Inspiratif! Mahasiswa Prodi Astronomi ITB Fathia Rahmi Izzati Jadi Pembicara di Asia-Pacific Regional IAU Meeting 2023 Jepang

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id – Salah seorang Mahasiswa Program Studi Astronomi ITB Angkatan 2019, Fathia Rahmi Izzati, menjadi salah seorang pembicara dalam ajang internasional Asia-Pacific Regional IAU Meeting 2023 di Koriyama, Jepang, yang berlangsung Senin-Jumat (7-11/8/2023). Dalam kesempatan tersebut, Fathia mempresentasikan hasil tugas akhirnya.

Asia-Pacific Regional IAU Meeting 2023 (APRIM 2023) merupakan ruang diskusi terkait topik ilmiah tertentu dan pertemuan antar ilmuwan di Asia-Pasifik, khususnya astronom muda. Kegiatan ini terbuka bagi siapa saja yang memiliki penelitian di bidang astronomi dan disponsori International Astronomical Union (IAU).

APRIM 2023 berisi presentasi oral yang dilakukan oleh invited speaker, plenary speaker, dan parallel session speaker. Selain itu, ada remote speakers melalui Zoom, pameran poster, serta booth pameran astronomi. Fathia termasuk pembicara pada parallel session speaker.

Meski hanya 10 menit presentasi dan 2 menit sesi tanya jawab, Fathia berhasil mempresentasikan hasil tugas akhirnya berjudul “Pencarian Molekul Organik Kompleks di G354.61+0.47 dari Pengamatan Alma” dengan baik di hadapan orang-orang dari berbagai negara Regional Asia-Pasifik, Selasa (08/08/2023).

Sebelum menjadi pembicara di acara internasional yang diikuti peneliti, mahasiswa S2, dan S3 tersebut, banyak hal yang Fathia persiapkan. Ketika pembukaan pendaftaran untuk pembicara, Fathia sudah memiliki penelitian beserta abstraknya. Dia pun memberanikan diri mendaftar karena kesempatan yang sama tidak datang dua kali. Karena keberaniannya itu, dia berhasil diterima sebagai pembicara pada parallel session speaker. Menurutnya, tantangan terberat yang dihadapinya adalah bahasa. Dia pun banyak berlatih dan sering diskusi dengan dosen pembimbingnya, Prof. Dr. Taufiq Hidajat, D.E.A.


Fathia menceritakan ajang internasional ini adalah yang pertama kali dia ikuti. Hal itu diiringi dengan banyaknya tantangan. Baginya, lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali dan malah menyesal nantinya. Terkait biaya, dia pun tidak khawatir. Dia menceritakan bahwa banyak yang membantunya untuk mengikuti kegiatan tersebut, mulai dari dosen Prodi Astronomi, kakak tingkat, dan juga IAU.

Fathia berpesan kepada teman-teman yang ingin mencoba hal baru untuk tetap berani mencoba, mempersiapkan diri dengan baik, serta tidak lupa minta bantuan orang lain.

“Berani saja, coba jika ada kesempatan, jika takut karena pertama ya latihan, berusaha, yang penting gak malu-maluin. Berani, latihan, dan minta bantuan orang-orang,” ujarnya.

Keberanian Fathia untuk keluar dari zona nyamannya memberikan hal yang berkesan di hidupnya, terutama ketika dia dapat menyampaikan presentasi. Dia menjelaskan bahwa ini pertama kalinya dirinya presentasi didepan umum secara internasional. Selain itu, dia mendapat saran yang membangun terkait topik bidang tugas akhirnya dan perkembangan topik terkait di negara lain. Dalam kegiatan tersebut, dia mendapat banyak teman baru dari Dubai dan Taiwan, serta orang-orang baik yang mau membantu dan suka belajar.

Reporter: Gishelawati (Astronomi, 2019)

Editor: M. Naufal Hafizh