INSPIRE 2025: LPDP ITB Dorong Inovasi, Kewirausahaan, dan Edukasi Beasiswa

Oleh Kayla Annisa Erian - Mahasiswa Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, 2023

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

Peserta luring INSPIRE 2025 di CRCS, ITB Kampus Ganesha, Sabtu (1/11/2025). (Dok. INSPIRE 2025)

BANDUNG, itb.ac.id – Kelurahan 12 LPDP ITB, komunitas penerima beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) menggelar INSPIRE 2025 yang menjadi acara puncak yang berfokus pada kolaborasi, komunikasi, dan pengembangan diri, yang digelar di ITB Kampus Ganesha, Sabtu (1/11/2025). Kegiatan ini dihadiri 250 peserta secara daring dan luring.

Redgie, Ketua Kelurahan 12 ITB sekaligus mahasiswa Magister Teknik Geofisika, berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi calon awardee LPDP dan seluruh massa kampus.

Seminar Beasiswa LPDP pada INSPIRE 2025 di CRCS, ITB Kampus Ganesha, Sabtu (1/11/2025). (Dok. INSPIRE 2025)

Acara ini terbagi menjadi tiga segmen, yaitu Seminar Beasiswa LPDP, Entre Talk 3.0, dan Final Pitching Top 6 Business Idea Competition.

Seminar Beasiswa LPDP mengusung tema “Mengupas Tuntas Beasiswa LPDP dan Strategi Lolos Beasiswa LPDP”. Seminar ini menghadirkan dua pembicara, yakni Dwi Larso (Direktur LPDP) dan Wahyu Bagus Yuliantok (Ketua Mata Garuda LPDP). Keduanya merupakan alumni ITB.

Berbagai topik dibahas untuk membangkitkan semangat mahasiswa dan calon awardee LPDP untuk berkontribusi bagi kampus serta memahami sistematika pendaftaran LPDP tahun ini.

Sementara itu, Entre Talk diadakan sejalan dengan target capaian LPDP yaitu Five Millions Entrepreneurs (5ME).

Pembicara Entre Talk 3.0, Della Yunia Hogiana (kiri) dan I Gusti Ngurah Erlangga (kanan) di CRCS, ITB Kampus Ganesha, Sabtu (1/11/2025). (Dok. INSPIRE 2025)

Entre Talk kali ini mengangkat dua topik. Della Yunia Hogiana alumni Awardee LPDP dan Chief Growth Officer Pateron Indonesia membahas "Product Development & Launch Strategy". Ia menceritakan bagaimana dirinya memulai bisnis serta hal-hal penting yang perlu diingat dalam membuat suatu bisnis.

Sementara itu, I Gusti Ngurah Erlangga Bayu, alumni Awardee LPDP dan Founder serta CEO PT Bintang Terbarukan Indonesia, membahas "Turning Ideas into Reality". Ia mengisahkan bagaimana dirinya mengubah ide menjadi sebuah bisnis. Ia menekankan dalam realisasinya terdapat hambatan dan membutuhkan kerja keras dalam mengumpulkan orang-orang untuk bekerja sama.

Adapun Business Idea Competition merupakan lomba yang dimulai sejak Oktober 2025 yang diikuti 20 tim yang tersaring menjadi 6 tim finalis. Pada hari yang sama diumumkan pemenang kompetisi tersebut.

Eduf Team meraih penghargaan sebagai Juara Favorit. Produk yang diusung tim ini bernama EDUFABILY, sebuah aplikasi pembelajaran yang dirancang khusus untuk penyandang tunanetra.

Aplikasi ini dilengkapi dengan beberapa fitur utama, antara lain TalkBack, sistem pembelajaran berbasis audio yang menyerupai platform musik seperti Spotify, serta fitur AI Conversation. Fitur-fitur tersebut diharapkan dapat mendukung proses belajar siswa tunanetra secara lebih mudah dan interaktif.

Juara ketiga diraih Friepedia Team yang mengembangkan FRIEPEDIA, sebuah sistem berbasis Artificial Intelligence (AI) yang dirancang untuk membantu proses pencarian data dari berbagai sumber secara lebih efisien.

Juara Dua diraih Jumbo Team yang menggagas inovasi pemanfaatan limbah pertanian berupa daun nanas menjadi panel kayu yang dapat digunakan di berbagai bidang. Mereka menamai produknya PALF (Pineapple Leaf Fiber). Daun nanas diekstraksi untuk diambil seratnya, kemudian dipres hingga membentuk panel kayu yang kokoh. Selain dijadikan panel, serat daun nanas dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan sarang burung walet. Melalui inovasi ini, limbah daun nanas yang sebelumnya kurang termanfaatkan dapat bernilai guna tinggi sekaligus mengurangi kebutuhan penebangan pohon untuk produksi kayu.

Adapun juara satu diraih Tenangin Team melalui inovasi berupa aplikasi terapi kesehatan mental. Ide pembuatan aplikasi ini berawal dari fenomena sosial yang ditemukan di salah satu platform media sosial yang mengekspresikan kemarahan atau mencurahkan isi hati mereka secara anonim. Fenomena tersebut menunjukkan banyaknya orang membutuhkan ruang aman untuk menyalurkan emosi tanpa rasa takut dihakimi. Berangkat dari hal tersebut, Tenangin Team merancang aplikasi terapi yang memungkinkan pengguna untuk bercerita secara anonim dengan didampingi oleh maskot bernama Tena. Kehadiran Tena berfungsi untuk menemani pengguna dalam sesi curhat sekaligus membantu meningkatkan suasana hati melalui interaksi yang hangat.

#lpdp #sdg 3 #good health and wellbeing #sdg 4 #quality education #sdg 5 #gender equality #sdg 8 #decent work and economic growth #sdg 9 #industry innovation and infrastructure #sdg 10 #reduced inequalities #sdg 12 #responsible consumption and production #sdg 17 #partnerships for the goals