Salman ITB Turut Semarakkan Hari Air dan Earth Hour

Oleh habiburmuhaimin

Editor habiburmuhaimin

BANDUNG, itb.ac.id - Sebagai masjid kampus yang menjadi laboratorium rohani bagi masyarakat kampus ITB, Salman ITB secara berkesinambungan turut serta menyukseskan berbagai macam kegiatan kemanusiaan sebagai sarana dakwah. Salman ITB menyelenggarakan acara peringatan Hari Air dunia pada Jumat (19/03/10) melalui diskusi terbuka : Persoalan Air Perkotaan. Earth Hour sebagai satu cara untuk mengurangi efek rumah kaca juga tak luput dari perhatian Salman ITB. Melalui Forum Filmmaker Pelajar Bandung (F2PB), salah satu unit di Salman, Salman turut serta pula dalam kampanye program gagasan WWF tersebut, Sabtu (27/03/10).

Pada diskusi terbuka, hadir sebagai pembicara, Dr. Budi Brahmantyo -Dosen Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB-, Dr. Agung Wiyono -Dosen Fakultas Teknik Sipil & Lingkungan ITB-, dan Ust. Hervi Firdaus, Lc -Manajer Eksekutif Lembaga Pengembangan Dakwah Salman ITB-. Topik yang diangkat pada diskusi kali ini adalah "Mengatasi Permasalahan Air Bersih di Perkotaan".

Permasalahan Air

"Mindset masyarakat harus diubah," ujar Budi membuka acara.

Diterangkan dalam diskusi, dua inti persoalan air di perkotaan. Pertama, kualitas air tanah yang semakin menurun akibat kondisi hulu yang memburuk. Kondisi hulu yang buruk bisa disebabkan oleh penebangan liar, limbah pabrik dan rumah tangga yang dibuang ke sungai, serta perubahan fungsi lindung. Kedua, kuantitas air yang semakin berkurang. Hal ini dipicu oleh kurangnya penampungan dan daerah resapan sehingga air yang mengalir dari atas hanya sekedar lewat menuju muara lalu laut.

Permasalahan air yang dihadapi saat ini ternyata bukan hanya banjir saja. Tetapi juga masalah kependudukan, daerah aliran sungai (DAS) yang kritis, kekeringan, sampah, pemukiman, dan pencemaran. Ini merupakan suatu hal rumit yang tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak saja. Semua pelaku masyarakat dan pemerintah harus turut berpartisipasi.

"Pengelolaan sampah dan air bisa dimulai dari komunitas mandiri," ujar Agung.

Untuk mengatasi masalah ini masyarakat diharapkan memiliki kebiasaan hidup hemat air. Selain itu juga ditawarkan solusi alternatif dengan pembuatan kolam taman kota.

Air dalam Islam

Dalam paparannya, Hervi menyampaikan bahwa air sering disebut dalam Alquran dan hadist. Diriwayatkan dalam sebuah hadist, salah satu tanda akhir zaman itu banyak turun hujan tapi tidak berkah.

Hikmah-hikmah air yang terdapat dalam Alquran dan hadist hendaknya dijadikan landasan untuk mengaplikasikannya dari sisi ilmu pengetahuan.

"Islam punya ayat-ayat luar biasa yang memuliakan air, tapi implementasinya masih kurang," ujar Budi.

Kegiatan Diskusi Terbuka serupa akan rutin diadakan LPI dua kali sebulan. Diskusi semacam ini bertujuan untuk membahas persoalan aktual dari kaca mata Islam dan ilmiah.

Earth Hour

Dalam acara puncak yang digelar Sabtu (27/03/10) malam, F2PB tidak hanya giat membagi-bagikan poster dan pin, tetapi juga mengadakan live streaming di salah satu pusat keramaian di Dago. Sebelumnya, F2PB juga telah mengumpulkan komunitas pelajar dan mahasiswa di Bandung dalam rangka sosialisasi program ini. Menurut Ridla An-Nuur, koordinator F2PB, dukungan mereka atas program Earth Hour adalah bukti kepedulian generasi muda atas isu lingkungan yang telah meng-global.

Secara keseluruhan, Progam Earth Hour kali ini telah mampu menghemat daya listrik di sistem Jawa Bali hingga 811 MW. Pencapaian ini melampaui target WWF Indonesia yaitu dapat menghemat listrik sebesar 500 MW di Jawa dan Bali.

"Program ini terbukti secara signifikan menurunkan beban listrik Jawa Bali sebesar 811 MW atau jika dirupiahkan penghematannya sekitar Rp 580 juta," ungkap Manajer Komunikasi korporat PT PLN (Persero), Bambang Dwiyanto.

Sumber : salman