ITB Berduka, Dosen FSRD Dr. Dudy Wiyancoko Tutup Usia
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Segenap civitas academica Institut Teknologi Bandung (ITB) berduka atas wafatnya Dr. Dudy Wiyancoko, Dosen di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD). Almarhum menghembuskan napas terakhirnya pada (Jumat, 1/3/2019) pukul 9.53 WIB di Rumah Sakit Borromeus, Bandung.
Dr. Dudy Wiyancoko lahir di Malang, 29 Desember 52 tahun silam. Menjadi sarjana Desain Produk pada tahun 1991, beliau sudah menjadi staff pengajar di FSRD ITB setahun kemudian. Selama berkarir di ITB, beliau pernah menjadi Ketua KK Manusia dan Desain Produk, Ketua Prodi Desain Produk, Pemimpin Redaksi Jurnal Ilmu desain FSRD ITB, Sekretaris Lembaga Pengembangan Inovasi dan kewirusahaan (LPIK) ITB, Pengajar Tamu Departement of Design Science Musashino art University Jepang dan yang terakhir sebagai Sekretaris Bidang Pengabdian kepada Masyarakat, Lembaga PEnelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB.
Selain mengajar, semasa hidupnya Dr. Dudy telah menulis buku diantaranya adalah “melukis Islam” (2012) dan “Morfologi desain” (2016) yang merupakan publikasi terakhir beliau. Selain publikasi buku, beliau juga sudah memenangkan beberapa penghargaan, diantaranya International Research Award, Japanese Society for the Science of Design (JSSD), 2000, Indonesia Good Design Award, Department of Industry, Republic of Indonesia, 2010 dan Penghargaan Adicita, Yayasan Dharma Karya Mandiri, Republic of Indonesia, kategori Karya Nyata 2011.
Almarhum dikenal sebagai pionir pencetus kerjasama FSRD dengan Jepang. Salah satunya adalah kerjasama workshop dengan Musashino Art University yang sudah memasuki tahun ke sepuluh. Hal ini tidak lain karena karena Dr. Dudy dikenal sangat ‘hangat’ dalam menjalin kerjasama. “Semua orang mungkin dapat melakukan kerjasama yang bersifat formal, seperti research, collaboration, join seminars dan sebagainya, tapi yang tidak bisa terlihat adalah bagaimana sebenarnya pak dudy itu membangun pertalian hati, pertalian friendship yang lebih dalam seperti persaudaraan,“ cerita Deddy Wahjudi, salah satu teman dekat almarhum.
Kesan yang mendalam juga dirasakan Professor dari Musashino Art University, Mr Takaaki Bando yang sudah menjalin persahabatan bertahun-tahun dengan Dr. Dudy bahkan sudah seperti saudara, yang secara tidak langsung mempengaruhi kerjasama ITB-Jepang hingga sampai sekarang. “Kami harap kami akan terus meneruskan kerjasama ini, sesuatu yang diperjuangkan Bapak Dudy. Kami sangat kehilangan, rekan-rekan kami di Jepang juga menyampaikan belasungkawa. Bahkan banyak mahasiswa kami yang mempunyai kesan mendalam terdahap beliau,” tambah Mr. Shinichi Ito, salah satu dosen Musashino Art University.
Dekan FSRD, Imam Santosa, juga menyampaikan bela sungkawanya. Dia mengungkapkan segenap keluarga besar FSRD-ITB sangat kehilangan atas berpulangnya almarhum. “Pak Dudy orangnya baik, ramah, cerdas. Almarhum yang membuat connecting pertama kali antara univertas di Jepang dengan FSRD ITB khususnya Chiba University. Selain itu juga memberikan masukan penting untuk arahan penelitian, khususnya di lingkungan prodi Desain Produk. Networkingnya banyak,almarhum juga sangat menyayangi keluarga kecilnya. Oleh sebab itu banyak yang menyukainya,” pungkasnya.
Reporter: Shafire Anjani (Desain Produk 2017)