Inspiratif, Cerita Mahasiswa Berprestasi SAPPK ITB 2024 Ikuti Program Exchange di Ritsumeikan University, Jepang

Oleh Indira Akmalia Hendri - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2024

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id - Mahasiswa berprestasi Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung (SAPPK ITB), Annisa Edi Setiyani, mengikuti program pertukaran akademik "International PBL Program for ASEAN Countries" di Ritsumeikan University, Jepang.

Melibatkan mahasiswa dari berbagai negara, program ini berfokus pada pembelajaran berbasis masalah atau proyek internasional yang bertujuan mengembangkan keterampilan berpikir multidimensi, termasuk pemikiran teknis, bisnis, dan desain sistem.

Untuk mengembangkan ketertarikannya dalam bidang kebijakan publik, Annisa memilih jurusan College of Policy Science sebagai langkah strategis. Dia bermimpi untuk menjadi seorang pemimpin yang mampu memahami kompleksitas dalam pengambilan keputusan publik yang baik. Dengan demikian, Annisa berharap dapat menjadi pemimpin yang bijaksana serta memastikan setiap kebijakan yang diambilnya memiliki dampak positif serta berkelanjutan bagi masyarakat luas.

“Jurusan yang aku ambil sebenarnya ada irisannya dengan salah satu Kelompok Keahlian di PWK ITB, yaitu P2PK (Pengelolaan Pembangunan dan Pengembangan Kebijakan), tetapi aku merasa perlu diperdalam lagi nih selama aku di Jepang,” ujarnya.

   

Selama di Ritsumeikan University, Annisa berencana mengambil 20 academic credits dan berkuliah di hari Senin hingga Kamis. Di luar kegiatan akademik, dia berkeinginan mengikuti Model United Nation (MUN) Class serta perkumpulan mahasiswa pecinta alam.

Secara keseluruhan, pengalaman pertukaran akademik di Ritsumeikan University menjadi babak penting dalam perjalanan akademiknya. Program ini tidak hanya memperdalam pemahamannya tentang ilmu kebijakan publik, tetapi juga memberinya wawasan lebih luas mengenai sistem pemerintahan di Jepang berfungsi, yang mungkin dapat diterapkan di Indonesia di masa depan.

Annisa berpesan kepada teman-teman mahasiswa untuk menghargai multikulturalisme. Kesadaran akan keragaman bahasa, yang bukan hanya sekadar alat komunikasi, tetapi juga jembatan yang menghubungkan individu dari berbagai budaya dan latar belakang.

“Pemahaman dan toleransi terhadap perbedaan ini dapat memperkaya perspektif serta membangun ikatan yang lebih kuat untuk menciptakan kolaborasi multikultural,” katanya.

Setelah kembali ke ITB, Annisa berharap dapat menerapkan pengetahuan dan wawasan yang diperolehnya selama program pertukaran di Ritsumeikan University. Dia berencana berbagi pengalaman serta pemahaman baru tentang sistem pemerintahan dan kebijakan publik, khususnya mengenai cara Jepang mengelola isu-isu sosial dan pembangunan, dengan teman-temannya di kampus.

Selain itu, Annisa ingin memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, baik melalui proyek akademis maupun dalam praktik profesionalnya di masa depan, dengan harapan dapat membawa perubahan positif di Indonesia.

Reporter: Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2024)