ITB Gelar Wisuda Ketiga Tahun Akademik 2017/2018
Oleh Ahmad Fadil
Editor Ahmad Fadil
BANDUNG, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) melaksanakan Sidang Terbuka Wisuda Ketiga Tahun Akademik 2017/2018 di Gedung Sabuga Jalan Tamansari, Kota Bandung. Sejumlah 1.954 wisudawan mengikuti upacara sidang terbuka tersebut.
Sebanyak 601 orang wisudawan Program Magister, 34 orang wisudawan Program Doktor, dan 12 orang wisudawan Program Profesi, mengikuti upacara sidang terbuka wisuda ini pada Jumat, 20 Juli. Dan sebanyak 1.307 orang wisudawan Program Sarjana tercatat akan mengikuti sidang terbuka pada Sabtu, 21 Juli.
Rektor ITB Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, memberikan sambutannya dengan tema Menyongsong Revolusi Industri Keempat. Rektor menyampaikan lahirnya istilah Revolusi Industri Keempat yang saat ini menjadi perhatian dunia internasional. “Revolusi Industri Keempat memerlukan peran manusia yang cerdas dan bijak dalam bidang sains, iptek, seni dan humaniora,” katanya dikutip dari buku Wisuda ITB.
Di sela-sela sambutan pada hari pertama wisuda, Rektor ITB memperkenalkan Dr. Khoiruddin kepada keluarga wisudawan dan undangan. Dr Khoiruddin disampaikannya berhasil meraih gelar doktor di usianya yang masih 32 tahun. Dr. Khoiruddin merupakan doktor dari Teknik Kimia ITB dengan 36 makalah internasionalnya yang terindex scopus.
Selanjutnya Rektor berpesan agar wisudawan dapat mengamalkan ilmu, pengetahuan, dan kecakapan yang telah dimiliki untuk memberikan manfaat bagi lingkungannya. Di akhir sambutannya, Rektor membacakan beberapa nama staf pengajar dan mahasiswa ITB yang berprestasi di tingkat nasional maupun internasional pada periode Maret sampai dengan Juni 2018.
Pada upacara wisuda kali ini terdapat sejumlah wisudawan asing dari berbagai negara. Mereka adalah Raudhatul Hassanah Azahar (Malaysia), Nurul Shafiqah Palawangi (Malaysia), Tan Yi Jia (Malaysia), Dao Huy Thuong (Vietnam), Heak Vannak (Cambodia), Seng Sunhor (Cambodia), Mr Yee Yanglasyjiavue (Laos), Temkimleang (Cambodia), Xengmoua Vaneng (Laos), Huy Visal (Cambodia), Pham Xuan Quang (Vietnam), Nur Syakirin Binti Saharom (Malaysia), Fu Guan Zhen (China), dan Khoriyoh Baha (Thailand).
Reporter: Adi Permana