ITB Fair 2010 : Edu Kidz, Pembelajaran dalam Semangat Berkreasi

Oleh prita

Editor prita

BANDUNG, itb.ac.id - Puluhan anak sekolah dasar memadati selasar Gedung Achmad Bakrie (Labtek VIII) dan Gedung Benny Subianto (Labtek V) ITB. Guru-guru dan orang tua murid juga terlihat menyertai. Mereka merupakan partisipan Edu Kidz - acara ITB Fair 2010 yang diperuntukkan bagi siswa SD, yang terdiri dari empat macam "kelas": paperclay class, origami class, drawing class, dan cooking class.

Edu Kidz berlangsung pada 6 dan 7 Februari 2010. Pada 6 Februari 2010 pukul 10.00-17.00, siswa SD Al-Falah, SD Coblong IV, dan SD Coblong VI mendapat kesempatan untuk belajar menggambar, memasak, melipat kertas, dan bermain plastisin. Adapun pada 7 Februari 2010 pukul 08.00-17.00, Edu Kidz dibuka untuk anak-anak dari kalangan umum.

Plastisin dari Tapioka

Koordinator paperclay class, Fisaura Unsa (FTTM 2009), menuturkan bahwa paperclay class pada Edu Kidz menggunakan produk semacam plastisin.  "Plastisin yang dijual di pasaran mengandung sebagian bahan minyak bumi," jelasnya. "agar menggunakan bahan yang lebih terbarukan, untuk kegiatan ini, plastisin kami buat sendiri dari tepung terigu, tapioka, atau tepung beras, lalu dicampur lem dan pewarna."

Pelatih (trainer) untuk paperclay class sebagian besar berasal dari Program Studi Seni Rupa (SR) ITB. Di "kelas" ini, peserta dibagi menjadi berkelompok. Setiap kelompok membuat karya seni menggunakan plastisin. Sambil memandu, trainer juga memberi ruang bagi peserta untuk berkreasi sebebas-bebasnya.
Pada cooking class, peserta diajak melakukan demo memasak.

"Setiap peserta mendapat giliran memegang spatula dan mencoba memasak," tutur Rininta Sari (SBM 2009), koordinator cooking class. "saat peserta melakukan demo memasak, trainer tetap berada di samping peserta sambil memberikan arahan."

Orang tua murid sangat mendukung kegiatan pengembangan kreativitas semacam ini. Salah satu orang tua murid SD Al-Falah mengungkapkan bahwa dirinya sangat mendukung kegiatan pengembangan kreativitas yang dilaksanakan di luar sekolah. Menurutnya, peserta didik tidak hanya memerlukan pendidikan di dalam kelas, pengembangan keterampilan di luar kelas pun sangat diperlukan sebagai penyeimbang dan pendukung kegiatan resmi belajar mengajar.

Kegiatan dikemas sedemikian rupa sehingga terasa menyenangkan bagi anak-anak. Trainer yang interaktif, pemberian hadiah bagi kelompok dengan karya terbaik, merupakan beberapa kelebihan acara ini. Format kegiatan disusun sehingga anak-anak merasa nyaman bahkan tertantang untuk berkreasi.

[Fathir Ramadhan]