ITB Berpartisipasi sebagai Salah Satu Universitas Tuan Rumah Kampanye UN4U

Oleh Diviezetha Astrella Thamrin

Editor Diviezetha Astrella Thamrin

BANDUNG, itb.ac.id - ITB turut berpartisipasi sebagai salah satu universitas tuan rumah penyelenggara kampanye United Nations for You (UN4U) dari 40 universitas lainnya di Indonesia. Bekerja sama dengan United Nations Information Centre (UNIC) Jakarta, kampanya UN4U yang dilaksanakan pada Selasa (09/10/12) lalu digelar dalam bentuk seminar presentasi dengan tema "Building the Future We Want for All". Seminar presentasi yang berlangsung di Aula Timur ITB ini diisi langsung oleh Hubert Gijzen, Direktur UNESCO Jakarta.

UN4U merupakan bagian dari inisiatif global Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon, pada tahun 2008 untuk meningkatkan kesadaran anak-anak muda mengenai program-program kerja PBB. Kampanye UN4U diselenggarakan pula sebagai salah satu rangkaian kegiatan menuju Hari PBB yang diperingati tiap 24 Oktober. Menurut Hubert, kampanye ini membahas peningkatan kebutuhan multilateralisme dalam menghadapi tantangan-tantangan utama global. "Untuk menghadapi tantangan global, diperlukan keterlibatan penuh para pemuda, institusi-institusi akademik, serta universitas-universitas," tutur Hubert.

Pada tahun ini, kampanye UN4U diselenggarakan dalam bentuk perkuliahan umum di universitas-universitas. Kuliah-kuliah umum ini membahas beragam isu yang terkait dengan pembangunan, hak-hak asasi manusia, keamanan dan perdamaian, serta kerjasama internasional dan berbagai rencana pembangunan. Seminar presentasi yang diadakan di ITB mengangkat "The Role of Education, Science, and Culture" sebagai subtema pilihannya.

Pada seminar presentasinya, Hubert menyinggung polusi masif yang kini tengah melanda dunia. Dimulai dari polusi air dimana sumber-sumber mata air telah tercemar, polusi tanah, hingga laut yang kini sedang terancam sumber dayanya. Disebutkan pula bahwa polusi merupakan salah satu dari 10 kunci tantangan global disamping penjaminan pangan, pemberantasan kemiskinan, pertumbuhan populasi, wabah penyakit lama dan baru, energi, bencana, sumber air lingkungan, perubahan iklim, serta kedamaian dan keamanan.

Untuk menguasa 10 kunci tantangan global ini, Hubert kembali menegaskan peran penting pendidikan sebagai pencipta masa depan berkelanjutan. "Untuk menciptakan masa depan berkelanjutan dibutuhkan keterampilan-keterampilan baru dan insinyur-insinyur yang menguasai keterampilan tersebut," pesannya.