ITB Berperan dalam Pengembangan Geopark Belitong
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
*Sumber: geoparkbelitong.net
BANDUNG, itb.ac.id—Pengembangan geopark merupakan sebuah konsep baru pariwisata di Indonesia. Sudah ada beberapa lokasi yang telah dinyatakan sebagai gopark nasional oleh pemerintah, misalnya Geopark Ciletuh, Geopark Danau Toba, Geopark Rinjani, termasuk Geopark Belitong.
Dalam pengembangan Geopark Belitong, Institut Teknologi Bandung (ITB) memliki peran di dalamnya. Peran tersebut telah dilakukan oleh para alumni yang tergabung dalam Yayasan ITB ’81. Kini, ITB juga memiliki peran dalam pengembangan konsep Astrotourism di Geopark Belitong yang sedang didaftarkan menjadi geopark dunia.
Konsep astrotourism dijelaskan oleh Kepala Biro Kemitraan ITB yang juga Dosen Prodi Astronomi ITB Prof. Dr. Taufiq Hidayat, DEA, yaitu konsep wisata alam baru di dunia yang mulai muncul terutama di Eropa dan Amerika. Alasan model tourism baru ini muncul karena sekarang banyak orang-orang tinggal di perkotaan di mana kalau di malam hari hanya melihat langit yang terang.
“Peran ITB dalam hal ini adalah mengenalkan hal-hal alam yang unik ini di Pulau Belitung. Makanya di dalam pengusulan itu ada astrotourism,” ucapnya.
Model wisata alam berkonsep astrotourism ini mencoba mengajak manusia kembali kepada alam dengan melihat keindahan benda-benda langit di malam hari. Hal tersebut sulit dilakukan karena kebanyakan manusia tinggal di perkotaan yang terpengaruh oleh polusi cahaya.
Dijelaskan Prof. Taufiq, salah satu yang mendorong semangat mengembangkan astrotourism adalah, besarnya keingintahuan masyarakat terhadap peristiwa-peristiwa langit yang diberitakan di media. Sebagai contoh, saat gerhana Matahari Total 2016 begitu banyak turis luar negeri yang datang ke berbagai kota di Indonesia yang dilalui gerhana. Di pihak lain pemerintah juga mendorong dikembangkannya kepariwisataan sebagai sumber devisa yang penting. Maka astrotourism berpotensi besar dikembangkan untuk mendukung kepariwisataan Indonesia.
Pada Kamis, 3 September 2020 lalu, ITB mulai melakukan penjajakan kerja sama dengan BP Geopark Nasional Belitong dalam rangka pengembangan potensi di geosite melalui kegiatan pendampingan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
*Foto: Dok. Humas ITB
Geopark Belitong terletak di Pulau Belitung, Provinsi Bangka-Belitung, kurang lebih 400 km di sebelah Utara Jakarta, atau 500 km di sebelah Selatan Singapura. Geopark Belitong memiliki luas total sekitar 4.800 km2 daratan dan 13.000 km2 laut.
“Belitong” sendiri adalah nama tradisional Pulau Belitung, sebuah pulau kaya timah dengan sejarah yang menakjubkan, geologi yang spektakuler, dan pemandangan yang indah. Nama “Belitong” mewakili adat istiadat, budaya, dan sejarah masyarakat yang tinggal di pulau itu.
“Geopark itu suatu konsep baru memperkenalkan pariwisata yang bersifat alam unik yang khas yang tidak gampang ditemukan di tempat lainnya. Jadi itu suatu hal yang khas di Belitong sehingga bisa mengundang orang untuk berkunjung,” ujar Prof. Taufiq.
Dalam kerja sama yang akan dilakukan tersebut, tidak hanya di bidang astrotourism melainkan juga pembuatan pusat pemantauan perubahan iklim, dan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat lainnya.