Malam 1000 Lilin untuk Dwiyanto Wisnugroho

Oleh kikywikantari

Editor kikywikantari

BANDUNG, itb.ac.id - Walau raga tak lagi di bumi, namun jiwa tetap dikenang dalam hati. Kini, Dwiyanto Wisnugroho tak lagi menjalani keseharian sebagai mahasiswa Teknik Geodesi 2007, namun almarhum Wisnu -panggilan akrabnya- akan selalu diingat dan dijadikan pengalaman berharga bagi teman-temannya. Untuk itu, pada hari Rabu (18/02/09) pukul 19.00-21.30 WIB di Plaza Widya ITB, Keluarga Mahasiswa (KM) ITB dan Ikatan Mahasiswa Geodesi ITB (IMG) mengadakan ''Malam 1000 Lilin'' yang bertujuan untuk menyampaikan rasa solidaritas dan harapan mahasiswa ITB untuk almarhum Dwiyanto Wisnugroho, keluarga almarhum, IMG , dan untuk mempererat tali persaudaraan, kekeluargaan dan kemahasiswaan ITB.

Pukul 19.00 WIB Plaza Widya dipadati oleh mahasiswa-mahasiswa ITB yang menyalakan lilin dan berdiri menanti kedatangan mahasiswa-mahasiswa IMG yang datang membawa lilin tanda berduka. Tak lama kemudian, rombongan dari IMG pun tiba. Suasana hening dan khidmat terasa walaupun acara berlangsung di luar ruangan. Mereka meletakkan lilin-lilin tersebut di tangga Plaza Widya yang dijadikan sebagai simbol monumental 1000 lilin yang menjadi judul malam acara tersebut.

Acara dibuka dengan sambutan ketua IMG. Kemudian, dipersilakan untuk berdoa bersama bagi para mahasiswa yang telah hadir di Plaza Widya. Acara dilanjutkan dengan ucapan belasungkawa dan harapan-harapan yang didapatkan dari pengalaman yang berharga ini, dari ketua atau perwakilan dari tiap himpunan dan ikatan mahasiswa di ITB. Himpunan Mahasiswa Elektro ITB (HME) membangkitkan semangat solidaritasnya dengan mengucapkan salam Ganesha, sedangkan Ikatan Mahasiswa Metalurgi ITB (IMMG) mengajak semua yang hadir di Plaza Widya untuk menyanyikan lagu Mentari.

Ucapan belasungkawa dan semangat-semangat solidaritas dengan berbagai cara ditujukan pada orang-orang yang ditinggalkan. Seorang perwakilan dari Liga Film Mahasiswa (LFM) ITB memberikan kutipan singkat untuk mengenang almarhum Wisnu ''A man tells his stories so many times that he becomes the stories. They live on after him, and in that way he becomes immortal,'' sebagaimana dikutip dari film Big Fish. Dengan menceritakan kisah Wisnu agar dapat dijadikan pengalaman berharga bagi orang lain, secara tidak langsung kita akan selalu mengenang ia dalam hati.

 

 

 

 

 

 

Kenangan Bersama Almarhum Wisnu


Mahasiswa Teknik Geodesi ITB 2007 masih merasakan duka yang mendalam atas kepergian teman seperjuangan mereka, Wisnu pada hari Minggu (08/02/09) lalu. Mereka menilai Wisnu sebagai pribadi yang ramah, murah senyum, peduli dengan teman, selalu mau menolong temannya yang kesulitan, dan tidak pernah mencela orang. Selain itu, Wisnu juga dikenang mampu memanfaatkan tenaga dalamnya untuk memijat temannya. Ia pernah mengikuti pencak silat saat di bangku SMA. Oleh karena itu, ia memiliki kemampuan mengendalikan tenaga dalamnya untuk hal-hal yang berguna.

Sifat pendiam dan kalem yang dimiliki Wisnu tidak dapat menutupi semangatnya dalam mengikuti kaderisasi yang ternyata menjadi pengalaman terakhir dalam hidupnya. ''Saya pernah memapah dia saat pelantikan, namun ia tidak patah semangat dan tetap optimis'', cerita seorang temannya di Teknik Geodesi yang mengikuti pelantikan bersama almarhum. Selain itu, seorang teman almarhum dari Teknik Geodesi juga mengatakan, ''Satu hari sebelum hari pelantikan, saya minta dipijit seluruh badan karena saya tidak enak badan. Pada hari H, saya jadi sehat dan segar bugar'', hal tersebut menjadi pengalaman paling berkesan baginya dengan almarhum.

Kenangan-kenangan indah bersama almarhum meninggalkan kesan yang baik di mata orang-orang yang ditinggalkan. Cerita dan pengalaman yang telah dialami almarhum diharapkan dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Semoga almarhum Wisnu mendapatkan tempat yang nyaman di sisi Yang Maha Kuasa.