Inovasi Gasifikasi Biomassa untuk Listrik Daerah Terpencil di Indonesia

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id–Listrik merupakan salah satu sumber energi terbesar dan dibutuhkan. Namun, masih ada berbagai daerah di Indonesia yang masih belum teraliri listrik, terutama daerah terpencil. Kehadiran listrik tentunya akan sangat membantu kehidupan warga daerah terpencil. Maka dari itu, hadirlah inovasi untuk membangkitkan listrik melalui sumber daya alam gas melalui proses gasifikasi.

Program studi Teknik Bioenergi dan Kemurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung menyelenggarakan kuliah tamu untuk mata kuliah TB3201 - Konversi Termal Biomassa pada Selasa (13/4/2022) lalu. Pada pertemuan kuliah tamu ini, tema yang diangkat adalah “Gasifikasi Biomassa untuk Listrik Daerah Terpencil di Indonesia”. Salah satu daerah yang menjadi lokasi penerapan inovasi ini adalah Pulau Kundur, Kepulauan Riau. Narasumber yang dihadirkan pada kuliah tamu ini sebagai pemateri adalah Praktisi Gasifikasi Biomassa PT Prima Gasifikasi Indonesia, Steve Kosasih, S.T.

Gasifikasi adalah suatu proses perubahan bahan bakar padat secara termokimia menjadi gas, di mana udara yang diperlukan lebih rendah dari udara yang digunakan untuk proses pembakaran. Selama proses gasifikasi reaksi kimia utama, yang terjadi adalah endotermis. Media yang paling umum digunakan pada proses gasifikasi adalah udara dan uap.
“Proses gasifikasi ini dapat memberikan banyak keuntungan. Mulai dari menjadi pembangkit listrik, memproses input bahan bakar, mengolah sampah menjadi produk yang bernilai, hingga lebih ramah lingkungan untuk udara,” papar Steve.

Maka dari itu, inovasi dan teknologi berupa Biomass Gasification Engine System (BGES) dibuat. Teknologi BGES juga memberikan berbagai manfaat untuk berbagai sektor. Teknologi ini menggantikan peran diesel dan minyak bumi untuk menciptakan listrik, memiliki waktu instalasi dan mobilisasi yang cepat, biaya maintenance yang lebih ekonomis, ramah lingkungan, dan juga memanfaatkan limbah biomassa dengan sangat baik.

Teknologi BGES ini cocok untuk pabrik yang terletak di area yang memiliki banyak limbah biomassa dan kekurangan listrik. Terlebih lagi, teknologi ini menghasilkan carbon negative cycle yang menghasilkan emisi yang jauh lebih rendah ketimbang carbon positive cycle.

Maka dari itu, berbagai kelebihan yang diberikan oleh teknologi BGES sangatlah cocok untuk solusi pembangkitan listrik di daerah-daerah terpencil di Indonesia. Rendahnya sumber energi listrik yang ada di berbagai daerah terpencil tidak menjadi hambatan untuk teknologi ini. Ditambah lagi, daerah-daerah terpencil di Indonesia banyak yang kaya akan sumber daya alam yang tentunya akan menghasilkan banyak sumber energi untuk diolah oleh BGES.

Reporter: Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)