ICHCKM 2015: Siapkan Sumber Daya Manusia untuk Hadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN

Oleh Bayu Rian Ardiyansyah

Editor Bayu Rian Ardiyansyah

BANDUNG, itb.ac.id - Pengembangan sumber daya manusia dan manajemen pengetahuan di dalam organisasi merupakan kunci keberlanjutan bisnis, terutama dengan mulai diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di akhir tahun ini. Untuk menyambut hal tersebut, Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB bekerjasama dengan Razak School of Engineering and Advanced Technology - Universiti Teknologi Malaysia (UTM) menyelenggarakan The 2nd International Conference on Human Capital and Knowledge Management (ICHCKM 2015). Konferensi yang berlangsung pada Rabu-Kamis (11-12/02/15) di Aula Timur ITB ini menghadirkan pembicara-pembicara yang berperan penting dalam bidang ini, termasuk Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Dr. Yuddy Chrisnandi.

Pada penyelenggaraan yang kedua ini, ICHCKM 2015 berfokus pada tema "Human Capital, Knowledge Management, and Learning Organization for Business Sustainability". Konferensi ini merupakan upaya SBM ITB untuk memberikan sumbangsih pengetahuan di bidang pengembangan sumber daya manusia dalam rangka menghadapi MEA. Selain itu, konferensi ini juga menjadi ajang berbagi pengetahuan dan pengalaman serta menjalin jejaring kerjasama antar universitas di ASEAN, organisasi bisnis, praktisi, lembaga penelitian, dan pemerintahan.

"Perguruan tinggi berperan dalam menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dengan standar yang mengacu pada dunia internasional," tutur Prof. Sudarso Kaderi Wiryono selaku Dekan SBM ITB. "Kerjasama antara akademisi, industri, dan pemerintah akan membuat Indonesia semakin siap untuk menghadapi era persaingan bebas seperti saat ini," tambahnya.

Salah satu dampak dari pemberlakuan MEA adalah pembukaan pasar tenaga kerja untuk delapan sektor keprofesian. Artinya, persaingan lulusan perguruan tinggi untuk mendapatkan pekerjaan akan semakin meningkat. Hal ini diamini oleh I Gusti Agung Wesaka Puja (Dirjen Kerjasama ASEAN) yang turut hadir sebagai pembicara dalam konferensi ini. "Percepatan untuk menghasilkan tenaga terdidik merupakan salah satu syarat penting agar Indonesia bisa bersaing. Hal ini perlu sinergi yang dilakukan bersama-sama dengan kalangan dunia usaha, pemerintah, dan perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia kita," tutur I Gusti Agung.

Harapan tersebut sejalan dengan strategi yang telah dilakukan ITB saat ini untuk meningkatkan kompetensi lulusannya. Dalam sambutannya, Rektor ITB Prof. Kadarsah Suryadi menyampaikan bahwa ITB telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kompetensi lulusannya. "Sejak tahun 2011, ITB telah menjalin kerjasama dengan semua perguruan tinggi di ASEAN yang tergabung dalam ASEAN Credit Transfer System. Lalu, ITB juga  telah bekerjasama dengan berbagai partner luar negeri di 40 negara dengan lebih dari 300 perguruan tinggi. Ini adalah strategi yang ITB lakukan sejak dini supaya mahasiswa mempunyai kesiapan dalam menghadapi era globalisasi, bukan hanya di ASEAN tapi juga nternasional," jelas Prof. Kadarsah.