Isi Pengalaman yang Hilang saat Pandemi, Mahasiswa ITB Edukasi Anak-Anak di Kampung Pelangi 200

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

BANDUNG, itb.ac.id – Peduli akan lingkungan sekitar merupakan hal yang harus terpatri dalam hati setiap mahasiswa, termasuk Mahasiswa ITB. Pada April lalu, beberapa mahasiswa yang tergabung dalam kelompok 7 mata kuliah Pendidikan Karakter – KU4093 berhasil melaksanakan proyek sosial di Kampung Pelangi 200, Dago.

Kelompok ini beranggotakan Lita Marina Nisa, S.T. (Asisten), Bayu Septiadi (Ketua), Ahmad Rizky, Eliana Angela Kurniawan, Novan Saputra Haryana, Shabri Ash Shiddieqy, Shareta Alya Reghina, Muhammad Ridho Alfino.

Proyek sosial ini berjudul “Weekly Kids Edufair”, sebuah kegiatan mengajar anak-anak SD di Kampung Pelangi 200. “Kegiatan mengajar ini dilakukan setiap Minggu selama 4 pekan dengan topik berbeda yang dirancang menarik untuk anak-anak,” jelas Bayu mewakili kelompok tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rentang 27 Maret – 17 April 2022.

Sekolah merupakan salah satu tempat terpenting dalam menimba ilmu dan membangun karakter anak. Namun, selama pandemi Covid-19 ini, aktivitas belajar mengajar di sekolah menjadi sangat terbatas. “Sangat penting diadakan suatu kegiatan yang dapat menunjang kebutuhan akademik anak-anak yang kurang terpenuhi akibat pandemi,” pungkas Bayu.
Selain menunjang kebutuhan akademik, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengajarkan pengetahuan umum dan meningkatkan sikap dan moral dalam kehidupan bersosial anak-anak Kampung Pelangi 200.

Kegiatan Weekly Kids Edufair dibuka pada Minggu (27/3/2022), dengan melakukan perkenalan terhadap adik-adik peserta dan memperkenalkan program yang akan dilaksanakan. Di minggu pertama, diangkat tema geografi yang dikemas ke dalam beberapa kegiatan seperti kuis, games, dan penjelasan materi.

Minggu kedua, tema besarnya adalah tata surya, di situ anak-anak diajak untuk mengenal lebih jauh mengenai planet dan benda-benda langit, kegiatan dikemas ke dalam penjelasan materi secara berkelompok, kuis, dan aktivitas mewarnai.

“Di minggu ketiga, kami membahas mengenai hewan, bersama dengan anak-anak, kami belajar secara berkelompok dengan beberapa alat peraga, kemudian kami berprakarya membuat origami berbentuk hewan. Di minggu keempat, minggu penutupan, kegiatan hanya mereview materi dengan kuis kecil, membagikan hadiah, dan makanan untuk berbuka puasa,” kata Bayu.

Kegiatan ini berjalan dengan lancar karena segala kebutuhannya sudah dipersiapkan dengan baik. Kebutuhan tersebut seperti lokasi, cara penyampaian, dll. “Materi yang disampaikan dikemas menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dipahami sehingga mendapatkan respons yang baik dan antusiasme dari anak-anak peserta kegiatan,” ungkap Bayu.

Dari serangkaian kegiatan yang dilaksanakan, diharapkan wawasan anak-anak bisa bertambah dan berkembang, “Harapannya anak-anak tersebut bisa memiliki wawasan lebih terkait pengetahuan umum dan dapat mengimplementasikan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Mahasiswa asal Sumatera Barat tersebut.

Bayu mengucapkan terima kasih kepada segala pihak yang telah berpartisipasi dalam menyukseskan acara ini. Pihak tersebut seperti dosen, asisten, orang tua anak, kampus, dan pengurus desa setempat. Mereka berpesan agar ilmu yang diberikan bisa dimanfaatkan dengan baik. “Pesannya, semoga pengalaman dan ilmu yang didapat dari kami bisa dimanfaatkan dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari anak,” pesannya.

Reporter: Kevin Agriva Ginting, Teknik Geodesi dan Geomatika 2022