International Virtual Course Teknologi Pasca Panen ITB: Kenalkan Inovasi Hasil Hutan yang Berkelanjutan
Oleh Ahmad Fauzi - Mahasiswa Rekayasa Kehutanan, 2021
Editor M. Naufal Hafizh
JATINANGOR, itb.ac.id — Program Studi Teknologi Pasca Panen, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung (SITH ITB) menyelenggarakan International Virtual Course (IVC) dengan tema “Sustainable Forestry Products”, tanggal 5–15 Agustus 2024. IVC terdiri atas 12 kelas dengan dosen yang memiliki latar belakang beragam, mulai dari dosen ITB, dosen perguruan tinggi luar negeri, serta praktisi yang ahli di bidang hasil hutan. IVC diikuti oleh lebih dari 100 orang mahasiswa baik dari ITB maupun dari perguruan tinggi luar negeri.
IVC dibuka oleh Ketua Program Studi Teknologi Pasca Panen, Dr. Rijanti Rahaju Maulani, S.P., M.Si,. serta Dekan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Prof. Endah Sulistyawati, Ph.D.
Adapun kuliah diisi oleh 12 pemateri dari berbagai macam latar belakang, antara lain Ihak Sumardi, Ph.D., Dr. Rudi Dungani, Lili Melani, Ph.D., serta Neil Priharto, Ph.D., dari Institut Teknologi Bandung; Dr. Takashi Tanaka dari Shizuoka University; Prof. Dr. Md. Nazrul Islam dari Khulna University; Prof. Hyoung-jin Kim dari Kookmin University; Dr. Mohd. Akmal bin Mohd. Raffi dari Universiti Malaysia Sarawak; Krisdianto Sugiyanto, Ph.D. dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Dr. S. Khoirul Himmi dari National Research and Innovation Agency; M. Arekha Bentangan Lazuar, M.Si. dari Mycotech Lab Indonesia; serta Nurcahyo Adi dari Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFCC).
International Virtual Course kali ini membahas terkait hasil hutan baik dari segi potensi yang ada di Indonesia, sustainable forest management (SFM), pengolahan hasil hutan menjadi material yang ramah lingkungan dan berkelanjutan seperti Wood Plastic Composite (WPC) ataupun Pulp and Paper, serta pemanfaatan bioinsektisida dalam proses pengawetan kayu.
IVC ini membuktikan bahwa hasil hutan di Indonesia memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi produk yang tidak hanya berguna bagi kehidupan sehari-hari, tetapi juga ramah lingkungan dan dapat memiliki nilai berkelanjutan.
Pada salah satu pematerian yang diisi oleh Krisdianto Sugiyanto, Ph.D. dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, beliau menyampaikan bahwa dengan kawasan hutan yang luas, hutan Indonesia terutama hutan produksi dapat dimanfaatkan lebih lanjut produknya sehingga bernilai ekonomi tinggi dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan.
Kemudian, pada hari terakhir pelaksanaan IVC, perwakilan mahasiswa dari tiap kelompok diminta mempresentasikan poster yang telah dibuat sebelumnya. Poster yang dibuat berkaitan dengan tema utama “Sustainable Forestry Product”. Terdapat 20 poster yang dibuat oleh 20 kelompok peserta IVC yang semuanya telah diunggah di Instagram @teknologipascapanenitb.
Para peserta IVC mengaku senang dapat mengikuti kelas IVC ini, seperti yang disampaikan oleh salah seorang peserta IVC, Muhammad Rezky Darmawan (Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, 2021). Walaupun rumpun keilmuannya tidak berkaitan langsung dengan pengolahan hasil hutan, tetapi dia menilai mempelajarinya cukup penting terutama dalam karier seorang sustainability officer atau environmental officer ke depannya.
“(Mempelajari sustainable forestry products) sangat penting untuk memiliki pengetahuan pada aspek berkelanjutan di banyak bidang agar bisa menemukan solusi paling ideal yang didapat dari menggabungkan pengetahuan berbagai rumpun keilmuan untuk menciptakan sustainable environment,” tuturnya. Selain itu, dia mengungkapkan bahwa dengan adanya IVC ini, dapat memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk mempelajari pengetahuan yang diterapkan di negara lain. Hal ini akan memicu inovasi baru dari pengetahuan yang tidak pernah didapatkan mahasiswa sebelumnya.
Reporter: Ahmad Fauzi (Rekayasa Kehutanan, 2021)