International Virtual Courses, Perkenalkan Lanskap Bisnis Bagi Anak Muda

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita


BANDUNG, itb.ac.id - Indonesia merupakan salah satu negara terpadat di dunia dan telah lama menjadi kekuatan ekonomi di Asia Tenggara. Usai pandemi Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) memperkirakan pertumbuhan PDB Indonesia akan menguat menjadi 4,7% pada tahun 2023.

Potensi ini didorong oleh kolaborasi antar budaya yang berbeda lintas negara. Pemahaman budaya dalam kajian manajemen menjadi semakin penting ketika aktivitas dunia menjadi tanpa batas.

Kondisi ini mendorong kajian manajemen untuk mengembangkan kapabilitas baru yang mengakomodasi aktivitas yang melibatkan individu dengan latar belakang budaya yang berbeda. Salah satunya adalah dengan Program Summer Courses.
Program Summer Courses dirancang untuk melayani mahasiswa dan profesional untuk belajar di Kampus ITB. Selama pelaksanaan kegiatan akademik, peserta akan belajar dan bekerja sama selama kurun waktu tertentu.

Materi perkuliahan, tutorial dan ekskursi akan disampaikan dalam bahasa Inggris. Sementara itu, kegiatan akademik disampaikan oleh staf pengajar ITB serta narasumber asing, misalnya profesor dan peniliti dari universitas mitra, para ahli, serta profesional yang bekerja di industri terkemuka.

Menurut Head of International Relations Office SBM ITB, Ira Fachira, Ph.D., Summer Course merupakan program tahunan yang dijalankan serempak di seluruh ITB. "Hampir semua program studi ITB menawarkan program serupa yang mengedepankan lintas ilmu lintas negara. Karena pandemi COVID-19, Program Summer Courses yang ditawarkan oleh ITB digantikan dengan International Virtual Courses (IVC)," katanya.

Sesuai dengan namanya, awalnya kegiatan ini dilakukan secara daring. Akan tetapi dengan semakin meredanya pandemi, maka program ini sekarang dilakukan secara hybrid.

Ira menuturkan program ini memperkenalkan situasi bisnis aktual di Asia, khususnya di Indonesia. "Program ini menawarkan kesempatan bagi pelajar yang ingin melakukan studi jangka pendek sambil belajar tentang lanskap bisnis dan manajemen Indonesia pada khususnya, serta Asia pada umumnya," ucapnya.

Melalui perkuliahan yang menarik, diskusi kelompok, dan pembelajaran berbasis proyek, mahasiswa akan mendalami berbagai masalah bisnis untuk mencapai keberlanjutan di Indonesia.

Adapun pesertanya terdiri dari mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari luar negeri serta perwakilan dari beberapa kampus dalam negeri.

"Peserta akan mengembangkan wawasan tentang tantangan yang dihadapi oleh bisnis dalam mencapai praktik berkelanjutan sambil mempertahankan target-target capaian," tuturnya.

Dalam agenda ini, peserta akan melaksanakan kunjungan ke perusahaan lokal di Bandung. Tak hanya mengunjungi sektor bisnis, peserta juga diajak untuk mengikuti kegiatan Bersama masyarakat yakni Yayasan Bening Saguling di Bandung Barat yang memiliki berbagai usaha keberlanjutan seperti bisnis kerajinan dari Eceng Gondok serta program pemberdayaan warga.

Selain itu, para peserta juga akan diikutkan dalam kegiatan bersama dengan warga seperti program membersihkan sungai, pemilahan sampah, serta penanaman pohon. Upaya ini dilakukan agar peserta mendapatkan pengalaman serta wawasan lingkungan.

Para Peserta juga diajak turut serta dalam kegiatan lintas budaya dengan tinggal Bersama warga desa Sakola Motekar di Ciamis. Peserta akan diajak aktif mengikuti kegiatan perayaan peringatan kemerdekaan bersama masyarakat desa serta diajak untuk turut serta memahami pola-pola pemberdayaan untuk keberlanjutan yang telah diinisiasi di daerah tersebut.