Civitas Akademika ITB Berduka Atas Berpulangnya (alm) T.M.A. Ari Samadhi
Oleh Ahmad Fadil
Editor Ahmad Fadil
BANDUNG, itb.ac.id – Keluarga Besar Institut Teknologi Bandung tengah berduka. Salah satu dosen terbaiknya, Ir. Tjokorde Made Agung Ari Samadhi, MEngSc. Ph. D berpulang ke Yang Maha Kuasa pada Kamis, 19 Juli 2018 pukul 08.00 WIB di Rumah Sakit St. Borromeus, Bandung.
Almarhum telah mengabdi selama 32 tahun di ITB dan merupakan salah satu anggota kelompok keahlian Sistem Manufaktur di Fakultas Teknologi Industri (FTI). Sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasa almarhum, dilaksanakan prosesi pelepasan jenazah di Labtek III Gedung Matthias Aroef pada Senin (23/7/2018) pukul 10.00 WIB. Jenazah almarhum rencananya akan diberangkatkan pada hari Selasa (24/)7/2018) ke Denpasar, Bali untuk selanjutnya menjalani prosesi Ngaben pada tanggal 16 Agustus 2018.
T.M.A. Ari Samadhi, MSIE,. Ph. D atau yang lebih akrab disapa Pak Tjok ini lahir di Denpasar, 6 September 1962. Beliau mengikuti pendidikan program S1 Teknik Industri di ITB pada 1980-1986, kemudian melanjutkan pendidikan master dan doktor di University of New South Wales hingga 1996 dengan mengambil jurusan Manufacturing Engineering.
Jalur karir yang beliau pilih adalah menjadi seorang dosen atau pengajar, meneruskan jejak sang ayah, Prof. T. Raka Joni. Beberapa penghargaan telah ia peroleh, diantaranya, Dosen Berprestasi dalam Bidang Institusi pada 2016, Satyalancana Karya 20 pada tahun 2014, Penghargaan Pengabdian 25 tahun pada ITB, dan Satyalancana Karya 10 tahun pada 2008.
Selain menjadi seorang dosen, Ia juga aktif berperan dalam jabatan keorganisasian maupun dalam pengelolaan institusi. Beliau juga pernah menjadi Ketua Program Sarjana Teknik Industri dan Manajemen Rekayasa Industri periode 2012 – 2015, Ketua Program Magister Teknik dan Manajemen Industri periode 2010 – 2012. Jabatan terakhir yang diemban ialah sebagai Koordinator Sub Program Studi Profesi Insinyur Teknik Industri ITB periode 2017 – 31 Januari 2018 dan Sekjen IABEE (Indonesian Accreditation Board for Engineering Education) sejak 2017 hingga kemudian beliau berpulang ke Yang Maha Kuasa.
Kehilangan Sosok Dosen Senior Yang Mengayomi
Semasa hidupnya, almarhum dikenal sebagai sosok dosen senior yang sangat mengayomi para dosen muda. Hal itu diungkapkan Dr. Yosi saat ditemui di rumah duka. Dr. Yosi merupakan anak wali dan anak didik sekaligus rekan kerja almarhum di FTI ITB.
Dr. Yosi mengenal Pak Tjok sejak tahun 1999 di mana beliau adalah dosen wali dari Dr. Yosi sekaligus dosen pengajar mata kuliah Perencanaan dan Pengendalian Produksi (PPIC). Kesan Pak Tjok yang mendalam di mata Yosi adalah ketika 2013, beliau meminta Yosi, yang pada saat itu baru bergabung menjadi dosen Teknik Industri, untuk menjadi pembimbing kedua (pembimbing serta) puteri pertama Pak Tjok yang sedang menempuh pendidikan di S2 Sekolah Farmasi ITB.
Selama mengenal almarhum, Yosi merasa sikap egaliter dan pemberian kepercayaan penuh (trust) oleh Pak Tjok merupakan contoh dari Tut Wuri Handayani yang merupakan ungkapan penting dari sebuah keteladanan bagi seorang pendidik atau pemimpin baik moral maupun semangat bagi anak didiknya. Kecintaan para kolega, teman semasa kuliah, alumni, hingga anak didik Pak Tjok ditunjukkan melalui 96 karangan bunga duka cita yang berjejer memenuhi rumah duka maupun di kampus ITB.
Pak Tjok semasa hidupnya memiliki visi yang besar, yaitu merintis dan melakukan percepatan peningkatan mutu pendidikan tinggi teknik di Indonesia sehingga dapat melahirkan sumber daya manusia yang inovatif dan inovasi di bidang keteknikan dan berorientasi pada kesejahteraan manusia, khususnya masyarakat Indonesia. Misi dan rencana kerja untuk memajukan Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia tersebut beliau tuangkan dalam berbagai workshop pendidikan kepada berbagai institusi perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Kesan mendalam juga disampaikan oleh Rektor ITB, Prof. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA., untuk almarhum. “Pak Tjok banyak membantu saya. Beliau dikenal tak kenal lelah berupaya memberikan informasi edukasi terkait pentingnya kualitas pendidikan tinggi teknik melalui proses akreditasi nasional maupun internasional,” ucap Kadarsah. Menurut Rektor, harapan Pak Tjok perlu dilanjutkan oleh para penerusnya, salah satunya dalam hal mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan tinggi teknik di Indonesia, khususnya bidang pendidikan Teknik Industri.
Berpulangnya T.M.A Ari Samadhi, membuat Civitas Akademika ITB berduka karena kehilangan salah seorang dosen terbaiknya. Almarhum saat ini meninggalkan seorang istri, Sapto Anjayani dan dua orang puteri, T. I. Armina Padmasawitri dan T.I. Ardelia Padmasawitri.
Reporter : Diah Rachmawati