Indonesia-German Workshop and Seminar: Menyoal Pemanfaatan Biomassa sebagai Sumber Energi Potensial

Oleh Ria Ayu Pramudita

Editor Ria Ayu Pramudita

BANDUNG, itb.ac.id - MBA of IMRE (International Management of Resources and Environment) Alumni dan Technische Universitaet Bergakademie Freiberg, Jerman, disponsori oleh DAAD (Deutscher Akademischer Austausch Dienst, Dinas Pertukaran Akademis Jerman), bekerja sama dengan ITB sebagai panitia penyelenggara bersama dengan PAJ (Persatuan Alumni Jerman) menyelenggarakan workshop dan seminar mengenai kebijakan-kebijakan dalam pemanfaatan energi terbarukan, utamanya biomassa, pada Senin dan Selasa (26-27/09/11) di Aula Timur, ITB. Workshop ini dipandu oleh Prof. Dr. Andrianto Handojo (dosen Teknik FIsika ITB, Ketua Dewan Riset Nasional) sebagai moderator.

Biomass: Our Last Resource, Defining Sustainable Policies and Management of Indonesia's Biomass Utilization merupakan tema workshop pada hari pertama, yang diisi oleh nama-nama penting dalam pengembangan energi dari biomassa, baik dari kalangan pemerintahan, praktisi, maupun akademisi dari Indonesia dan juga Jerman. Ir. Maritje Hutapea (Direktur Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral) menyampaikan kebijakan-kebijakan pemerintah Indonesia mengenai energi dari biomassa, terutama target pemerintah untuk mencapai energy mix sebesar 5% dari biofuel pada tahun 2025.

Dr. Ir. Tatang Hernas Soerawidjaja (dosen Teknik Kimia ITB, Ketua Ikatan Ahli Bioenergi Indonesia) menyampaikan peran strategis energi biomassa di Indonesia, yang dilanjutkan oleh Prof. Dr. Ir. Bambang Prastowo (Kepala Divisi Sumber Daya IKABI, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan periode 2000 - 2005) yang menitikberatkan pada potensi energi dari biomassa padat. Kedua ahli ini menekankan pentingnya lokasi pemanfaatan biomassa yang dekat dengan tempatnya dihasilkan, karena selain mengandung energi, biomassa juga mengandung mineral-mineral penyubur yang harus dikembalikan ke tanah untuk menjaga keberlanjutan produksi dan kelestarian alam.

Ir. Mochamad Sofyan (Kepala Divisi Energi Terbarukan PT PLN) kemudian menyampaikan rencana dan kesiapan PT PLN untuk memanfaatkan energi listrik dari biomassa. Untuk saat ini, PT PLN masih menerapkan kontrak 3 tahunan untuk penyedia energi biomassa karena ketidakpastian suplai biomassa untuk jangka panjang. Namun, PT PLN menerapkan sistem Feed-In Tariff (FIT) sebesar Rp950,00/kWh untuk energi listrik dari biomassa untuk mendukung para pengusaha energi dari biomassa agar dapat mengembangkan diri.

Keynote speech berikutnya diberikan oleh Prof. Jan C. Bongaerts (Direktur MBA IMRE di Technische Universitaet Bergakademie Freiberg, Jerman) yang menyampaikan perkembangan pemanfaatan biomassa di Eropa. Prof. Bongaerts juga merupakan ketua dari Steering Committee penyelenggaraan seminar yang dilaksanakan setiap tahun ini.
 
Menyusul 3 pembicara lain, seperti Dr. Ir. Iman Kartolaksono Reksowardojo (Kelompok Keahlian Konversi Energi, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB) yang membahas mengenai perkembangan pemanfaatan bahan bakar nabati dalam mesin kendaraan bermotor, Herr Florian Unger yang membahas pemanfaatan bioenergi di daerah urban seperti Frankfurt dan Main, Jerman, serta Ir. Aslam Kalyubi (Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia - Aprobi) yang memetakan potensi industri energi biomassa di Indonesia.

Hari berikutnya dilanjutkan dengan seminar yang mengangkat tema "Setting the Pace for Renewable Energy Technologies in Developing and Emerging Market with Case Studies on Renewable Energy Technology Transfer", dengan 13 pembicara dari Jerman, Meksiko, Rusia, Cina, Indonesia, Pakistan, Kazakhstan, Brasil, dan India. Rangkaian acara yang diketuai oleh Dr. Lienda Aliwarga (dosen Teknik Kimia ITB) ini diakhiri oleh kuliah umum oleh Prof. Bongaerts mengenai evaluasi ekonomi dari pemanfaatan energi terbarukan di Jerman pada Kamis (29/09/11) di X-239, Labtek X, program studi Teknik Kimia.