ITB Fair 2010 : Talkshow Idea Mall 2, Potensi Bangsa Agar Tercipta Teknologi Berbasis Masyarakat

Oleh kikywikantari

Editor kikywikantari

BANDUNG,itb.ac.id - Melanjutkan talkshow Idea Mall I, talkshow Idea Mall 2 dengan tema "Pemberdayaan Potensi Bangsa dalam Pengembangan Teknologi Berbasis Industri dan Masyarakat" diadakan pada Minggu(07/02/10). Bertempat di aula barat ITB, talkshow ini dihadiri oleh Drs. H. Suharna Surapranata, MT (Menristek RI), Adi Sasono (Menteri KUKM 1998-1999), serta Dr. Ir. Adik Avianto Sudarsono, MSIE (Dirut PT Pindad) sebagai pembicara. Shana Fatina Sukarsono, Presiden Kabinet Keluarga Mahasiswa ITB (2008-2009) berperan sebagai moderator talkshow.

Pada presentasinya, Suharna Surapranata berbicara tentang peran pemerintah sebagai regulator dan pemberi insentif. Sebagai regulator, pemerintah harus memberikan layanan agar penelitian dan inovasi berjalan sinergis. Pemerintah harus memastikan agar hasil kreasi para engineer memenuhi permintaan industri, sehingga penemuan tersebut tidak mubazir dan dapat dilepas ke masyarakat. Selain itu, pemerintah harus memberi insentif, sebagai stimulus (perangsang) berkembangnya produk-produk yang memenuhi tuntutan industri.

Sementara itu, Adi Sasono mengungkapkan bahwa permasalahan di sektor industri adalah kurangnya dana dan teknologi yang rendah. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan sinergi banyak pihak. Pemerintah, misalnya, dapat menyusun kebijakan yang lebih pro rakyat, sehingga aset strategis tidak banyak dikuasai pihak asing. Kebijakan pun hendaknya tidak berdasar pada keuntungan jangka pendek. Sedangkan kalangan industri dan engineer, dapat mengusahakan terciptanya teknologi yang murah dan user friendly, namun tetap memenuhi standar dan syarat yang berlaku.

PT Pindad: Sinergi Dinamis Demi Pertahanan Nasional yang Tangguh


Presentasi oleh Adik Avianto Sudarsono diawali dengan pengenalan produk-produk PT Pindad, di antaranya senjata kaliber besar dan kecil, amunisi kaliber besar dan kecil, rudal, kendaraan tempur, serta produk pertahanan lainnya. Pembuatan dan penguasaan produk-produk ini berkontribusi secara langsung pada pertahanan nasional (hannas).

Lebih lanjut, Adik Avianto Sudarsono menjelaskan bahwa industri hannas yang mandiri diperlukan dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap negara lain. Ia mengungkapkan, jika begantung pada negara lain, kita akan banyak mengalami hambatan ketika negara produsen itu mengurangi jumlah atau menghambat produksinya.

Pembuatan produk hannas asli Indonesia dapat dilakukan atas kerja sama pemerintah (Bappenas, Menag BUMN), pengguna (Dephan-TNI AD/AL/AU), institusi litbang (Ristek, BPPT), dan Perguruan Tinggi. Pada masa-masa awal praktek pembuatan produk hannas asli Indonesia, dapat dilakukan beberapa cara, di antaranya technology transfer dan reverse engineering.

Penguasaan teknologi dalam bidang hannas memerlukan waktu dan tahapan. Salah satu puncak pencapaian PT Pindad terjadi pada 2007, dimana pemerintah memberikan pesanan 150 unit Panser Anoa 6x6, diikuti kontrak pengadaan pada Juni 2008 kepada PT Pindad. Hal ini merupakan prestasi tersendiri dan menunjukkan bahwa PT Pindad telah mendapat kepercayaan dari pemerintah.

Sebagai penutup presentasi, Adik Avianto Sudarsono berpesan agar lulusan Perguruan Tinggi ikut membangun Indonesia dengan bekerja pada perusahaan dalam negeri. "Indonesia memerlukan regenerasi SDM unggul untuk meneruskan pembangunan dalam negeri," ungkapnya.

[Fathir Ramadhan]


scan for download