan digunakan di beberapa universitas di Indonesia," kata beliau.