ITB Berduka atas Meninggalnya Dwiyanto Wisnugroho
Oleh prita
Editor prita
BANDUNG, itb.ac.id - Menanggapi simpang siur berita di berbagai media, pihak ITB akhirnya bicara tentang meninggalnya Dwiyanto Wisnugroho, mahasiswa jurusan Teknik Geodesi ITB angkatan 2007. Pernyataan disampaikan dalam Konferensi Pers di Ruang Rapim A, Gedung Annex ITB, Selasa (10/02/09) lalu.
Permohonan maaf dan pernyataan belasungkawa disampaikan pimpinan ITB yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Widyo Nugroho Sulasdi. Beliau menjadi pembicara utama dan penyampai pernyataan ITB terkait kasus meninggalnya Dwiyanto atau akrab disapa Wisnu. Turut hadir dalam konferensi pers antara lain Ketua Komisi Penegakan Norma Kemahasiswaan ITB, Dr. Nanang T. Puspito; Dekan Fakultas Ilmu Teknologi Kebumian, Lambok M. Hutasoit; serta beberapa wakil dari rektorat lainnya. Turut menyaksikan pula Presiden Keluarga Mahasiswa ITB, Shana Fatina Sukarsono, dan perwakilan dari Ikatan Mahasiswa Geodesi.
Nama Wisnu mencuat ketika media mulai memberitakan kematiannya. Wisnu meninggal saat mengikuti kegiatan orientasi siswa yang diadakan oleh Ikatan Mahasiswa Geodesi. Berdasarkan surat keterangan dari RS. Borromeus, almarhum meninggal pada Minggu, 8 Februari 2009 pukul 03.15. Almarhum diperkirakan meninggal dalam perjalanan dari lokasi kegiatan menuju RS Borromeus. Hingga saat ini, penyebab kematian masih belum diketahui.
Kegiatan orientasi siswa yang diikuti Wisnu bersama sekitar 80 orang teman sejurusannya, berlangsung pada 8-9 Februari 2009 di Desa Pagerwangi, Lembang. Kegiatan ini dinyatakan ilegal karena pihak rektorat tidak mendapat pemberitahuan mengenainya. Seharusnya, setiap kegiatan kemahasiswaan disampaikan oleh mahasiswa ke Kepala Program Studi untuk diteruskan pada Dekan dan pihak rektorat. Meski surat izin bertanda tangan Kepala Prodi telah dikantongi panitia, informasi tentang kegiatan rupanya tidak sampai pada Dekan.
Terkait penyebab kematian, tidak ada tindak kekerasan yang terjadi dalam acara tersebut. Seluruh peserta termasuk Wisnu, dinyatakan sehat setelah menjalani dua kali pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh tim Atlas Medical Pioneer Fakultas Kedokteran UNPAD. Tim AMP turut mendampingi selama acara berlangsung. Peserta pun telah diminta menyerahkan surat keterangan sehat dari dokter. Kemungkinan adanya penyakit bawaan yang tidak diketahui panitia akan dikonfirmasi kepada keluarga Wisnu. Pilihan otopsi untuk mengungkap penyebab kematian ditolak oleh pihak keluarga. Dikutip oleh Widyo, pihak keluarga percaya bahwa kematian Wisnu adalah takdir.
Kepada panitia, peserta, dan alumni yang turut hadir di acara, akan diberi sanksi karena mengikuti kegiatan tersebut. Setiap mahasiswa baru pada awal masuk perguruan tinggi, telah menandatangani surat pernyataan tidak akan mengikuti kegiatan kemahasiswaan yang tidak mendapat izin dari rektorat. Wedyanto Kuntjoro, Kepala Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika saat itu, yang dianggap lalai juga telah dikenai sanksi. Pihak ITB akan mengadakan sidang secepatnya untuk membahas masalah ini beserta sanksinya.
Penyelidikan mengenai penyebab kematian telah diserahkan kepada Polres Cimahi. Hingga saat ini, seluruh pihak masih menunggu hasil dari penyelidikan tersebut untuk ditindaklanjuti.