Inovasi Penangkapan dan Pemanfaatan CO2 Menggunakan Mikroalga, Bawa 3 Mahasiswa ITB Raih Prestasi di Kompetisi PROTECT 2023
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id - Tim mahasiswa ITB berhasil mengukir prestasi gemilang pada ajang Petroleum Integrated Event & Competition (PROTECT) 2023. Tim ini terdiri dari 3 mahasiswa ITB dari berbagai latar belakang studi yaitu Alexander (Teknik Mesin), Destia Paramitha (Teknik Perminyakan), Dekaila Syabania (Teknik Geodesi dan Geomatika).
PROTECT merupakan sebuah kompetisi internasional bagi mahasiswa yang diselenggarakan oleh Universitas Pertamina melalui HMTM "SPRUDA" UPer, IATMI SM UPer, SPWLA UPer SC, and SPE UPer SC. Kompetisi ini memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan ide-ide kreatif dan inovatif dalam memecahkan masalah-masalah perminyakan dan energi terkini.
Ketua tim, Alexander menjelaskan bahwa saat ini sedang terjadi transisi energi ke energi terbarukan, namun di antaranya masih tetap memerlukan energi fosil untuk transisi tersebut. Salah satu energi fosil yang lebih bersih dibandingkan minyak serta batubara adalah gas alam.
“Masalahnya beberapa sumber gas alam itu tercampur dengan CO2 secara alami, dan selama ini, CO2 itu umumnya dibuang begitu saja ke atmosfer. Kalau begitu jadinya gas alam akan menjadi lebih ‘kotor’,” ucapnya pada Minggu (7/1/2024).
Melihat masalah tersebut, tim mereka pun memiliki ide solusi terkait penangkapan, penyimpanan, dan pemanfaatan CO2 (CCUS) dalam bentuk biopolimer melalui mikroalga. Nantinya, akan dibuat modul-modul terapung yang terdapat habitat mikroalga sehingga dapat melakukan penyerapan CO2. CO2 yang terserap menjadi biomassa mikroalga akan diubah menjadi bioplastik yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal.
Ide tersebut dituangkan dalam paper yang mereka beri judul "Harnessing Chlorella Vulgaris Microalgae as Carbon Capture Method for East Natuna Gas Field with Carbon Utilization and Storage in the Form of Microalgae Biopolymer".
Melalui ide dan gagasan yang mereka suguhkan, memberikan mereka kemenangan sebagai Juara 2 sekaligus menerima Ganesha Award 2023, Kategori Ganesha Karsa dari ITB.
Selama proses penulisan paper, Alexander mengungkap salah satu hal menarik, yakni perbedaan latar belakang studi dari tim mereka yang justru menjadi kelebihan tersendiri karena mereka dapat berbagi tugas sesuai dengan keahliannya masing-masing.
“Dari perminyakan fokusnya ke permasalahan pada ladang/field minyak yang ada khususnya di indonesia, untuk geodesi juga fokus ke lokasi dan potensi, sedangkan saya dari teknik mesin mesin fokus ke inovasi dan solusi yang diterapkan,” katanya.
Dia pun mengaku mengikuti lomba ini amat berkesan baginya, sebab dapat belajar hal baru dari berbagai jurusan. Dia juga mengatakan bahwa time management menjadi kunci penting dari lomba, lantaran perlu membagi waktu dengan kesibukan akademik kuliah.
“Nah, cuma buat lomba gini kita harus berani keluar dari zona nyaman. Habis itu kita juga harus bisa bekerja sama dengan baik meskipun di bawah tekanan yang besar, jangan sampai terjadi keributan yang bisa bikin timnya pecah,” tutur Alexander.
Reporter : Satria Octavianus Nababan (Teknik Informatika, 2021)