MWA ITB Buka Pendaftaran Calon Rektor Baru ITB Periode 2020-2025

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id -- Menjelang berakhirnya masa bakti Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA untuk periode 2015-2020, maka proses pemilihan rektor berikutnya sudah harus dimulai paling lambat 3 bulan sebelum berakhirnya masa bakti tersebut dan harus sudah harus dilantik paling lambat 3 bulan setelah terpilih.


Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITB Ir. Yani Panigoro mengatakan, demi kelancaran dan peluang untuk kepemimpinan ITB yang terbaik, MWA telah menerbitkan Peraturan MWA No. 004/PER/I1.MWA/OT/2019, tanggal 31 Juli 2019 tentang Pedoman dan Tata Cara Pendaftaran Calon untuk Pemilihan Rektor periode 2020-2025. Hal tersebut disampaikannya dalam konferensi di Gedung Annex, Rektorat ITB, Jalan Tamansari no. 64, Bandung, Selasa (6/8/2019).

Yani menyampaikan, periode pendaftaran calon rektor telah dibuka sejak 5 Agustus 2019 dan akan berakhir pada 30 Agustus 2019, bertempat di Sekretariat MWA, Gedung Balai Pertemuan Ilmiah (BPI), Jalan Dipatiukur no. 4, Bandung. Sementara proses lanjutan berupa seleksi, verifikasi, dan pemilihan akan dilaksanakan mulai 2 September 2019, dengan target bahwa rektor sudah akan terpilih paling lambat 29 November 2019. "Dengan jadwal ini, maka rektor terpilih beserta rektor periode 2015-2020 masih mempunyai waktu yang cukup untuk menjamin keberlangsungan kepemimpinan ITB," ujar Yani Panigoro.

Dia mengatakan, proses pemilihan rektor ITB akan dilaksanakan secara transparan. MWA juga tidak akan melakukan pembatasan berapa jumlah calon yang akan mendaftar. Siapapun bisa mendaftar asalkan memenuhi syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan. Secara lebih rinci, pedoman dan tata cara pendaftaran calon untuk pemilihan rektor ITB periode 2020-2025 bisa diakses di website www.rektorkita.itb.ac.id.

"Setelah proses pendaftaran, nama-nama yang mendaftar sebagai calon rektor akan diumumkan secara transparan. Tentunya proses seleksi, assessement dan lain-lain yang bertaraf internasional akan kami lakukan juga, termasuk debat itu pasti ada, tetapi detail dari waktunya akan kami informasikan kemudian," ujarnya.



Sementara itu, Sekretaris Eksekutif MWA ITB, Prof. Benhard Sitohang menambahkan, bahwa aturan mengenai tahapan dan mekanisme seleksi akan disampaikan sebelum 2 September 2019. "Apapun syarat, kriteria, dan proses yang telah disepakati, landasan yang penting adalah harus saling mempercayai, untuk proses dan hasil yang terbaik," pesannya.

Tantangan Rektor Selanjutnya

Yani juga mengatakan, pada periode kepemimpinan rektor saat ini, Prof.Dr.Ir. Kadarsah Suryadi, DEA., banyak kemajuan yang telah dicapai, baik dalam lingkup akademik maupun non akademik. "Untuk kepemimpinan ITB ke depan, ITB memberi perhatian serius pada perkembangan global, khususnya era 4.0 yang harus kita antisipasi secara pro-aktif dan serius, agar kita tetap dapat berkontribusi dan memanfaatkannya, demi kemajuan, dan keutuhan NKRI. Nilai nilai yang selalu dihayati dan diamalkan  ITB; Kepeloporan, Kejuangan, Pengabdian, dan Keunggulan tetap kita pertahankan”, ujarnya.

Dia menambahkan, ke depan akan semakin banyak tantangan yang dihadapi. Menjelang 100 tahun Pendidikan Tinggi Teknik Indonesia / ITB pada tahun 2020, sudah dan akan terjadi banyak perubahan  sebagai dampak dari kemajuan teknologi khususnya digital, tantangan bagi ITB untuk bisa lebih produktif, berdaya saing dan fleksibel untuk membuahkan gagasan demi kemajuan bangsa. Hal ini tentu secara langsung akan menjadi tantangan bagi pimpinan ITB. Untuk itu, MWA ITB sangat serius mencari dan mendukung warga yang terbaik memimpin ITB ke depan. "Siapapun, dari manapun, bagaimanapun, tidak kita permasalahkan. Asas kebinekaan sudah menjadi pegangan kita, mencari pemimpin yang terbaik untuk ITB, untuk bangsa dan negara, tanah air Indonesia," pungkasnya.