Dilpa, yang juga Duta Kampus ITB, mengatakan bahwa motivasinya mengikuti pemilihan Mojang Jajaka berasal dari keinginan mendalam untuk mengembangkan kemampuan berbicara di depan umum dan memperluas jejaring sosial, terutama di Kabupaten Bandung.

"Saya melihat ini bukan hanya sebagai suatu tantangan, tetapi juga sebagai upaya konkret untuk mengaplikasikan potensi dan keterampilan yang telah saya kembangkan sebelumnya," ujar Dilpa.

Selama proses seleksi, Dilpa menghadapi berbagai tantangan, salah satunya jadwal yang padat. Namun, dukungan positif dari dosen membantu Dilpa menjalani proses tersebut dengan lancar hingga mencapai tahap final.

"Pada tahap karantina, saya diberi amanah untuk menjadi Abah Mojang Jajaka angkatan 2023, sebuah tanggung jawab yang membawa kebanggaan tersendiri. Saya tidak hanya berpartisipasi aktif dalam menjalankan tugas, tetapi juga berusaha merangkul teman-teman seangkatan dengan penuh kehangatan," ujarnya.

Keberhasilan Dilpa sebagai Jajaka Harapan 1 Kabupaten Bandung didukung oleh ide dan inovasi yang dihadirkan dalam tahap wawancara seleksi. Ide terkait pengelolaan sampah menjadi fokus presentasinya.

Dilpa memberikan sejumlah tip dan trik untuk meraih prestasi di tengah kesibukan, termasuk berkomunikasi secara terbuka dengan dosen dan teman-teman, menjajaki berbagai peluang untuk membantu meringankan beban ekonomi keluarganya, dan memanfaatkan lingkungan atau komunitas positif.

"Dengan memadukan keseimbangan antara tugas akademis, komunikasi yang efektif, dan pemanfaatan peluang di sekitar, saya berhasil meraih prestasi ini. Ini bukan hanya tentang mencari keberhasilan secara individu, tetapi juga bagaimana setiap langkah yang diambil dapat memberikan dampak positif pada diri sendiri dan lingkungan sekitar," ujarnya.

Reporter: Hafsah Restu Nurul Annafi (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)