ITB Berkolaborasi dengan UI dan TU-Delft Selenggarakan Seminar Internasional terkait Transisi Energi

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id--Institut Teknologi Bandung menyelenggarakan seminar internasional yang berkolaborasi dengan Universitas Indonesia, Kemendikbud Ristek, BRIN, The Dutch Research Council (NWO), dan TU-Delft, Selasa (18/10/2022).

Acara yang berlangsung secara hybrid dari Multipurpose Hall CRCS ITB, itu mengangkat tema yang sangat penting yakni mengenai "Indonesia Energy Transition: Towards Sustainable Regional Economic Development".

LPPM ITB bekerja sama dengan TU Delft sedang melaksanakan penelitian berjudul “Regional Development Planning and Ideal Lifestyle of Future Indonesia
- By Utilizing Advance Green Energy Technology and Trans/Inter-disciplinary Approaches”
(Program Ristekdikti dan NWO Belanda) yang dilaksanakan 2020/2022 dengan ketua tim dari Indonesia adalah Dr. Harkunti P. Rahayu dari SAPPK ITB dan ketua tim dari Belanda Prof. Kornelis Blok dari TU Delft. Program tersebut melibatkan dosen-dosen ITB dari berbagai disiplin ilmu.

Sebagai bagian dari penelitian tersebut, juga diselenggarakan Joint Seminar Internasional dengan tema Indonesia Energy Transition: Towards Sustainable Regional Economic Development pada tanggal 18 Oktober 2022 bertempat di Multipurpose Hall Gedung CRCS ITB. Tujuan dari seminar ini adalah adalah untuk menjaring dan mendiseminasikan informasi terkini proses transisi energi di Indonesia dan global, Eropa khususnya.

Seminar ini menghadirkan pembicara kunci yaitu Ir. Yudo Dwinanda Priaadi, M.S., selaku Ketua Transisi Energi di Kementerian ESDM, lalu terdapat pula pembicara lainnya yakni Ir. Satya Widya Yudha, M.Sc., dari Dewan Energi Nasional, Andriah Feby Misna, S.T., M.T., M.Sc., dari Kementerian ESDM.

Ir. Harkunti P. Rahayu, Ph.D., dari Sekolah Arsitektur dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB dalam sambutannya menyampaikan bahwa Indonesia mengalami ketidakamanan energi karena bencana alam seperti perubahan iklim, cuaca ekstrem. Sementara itu sektor energi merupakan bagian yang penting bagi suatu negara termasuk Indonesia, seperti halnya gaya hidup manusia yang membutuhkan kuantitas dan kualitas energi yang tidak sedikit.

Peralihan dari energi konvensional menuju energi terbarukan menjadi penting untuk mengatasi persoalan krisis energi tersebut. Perubahan akibat pemanasan global menjadi dasar penting untuk beralih ke energi hijau dan sumber daya alam terbarukan. "Isu ini adalah dasar dari kerja sama dan kolaborasi yang dibangun antara ITB, UI, dan TU Delft dengan pendanaan riset yang didukung pula oleh The Dutch Research Council (NWO) dan Kemendikbud Ristek," ujarnya.

Dari hasil kerja sama joint research tersebut, telah menghasilkan jurnal/paper, policy paper, dan academic article. Policy paper yang telah dibuat telah diterima oleh pemerintah di Bali untuk mewujudkan energi hijau dan bersih bagi lingkungan.

"Saya berharap melalui riset kolaborasi ini tidak hanya untuk penelitian semata melainkan juga berkontribusi bagi lingkungan di Indonesia menuju transisi energi," ujarnya.

Mewakili TU-Delft, Prof. Kornelis Blok menyampaikan, transisi energi menjadi isu yang penting yang juga menjadi konsen dalam riset-riset yang dihasilkan oleh TU-Delft, misalnya mengenai solar energi, nuklir energi, green energyi, dll. Ia berharap melalui program Joint Research ini dapat menghasilkan impact bagi pemerintah.

Sementara itu, Ketua LPPM ITB Dr. Eng. Ir. Yuli Setyo Indartono menyampaikan masalah energi adalah masalah bersama. Itikad perubahan telah diupayakan misalnya melalui perjanjian Paris (paris agreement) yang ditandatangani oleh 194 negara, termasuk Indonesia.

Energi baru dan terbarukan adalah salah satu solusi yang bisa dilakukan untuk melaksanakan komitmen Paris Agreement. Dengan energi baru terbarukan, lanjutnya, bisa mengurangi impor minyak. Selain itu, energi baru dan terbarukan dapat bermanfaat untuk masa depan juga melindungi lingkungan. ITB sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia dengan banyak proyek riset berkaitan dengan sains dan teknologi, sangat aktif terlibat dalam riset tentang energi baru dan terbarukan.

Berkaitan dengan pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia, ITB menyelenggarakan joint research untuk mentransfer pengetahuan tentang pengembangan wilayah penelitian, masa depan Indonesia.

Kolaborasi riset seperti yang dilakukan dalam program ini, kata Dr. Yuli, diharapkan dapat mengembangkan jejaring sekaligus jembatan yang menghubungkan ahli dari ITB dengan pemerintah, industri, dan dunia internasional. "Saya berharap kolaborasi antara ITB, UI, dan TU-Delft, dapat memberikan benefit untuk perkembangan sains dan teknologi, dan juga melalui kerja sama ini dapat memperkuat hubungan antara Indonesia dan Belanda," ujarnya.