ITB Dari Masa ke Masa
Oleh alitdewanto
Editor alitdewanto
BANDUNG, itb.ac.id- ITB yang pada tahun ini telah melewati ulang tahun emas tentunya tidak lepas dari sejarah. Sebagai generasi masa kini, tentunya penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana sejarah itu. Jangan hanya menjadi mahasiswa yang terpaku dengan studi saja sehingga penggalan-penggalan kisah lama tersebut menjadi terlupa dan semakin terhilang. Sejarah itulah yang menjadi saksi ITB dari masa ke masa yang sarat akan perubahan, perjuangaan, dan transformasi keunggulan. Sebagai salah satu wahana mengetahui secuplik sejarah ITB, dipasanglah dinding sejarah di antara lapangan basket dan lapangan segitiga Campus Center ITB selama peringatan Dies Emas International Conferences (15-20 Juni 2009).
Kurun 1920-1960
Kampus utama ITB saat ini merupakan lokasi dari sekolah teknik pertama di Indonesia dengan nama pertama, Technische Hogeschool (TH). Akibat pendudukan militer Jepang, TH ditutup sementara selama 2 tahun. Dibuka kembali pada tahun 1944 oleh Pemerintah Jepang dengan nama Bandung Kogyo Daigaku (BKD). Kekalahan Jepang pada Perang Dunia II membuat BKD ditutup selama 1 tahun dan diambil alih oleh NICA dengan nama Universiteit van Indonesie. Kemudian dilebur sebagai bagian dari Universitas Indonesia sebagai Fakultas Teknik dan Falkultas Ilmu Pasti dan Ilmu Pengetahuan.
Nama Institut Teknologi Bandung sendiri resmi lahir pada 2 Maret 1959 yang diresmikan secara langsung oleh Presiden RI waktu itu, Ir. Soekarno. Tercatat, hadir pula Hoo Chi Minh, presiden Vietnam Utara (nama kala itu, sekarang bersatu menjadi Vietnam-red). ITB lahir dalam suasana penuh dinamika mengemban misi pengabdian ilmu pengetahuan dan teknologi, yang brpijak pada kehidupan nyata di bumi sendiri bagi kehidupan dan pembangunan bangsa yang maju dan bermartabat.
Tahun 1960-an
Dasawarsa pertama merupakan masa ITB untuk melengkapi diri dengan pengisian organisasi, terutama dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Langkah yang dieksekusi kala itu ialah melengkapkan jumlah dan meningkatkan kemampuan tenaga pengajar dengan penugasan belajar ke luar negeri. Mahasiswa ITB sendiri juga terbilang paling aktif dalam melalukan aksi demo demi membela kesejahteraan rakyat.
Tahun 1970-an
Satuan akademis yang telah dibentuk menjadi telah berubah menjadi satuan kerja yang juga berfungasi sebagai satuan sosial-ekonomi yang secara terbatas menjadi institusi semi-otonomi. Program Tahap Persiapan Pertama (sekarang Tahap Persiapan Bersama, disingkat TPB-red) dibuka pada tahun 1973 sebagai program untuk menyamakan standar mahasiswa baru yang berasal dari berbagai sekolah dan pelosok tanah air. Kegiatan kemahasiswaan menjadi semakin 'hebat' dan puncaknya pada tahun 1978 terjadi pendudukan militer di kampus tahun 1978.
Tahun 1980-an
Pada kurun ini, ITB mulai memasuki kepranataan dan proses belajar di masa modern. Program pascasarjana mulai dibuka, pertama kali pada tahun 1979.
Tahun 1990-an
ITB mulai memilki 26 departemen program sarjana, termasuk departemen Sosioteknologi serta 34 prodi S2/magister dan 3 bidang studi S3/doktor. Aksi mahasiswa yang dikenang masa itu ialah Reformasi 1997-1998 yang menggulingkan pemerintahan presiden kala itu, Soeharto.
Tahun 2000-an
Melalui Peraturan Pemerintah No. 155 Tahun 2000, status ITB yang semula perguruan tinggi menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). ITB semakin mendapat tempat dalam persaingan universitas berkelas dunia oleh badan-badan survey peringkat dunia. Begitu pula dalam prestasi maahsiswanya. Sebagai contoh, Team Antarmuka yang memenangi Rural Innovation Award dalam Imagine Cup di Paris pada 1 Juli 2008.
