Student X-Peria HMFT ITB: I-Live, Inkubator Jinjing Karya Alumni
Oleh Adi Permana
Editor Vera Citra Utami
BANDUNG, itb.ac.id — Himpunan Mahasiswa Fisika Teknik (HMFT) Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar Student X-Peria: Book One “Journey of PKM–The Creator of Incubator “Jinjing” for Supporting Infant’s Life in Emergency State” pada Sabtu (3/7/2021). Ismail Faruqi, S.T., alumni Teknik Fisika 2014, membagikan pengalamannya dalam mengikuti Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM).
Ismail bersama rekan setimnya mengembangkan I-Live, sebuah inkubator jinjing untuk evakuasi bayi di lokasi bencana. Inkubator ini berbasis electronic warmer (penghangat) dan filtering material (penyaring polutan udara). “Ini sebetulnya membran, Porous Membrane. Ini digunakan untuk menyaring udara yang akan masuk ke dalam rongga inkubatornya,” katanya.
Dalam proses pembuatannya, I-Live melibatkan berbagai bidang keilmuan. Material penghangatnya dipelajari dari Teknik Fisika. Membrannya dari Teknik Kimia. Salah satu anggota tim pengembangnya bahkan berasal dari program studi Desain Produk. I-Live memerlukan keilmuan ini agar menjadi produk yang agronomis dan mudah digunakan.
Ismail bersama rekan setimnya memulai rangkaian kegiatan PKM dengan mengirimkan proposal penelitian. Setelah lolos, diadakan evaluasi Monev yang berlangsung selama tiga tahap. Pada Agustus 2017, Ismail dan timnya menampilkan produknya dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas). “Sisanya, kegiatan-kegiatan setelah Pimnas. Kalau kami, diundang ke Kick Andy,” ujar Ismail.
Ismail sendiri aktif di Kabinet Keluarga Mahasiswa (KM) ITB Bidang Sosial Politik pada tahun pertamanya di kampus. Dia sempat membantu rekan-rekan yang terkena penggusuran. Ismail juga aktif di luar kampus dengan mengajar di SD dan SMP saat menjadi awardee beasiswa BRI. Dia sempat melakukan social mapping desa binaan di Pangalengan.
“Menuju tahun terakhir, saya merasa sudah punya pengalaman di sosial-politik dan sosial masyarakat, tapi saya sebagai mahasiswa belum punya karya dan inovasi apa pun,” kenang Ismail. “Oh, ada PKM, nih. Ada yang namanya PKM-KC. Selain bisa melakukan riset, kami membuat alat yang bisa digunakan untuk masyarakat. Jadi, saya tertarik.”
Dengan pemikiran itu, Ismail mengikuti PKM. Dia kemudian memberikan tip dan trik kepada peserta webinar terkait PKM. Ismail menyarankan untuk selalu melakukan simulasi produk pada target penelitian; berkonsultasi dengan ahlinya; meminta dukungan dari pemerintah; serta mengetahui tanggal PKM dan jadwal akademik kampus agar tidak bertabrakan. “Sebenarnya untuk tembus Pimnas disarankan oleh Ranger PKM, tim PKM ITB, kalau bisa riset yang sudah kita coba buat ini dimasukkan ke conference sehingga itu akan menambahkan bobot penilaian,” tambahnya.
Reporter: Amalia Wahyu Utami (TPB, FTI 2020)