Masa Depan
Itulah ITB dari masa ke masa. Itulah yang menjadi sandaran untuk menatap masa depan. Untuk ke depan, ITB akan semakin meningkatkan kualitasnya sebagai research and development university dengan kriteria:
Kampus utama ITB saat ini merupakan lokasi dari sekolah teknik pertama di Indonesia dengan nama pertama, Technische Hogeschool (TH). Akibat pendudukan militer Jepang, TH ditutup sementara selama 2 tahun. Dibuka kembali pada tahun 1944 oleh Pemerintah Jepang dengan nama Bandung Kogyo Daigaku (BKD). Kekalahan Jepang pada Perang Dunia II membuat BKD ditutup selama 1 tahun dan diambil alih oleh NICA dengan nama Universiteit van Indonesie. Kemudian dilebur sebagai bagian dari Universitas Indonesia sebagai Fakultas Teknik dan Falkultas Ilmu Pasti dan Ilmu Pengetahuan.
Nama Institut Teknologi Bandung sendiri resmi lahir pada 2 Maret 1959 yang diresmikan secara langsung oleh Presiden RI waktu itu, Ir. Soekarno. Tercatat, hadir pula Hoo Chi Minh, presiden Vietnam Utara (nama kala itu, sekarang bersatu menjadi Vietnam-red). ITB lahir dalam suasana penuh dinamika mengemban misi pengabdian ilmu pengetahuan dan teknologi, yang brpijak pada kehidupan nyata di bumi sendiri bagi kehidupan dan pembangunan bangsa yang maju dan bermartabat.
Tahun 1960-an
Dasawarsa pertama merupakan masa ITB untuk melengkapi diri dengan pengisian organisasi, terutama dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Langkah yang dieksekusi kala itu ialah melengkapkan jumlah dan meningkatkan kemampuan tenaga pengajar dengan penugasan belajar ke luar negeri. Mahasiswa ITB sendiri juga terbilang paling aktif dalam melalukan aksi demo demi membela kesejahteraan rakyat.
Tahun 1970-an
Satuan akademis yang telah dibentuk menjadi telah berubah menjadi satuan kerja yang juga berfungasi sebagai satuan sosial-ekonomi yang secara terbatas menjadi institusi semi-otonomi. Program Tahap Persiapan Pertama (sekarang Tahap Persiapan Bersama, disingkat TPB-red) dibuka pada tahun 1973 sebagai program untuk menyamakan standar mahasiswa baru yang berasal dari berbagai sekolah dan pelosok tanah air. Kegiatan kemahasiswaan menjadi semakin 'hebat' dan puncaknya pada tahun 1978 terjadi pendudukan militer di kampus tahun 1978.
Tahun 1980-an
Pada kurun ini, ITB mulai memasuki kepranataan dan proses belajar di masa modern. Program pascasarjana mulai dibuka, pertama kali pada tahun 1979.
Tahun 1990-an
ITB mulai memilki 26 departemen program sarjana, termasuk departemen Sosioteknologi serta 34 prodi S2/magister dan 3 bidang studi S3/doktor. Aksi mahasiswa yang dikenang masa itu ialah Reformasi 1997-1998 yang menggulingkan pemerintahan presiden kala itu, Soeharto.
Tahun 2000-an
Melalui Peraturan Pemerintah No. 155 Tahun 2000, status ITB yang semula perguruan tinggi menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). ITB semakin mendapat tempat dalam persaingan universitas berkelas dunia oleh badan-badan survey peringkat dunia. Begitu pula dalam prestasi maahsiswanya. Sebagai contoh, Team Antarmuka yang memenangi Rural Innovation Award dalam Imagine Cup di Paris pada 1 Juli 2008.
Masa Depan
Itulah ITB dari masa ke masa. Itulah yang menjadi sandaran untuk menatap masa depan. Untuk ke depan, ITB akan semakin meningkatkan kualitasnya sebagai research and development university dengan kriteria:
- academic exellence for education
- academic exellence for industrial relevance
- academic exellence for contribution of the new knowledge
- academic exellence for empowerment.